Asma pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya
Tidak banyak yang tahu jika asma pada anak termasuk salah satu penyakit yang banyak terjadi.
Penyakit asma sendiri adalah peradangan pada saluran bronkial.
Tabung bronkial ini membawa udara masuk dan keluar dari paru-paru. Ketika gejalanya berlangsung, pernapasan pun menjadi lebih sulit.
Mengi, batuk, dan bernafas cepat termasuk beberapa tanda asma pada anak.
Yuk, cari tahu gejala hingga penyebab penyakit asma pada anak. Moms dan Dads perlu memahaminya.
Baca Juga: 5+ Penyakit Akibat Lingkungan Kotor yang Bisa Menyerang Anak
Gejala Asma pada Anak
Tanda-tanda asma pertama pada anak mungkin dipicu oleh infeksi pernapasan.
Jika Si Kecil pernah mengalami infeksi pernapasan akibat virus, pastikan segera mencari tanda dan gejala asma, Moms.
Hal ini karena menurut American College of Allergy, Asthma & Immunology, anak-anak memiliki saluran udara yang jauh lebih kecil daripada orang dewasa,
Jadi, peradangan kecil pun dapat menyebabkan masalah pernapasan.
Namun, ada juga beberapa kondisi, zat, dan aktivitas yang bisa membuat saluran udara tersebut semakin menyempit.
Berikut beberapa gejala utama asma pada anak, seperti dikutip dari Asthma and Allergy Foundation of America.
1. Sesak Napas
Moms mungkin memperhatikan perut anak bergerak lebih dari normal saat bernafas, dan lubang hidungnya bisa mengembang.
Bisa jadi ini tanda Si Kecil mengalami sesak napas.
Ini merupakan gejala asma pada anak yang perlu Moms waspadai.
2. Terengah-engah atau Bernafas Berat
Gejala asma pada anak yang berikutnya adalah Si Kecil kerap bernapas berat.
Bahkan terengah-engah selama aktivitas normal yang biasanya tidak membuat perut kembung.
3. Mengi
Jika Moms mendengar Si Kecil bernapas dengan suara tinggi dan nyaring bahkan mungkin terdengar seperti bersiul, maka ini disebut mengi.
Ini bisa jadi gejala asma pada anak namun bisa juga tidak.
Sebab, ada jenis lain dari “pernapasan bising” yang mungkin terdengar seperti mengi dan kondisi ini hanya dapat didiagnosis secara akurat dengan stetoskop.
4. Sering Batuk
Gejala asma pada anak yang berikutnya adalah Si Kecil cukup sering menderita batuk.
Jika ini yang terjadi, tidak ada salahnya Moms mulai waspada jika Si Kecil kemungkinan menderita asma.
Baca Juga: 5 Langkah Mudah Pertolongan Pertama Anak Sakit Perut
5. Napas Cepat dan Dangkal
Saat melakukan aktivitas normal seperti anak-anak pada umumnya, Moms mungkin memperhatikan jika napas Si Kecil terdengar cepat.
Ini bisa jadi salah satu gejala asma pada anak.
6. Kelelahan
Apabila Si Kecil terlihat tidak tertarik dengan beberapa kegiatan favorit mereka, Moms bisa mulai memperhatikan apakah dia tampak kelelahan.
Jika ya, bisa jadi Si Kecil menderita asma.
7. Sulit Makan atau Mengisap
Gejala asma pada anak lainnya adalah Si Kecil menjadi susah makan atau mengisap dot maupun kesulitan menyusu.
8. Wajah dan Bibir Berubah Pucat atau Biru
Gejala asma pada anak yang terakhir adalah wajah dan bibir Si Kecil menjadi pucat atau tampak kebiruan.
Selain itu, kuku Si Kecil biasanya juga bisa membiru.
Jika ini yang terjadi, sebaiknya Moms segera membawa Si Kecil menemui dokter.
Menurut Claire McCarthy, M.D., dokter spesialis anak di Boston Children's Hospital, dalam situs web Harvard Health orang tua tidak selalu mampu mengenali tanda balita sakit asma.
Hal ini karena, antara lain, orang tua mengira si Kecil sakit batuk-pilek atau flu biasa.
Jadi, pastikan untuk selalu mengawasi tanda-tanda sakit anak di rumah. Bisa jadi Si Kecil menderita asma dan lakukanlah penanganan segera dengan cara yang tepat.
Baca Juga: 12+ Obat Sakit Gigi Anak di Apotek dan Beragam Herbal Alami
Penyebab Asma pada Anak
Seperti dijelaskan lebih lanjut dalam laman Asthma Canada, penyebab asma terbagi menjadi dua kategori, yaitu alergis dan non-alergis.
