15 Agustus 2023

Rotavirus, Virus Penyebab Diare dan Muntah pada Anak

Infeksi rotavirus bisa dicegah dengan vaksinasi

Rotavirus adalah salah satu virus yang bisa membahayakan Si Kecil. Jadi, cobalah untuk selalu menjaga kebersihan Si Kecil, ya!

Dilansir dari Centers of Disease Control and Prevention, Rotavirus biasanya menyebabkan diare dan muntah yang parah pada bayi dan anak kecil.

Jika dibiarkan, anak-anak bisa mengalami dehidrasi dan perlu diraat di rumah sakit. Akibat terparah dari Rotavirus bisa menyebabkan kematian.

Infeksi ini bisa dicegah dengan vaksinasi.

Ketahui lebih lanjut tentang penjelasan vaksin rotavirus berikut ini ya, Moms.

Sebelum mengenal vaksin Rotavirus, yuk ketahui lebih dalam mengenai kondisi ini!

Baca Juga: Bolehkah Bayi Dimandikan Setelah Imunisasi? Ini Kata Dokter!

Apa Itu Rotavirus?

Ilustrasi Rotavirus (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Rotavirus (Orami Photo Stock)

Seperti yang sudah dijelaskan, Rotavirus adalah virus yang menyebabkan diare dan muntah parah pada anak kecil.

Lebih dalam dr. Hadianti Adlani, Sp.PD-KPTI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik & Infeksi RSPI - Bintaro Jaya menjelaskan, Rotavirus menyerang saluran pencernaan sehingga dapat menyebabkan penyakit gastroenteritis.

Hampir setiap anak di dunia pernah terinfeksi setidaknya sekali sebelum usia lima tahun.

Rotavirus dapat menyerang usia dewasa, seperti:

Rotavirus adalah genus dari virus RNA yang termasuk golongan family reoviridae.

Penyakit ini dapat menular melalui jalur fecal-oral atau melalui tinja penderita secara kontak fisik atau adanya kontaminasi air, makanan, minuman dan benda benda yang ada di sekitar, biasanya karena kebersihan lingkungan dan diri penderitanya kurang higienis.

Tubuh bayi dan anak masih memiliki imunitas cenderung lemah, karena itu untuk dapat melindungi tubuhnya dari bakteri dan virus yang berisiko, Si Kecil perlu dilakukan imunisasi atau vaksinasi.

Dalam melakukan imunisasi, Moms juga perlu mengikuti tahapan imunisasi yang sesuai dengan pertumbuhannya.

Salah satu vaksin yang wajib dilakukan adalah vaksin rotavirus.

Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Tidur Telentang? Ini Kata Dokter!

Gejala Rotavirus

Ilustrasi Bayi Menangis (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Bayi Menangis (Orami Photo Stock)

Gejala awal infeksi Rotavirus biasanya akan muncul 2 hari setelah penderita terpapas virus ini.

Biasanya gejala awal infeksi ini, antara lain:

  • Diare selama 3-8 hari
  • Muntah
  • Demam
  • Nyeri perut

Diare yang terjadi akibat infeksi Rotavirus sering menyebabkan dehidrasi.

Virus ini pun kerap menyerang kelompok usia anak-anak.

Berikut adalah gejala dehidrasi yang terjadi akibat rotavirus:

  • Mulut kering
  • Mata terlihat cekung
  • Frekuensi buang air kecil yang berkurang
  • Kesadaran menurun
  • Munculnya rasa haus yang berlebihan
  • Ujung jari terasa dingin.

Cara Mencegah Rotavirus

Ilustrasi Vaksin Rotavirus
Foto: Ilustrasi Vaksin Rotavirus (Dct.azureedge.net)

Vaksin rotavirus direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk diberikan pada bayi di bawah usia 6 bulan

Vaksin ini dibutuhkan untuk mencegah bayi atau anak terkena diare akibat infeksi rotavirus, yang mana jika tidak diobati dengan tepat diare yang terjadi dapat mengakibatkan dehidrasi berat yang berbahaya bagi penderitanya.

Walaupun demikian, penyakit infeksi rotavirus ini bersifat self-limiting disease atau dapat sembuh dengan sendirinya.

Vaksin rotavirus ada 2 jenis, yaitu vaksin rotavirus monovalent dan pentavalen, yang sama-sama baik dan efektif.

