Rumah Tangga Bermasalah, Perlukah Mengunjungi Psikolog Pernikahan?
Ada beberapa alasan kenapa orang mengunjungi psikolog.
Kadang, beberapa alasan yang melatar belakangi memang serius seperti: depresi klinis, anxiety, atau bahkan keinginan untuk bunuh diri.
Seiring berkembangnya waktu, kini mengunjungi psikolog tak lagi dianggap memalukan dan makin banyak alasan yang bisa membuat kita sebaiknya mengunjungi psikolog.
Dalam pernikahan, permasalahan mungkin akan muncul.
Mungkin kita tak berhadapan dengan pasangan yang abusif, tapi ada beberapa hal dari pasangan yang tak kita sukai sehingga berdampak pada keintiman rumah tangga.
Untuk itulah, peran psikolog pernikahan begitu besar.
Keefektifan Mengunjungi Psikolog Pernikahan
Foto: theknot.com
Penelitian sains mengenai keefektifan mengunjungi psikolog pernikahan semakin banyak dan bisa dicari dengan mudah.
Data yang ada menunjukkan bahwa pergi mencari bantuan profesional untuk menyelamatkan rumah tangga sebelum mencapai tahap kritis ternyata sangat membantu beberapa pasangan.
Metode bernama Emotionally Focused Couples Therapy yang ditemukan oleh Dr. Sue Johnson ini terbukti bisa membantu pasangan-pasangan yang juga memiliki kesulitan untuk berkomunikasi satu sama lain.
Konflik yang Tak Kunjung Mereda
Foto: happyrelationships.com
Melalui riset John Gottman, beberapa pasangan menghadapi konflik dengan cara yang tidak sehat.
Seperti membentak pasangan, mendiamkan pasangan, atau bahkan menggunakan cara pasif agresif.
Sayangnya, tak ada jalan pintas untuk mengendalikan konflik secara cepat dan instan, sehingga pergi mengunjungi psikolog pernikahan memang terkadang diperlukan untuk kesehatan hubungan pernikahan.
Belajar untuk Memproses dan Menyelesaikan Masalah
Foto: newdaycenters.org
Kedua belah pihak perlu untuk membicarakan masalah mereka tanpa adanya ketakutan akan menyakiti pasangannya.
Dalam konseling pernikahan, kita akan belajar bahwa kita ternyata bisa mendapatkan apa yang kita inginkan tanpa harus membuat sebuah konflik baru dalam hubungan.
Konseling pernikahan bisa menyediakan lingkungan aman untuk mengekspresikan semua perasaan kita tanpa harus merasa terancam.
Selain itu, kita juga akan lebih mengerti dan memahami pasangan karena di dalam konseling kita akan lebih fokus terhadap kebutuhan dan keinginan pasangan.
Sehingga di akhir sesi konseling, kedua belah pihak akan lebih merasa didengarkan karena sudah berhasil mengeluarkan perasaan yang mungkin selama ini hanya bisa dipendam.
Nah, itulah peran psikolog pernikahan. Sekarang Moms bisa memutuskan, butuh psikolog pernikahan atau tidak dalam rumah tangga.
(SN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.