Supaya bisa terus bermain dan belajar tanpa diganggu asma, kenali dan jauhkan Si Kecil dari berbagai pemicu asma berikut ini:
1. Berbagai Alergen
Menurut data dari Asthma and Allergy Foundation of America, sekitar 60% penderita asma memiliki alergi terhadap bahan tertentu yang bisa memicu gejala asma.
Nah, berikut adalah pemicu alergi yang paling sering ditemukan dan harus dihindari:
- Kulit, air liur, dan kotoran kecoa.
- Tungau debu berukuran sangat kecil. Biasanya ditemukan di tempat tidur, bantal, karpet, sofa, atau boneka berbulu.
- Lumut. Baik yang ditemukan di luar ruangan maupun yang ada di area lembap di dalam rumah seperti di bawah wastafel, kamar tidak berjendela, atau dinding yang berbatasan dengan kamar mandi.
- Air seni, feses, bulu, atau remahan kulit hewan peliharaan.
- Serbuk sari bunga.
- Makanan mengandung alergen, seperti susu, gandum, kacang, ikan, makanan laut, telur, dan kedelai.
2. Kualitas Udara Buruk
Kualitas udara yang buruk, baik di dalam atau di luar ruangan, bisa menjadi penyebab asma pada anak-anak.
Bukan hanya polusi udara yang disebabkan oleh asap mobil kendaraan, tapi juga asap rokok, asap pembakaran, dan asap dari memasak.
Uap dari bahan kimia yang digunakan dalam produk kecantikan dan produk rumah tangga, serta udara kering dan udara dingin juga dapat memicu asma anak.
3. Aktivitas Fisik Berat
Dalam sebuah studi Paediatrics Child Health, dijelaskan kalau kelelahan atau melakukan aktivitas fisik berat juga dapat memicu kambuhnya gejala asma.
Mulai dari batuk, sesak napas, dan dada terasa berat.
Anak yang hanya mengalami gejala asma saat berolahraga memiliki kondisi yang disebut dengan asma akibat olahraga atau exercise-induced asthma.
Meski harus membatasi diri saat melakukan olahraga bertempo cepat, berenang umumnya aman dan tidak memicu asma.
4. Orang Sakit
Infeksi saluran pernapasan, infeksi sinus, dan pneumonia adalah beberapa penyakit menular yang paling sering menjadi penyebab asma pada pada anak-anak.
Untuk melindungi Si Kecil dari berbagai penyakit ini, Moms bisa menjauhkannya dari orang yang sedang sakit.
Coba juga untuk mengajarkan kebiasaan mencuci tangan yang baik, menjaga kebersihan diri maupun lingkungan, serta menjalankan pola makan sehat dan seimbang.
Baca Juga: 4 Penyebab Bersin Terus-menerus dan Cara Mengatasinya
Faktor Risiko Anak Terkena Asma
Ada beberapa hal menjadi faktor risiko asma pada bayi dan harus mendapat perhatian Moms. Berikut ulasannya.
1. Riwayat Asma Keluarga
Asthma and Allergy Foundation of America menyebutkan bahwa riwayat keluarga dengan asma atau alergi membuat peluang anak berisiko terkena asma jadi lebih besar.
Asma cenderung menurun dalam keluarga. Sejarah keluarga adalah salah satu faktor yang sering diabaikan.
Asma disebabkan oleh banyak gen berbeda yang diwarisi dari orang tua lalu berinteraksi dengan lingkungan.
Penurut Michigan Department of Community Health, penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh anak-anak yang didiagnosis menderita asma memiliki riwayat keluarga asma.
Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa risiko seseorang menderita asma lebih tinggi jika dia memiliki orang tua dan saudara kandung asma.
2. Ibu Merokok saat Hamil
Ibu yang merokok saat hamil juga kemungkinan besar akan membuat bayi dalam kandungannya berisiko terkena asma.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bayi yang ibunya merokok saat hamil atau yang terpapar asap rokok setelah lahir memiliki paru-paru yang lebih lemah daripada bayi lain, yang meningkatkan risiko banyak masalah kesehatan.
Bukan hanya itu, ibu yang merokok cenderung melahirkan bayinya lebih awal. Persalinan prematur adalah penyebab utama kematian, kecacatan, dan penyakit pada bayi baru lahir
Satu dari setiap lima bayi yang lahir dari ibu yang merokok selama kehamilan memiliki berat badan lahir rendah.
Ibu yang terpapar asap rokok saat hamil juga lebih mungkin memiliki bayi berat lahir rendah. Bayi yang lahir terlalu kecil atau terlalu dini tidak sehat.
Bahkan, bayi yang ibunya merokok saat hamil dan bayi yang terpapar asap rokok setelah lahir lebih mungkin meninggal karena sindrom kematian bayi mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) daripada bayi yang tidak terpapar asap rokok.
3. Infeksi Virus pada Saluran Pernapasan
Infeksi virus pada saluran pernapasan adalah salah satu penyebab paling umum dari gejala asma pada anak berusia 5 tahun ke bawah.