Oleh karenanya, keputusan jenis vaksin yang akan diberikan tergantung pada harga dan ketersediaaan vaksin tersebut di fasilitas kesehatan yang menyediakan.

Vaksin rotavirus secara tetesan di mulut (per oral) bukan dengan suntikan.


Mengutip Ikatan Dokter Anak Indonesia, vaksin rotavirus yang beredar di Indonesia saat ini ada 2 macam: Rotareq dan Rotarix.

  • Rotateq diberikan sebanyak 3 dosis: dosis pertama diberikan usia 6-14 minggu, dosis ke-2 setelah 4-8 minggu kemudian, dan dosisi ke-3 maksimal usia 8 bulan.
  • Sementara, Rotarix diberikan 2 dosis: dosis pertama diberikan di usia 10 minggu, dan dosis kedua pada usia 14 minggu (maksimal pada usia 6 bulan).

Bila bayi belum diimunisasi vaksin rotavirus pada usia lebih dari 6-8 bulan, maka tidak perlu diberikan karena belum ada studi terkait keamanannya untuk Si Kecil.

Vaksin rotavirus jarang menimbulkan efek samping, tetapi Si Kecil dapat mengalami reaksi alergi baik ringan sampai berat, seperti:

  • Adanya mual
  • Muntah
  • Lebih rewel
  • Diare, tetapi akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Jika terjadi reaksi alergi berat seperti reaksi anafilaksis segera bawa pasien ke fasilitas kesehatan untuk mendapat pertolongan.

Menimbang manfaat dan risikonya sama seperti vaksin jenis lainnya, pemberian vaksin tetap disarankan karena terbukti secara signifikan dapat mencegah bayi maupun anak dari infeksi rotavirus.

Baca Juga: Apakah Nanas Bisa Mencegah Kehamilan? Ini Kata Dokter!

Pentingnya Vaksin Rotavirus

Ilustrasi Vaksin (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Vaksin (Orami Photo Stock)

Menurut HealthyChildren.org, rotavirus adalah virus yang menyebabkan diare, kebanyakan terjadi pada bayi dan anak kecil.

Diare ini bisa parah, dan bisa membuat dehidrasi, muntah dan demam.

Di Amerika Serikat, sebelum adanya vaksin, penyakit rotavirus adalah masalah kesehatan umum dan serius. Setiap tahunnya, lebih dari 400.000 anak harus menemui dokter, dan sebanyak 20-60 anak meninggal.

Dalam jurnal Sari Pediatri, disebutkan bahwa di Indonesia, rotavirus menjadi penyebab 60% diare pada anak balita yang mengalami rawat inap dan 41% dari kasus diare rawat jalan.

Perbaikan sanitasi lingkungan dan higienitas serta upaya rehidrasi oral dengan oralit saja tidak dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas diare rotavirus, sehingga vaksin rotavirus adalah upaya pencegahan paling efektif.

Baca Juga: Kapan Harus Memberikan Imunisasi Vaksin Pentabio untuk Bayi?

Efek Samping Vaksin Rotavirus

Ilustrasi Bayi Menangis
Foto: Ilustrasi Bayi Menangis (Orami Photo Stock)

Si Kecil akan mengalami beberapa efek samping usai dilakukannya vaksin rotavirus. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, Si Kecil bisa rewel, atau mengalami diare ringan dan muntah sementara setelah vaksin.

Ada juga risiko langka bahwa anak akan mengalami intususepsi atau alergi dari vaksinasi rotavirus, biasanya dalam waktu satu minggu setelah dosis vaksin pertama atau kedua.

Intususepsi adalah jenis penyumbatan usus dan bisa memerlukan pembedahan.

Risiko ini diperkirakan berkisar dari sekitar 1 dari 20.000 bayi hingga 1 dari 100.000 bayi di Amerika Serikat yang melakukan vaksinasi.

Itulah beberapa hal penting yang perlu Moms ketahui tentang rotavirus.

Agar tergindari dari infeksi rotavirus, sebaiknya lakukan pencegahan dengan memberikan vaksinasi rotavirus pada Si Kecil sesuai dengan jadwalnya ya Moms.

  • https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/rotavirus.html
  • https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/immunizations/Pages/Rotavirus-Vaccine-What-You-Need-to-Know.aspx
  • https://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/imunisasi-rotavirus-sekarang-gratis-loh-di-puskesmas-yuk-kita-simak-syaratnya-apa-saja
  • http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-iii

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.