Meskipun orang dewasa dan anak-anak sama-sama bisa mengalami infeksi saluran pernapasan, anak-anak mengalami dampak yang lebih buruk.
Beberapa anak prasekolah sering mendapatkan infeksi virus ini. Setidaknya setengah dari anak-anak dengan asma menunjukkan tanda-tanda itu sebelum usia 5 tahun.
Virus adalah penyebab paling umum dari episode asma akut pada bayi berusia 6 bulan atau lebih muda.
4. Terpapar Polusi
Sekitar 4 juta anak didiagnosis menderita asma setiap tahun karena menghirup udara yang tercemar, menurut studi di jurnal The Lancet Planetary Health.
Kasus asma pada anak telah melonjak sejak pertengahan 50-an, dan kondisi ini sekarang merupakan penyakit tidak menular yang paling umum yang menyerang anak-anak di seluruh dunia.
Studi tersebut kemudian melihat efek nitrogen dioksida (NO2), yang merupakan penyebab utama polusi udara terkait lalu lintas. Penulis studi menganalisis data dari 2010 hingga 2015 di 125 kota di 194 negara.
Para peneliti mengatakan kemungkinan polusi udara yang disebabkan oleh lalu lintas dapat menyebabkan saluran udara pada anak-anak menjadi meradang.
Ini bisa memicu asma berkembang pada bayi yang berisiko genetik untuk penyakit ini.
Dari 4 juta kasus asma anak di seluruh dunia, sekitar 64 persen berasal dari anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan.
Daerah kaya, termasuk Amerika Utara, Eropa Barat dan Asia-Pasifik, memiliki tingkat NO2 yang tinggi.
Tiongkok memiliki jumlah polusi udara dan kasus asma anak terbesar, dengan 760.000 kasus per tahun. India dan AS mengikuti, masing-masing dengan 350.000 dan 240.000 kasus.
5. Terpapar dari Produk Pembersih
Anak-anak yang lebih sering tinggal di rumah akan lebih sering terpapar produk pembersih, ini akan meningkatkan faktor risiko asma.
Risiko tertinggi masalah pernapasan dikaitkan dengan produk pembersih beraroma dan yang disemprotkan.
Produk pembersih yang paling umum digunakan adalah sabun pencuci piring, deterjen pencuci piring, pembersih permukaan, pembersih kaca, dan sabun cuci.
Beberapa pembersih dapat secara signifikan meningkatkan risiko kondisi paru-paru seperti mengi atau asma, menurut studi di Canadian Medical Association Journal.
Baca Juga: 6 Pertolongan Pertama Kejang Demam pada Anak, Catat!
Tips Mencegah Serangan Asma pada Anak
Serangan asma pada anak sebenarnya dapat dikontrol, bahkan dikurangi. Bagaimana caranya?
Yuk kita cari tahu tips mengurangi serangan asma pada anak di bawah ini!
1. Hindari Paparan Debu
Debu adalah salah alergen yang dapat memicu serangan asma pada anak.
Paparan debu bisa terjadi di mana saja. Tapi tahukah Moms bahwa paparan debu yang paling banyak ternyata terjadi di dalam rumah?
Melansir Parents.com, menurut Anne Beal, MD, dokter anak yang sekaligus adalah Chief Patient Officer di Sanofi, bayi dan balita menghabiskan 8 hingga 10 jam sehari di kamar.
Artinya, mereka mendapatkan paparan debu dan alergen lainnya paling banyak dari sini.
Itu sebabnya, langkah terbaik yang bisa Moms lakukan adalah membersihkan debu di kamar anak dan meniadakan semua benda yang berpotensi menyimpan debu, seperti karpet, tirai tebal, dan boneka berbulu.
Baca Juga: 6 Cara Mengobati Asma secara Alami
2. Lindungi Anak dari Asap Rokok
Asap rokok adalah pemicu asma yang paling agresif. Beberapa orang berpikir bahwa merokok di luar ruangan sudah cukup aman.
Padahal, asap rokok masih menempel di rambut dan pakaian, dan anak masih bisa menghirupnya ketika berdekatan.
Pilihan terbaik adalah pastikan tak ada orang-orang terdekat Si Kecil yang merokok, terutama Moms dan Dads.
3. Tidak Memelihara Hewan di Rumah
Asma pada anak bisa dipicu alergi terhadap bulu hewan peliharaan.
Sebaiknya, jangan memelihara hewan peliharaan di rumah jika itu bisa memicu reaksi alergi.
Baca Juga: Mengenal Penyebab Asma pada Anak, Genetik atau Faktor Lingkungan?
4. Pastikan Rumah Bebas Kecoak
Bahkan rumah bersih sekalipun bisa saja memiliki masalah dengan kecoak.
Ini adalah alergen yang sangat umum untuk anak-anak yang memiliki asma.
Jadi, lakukan semua yang Moms bisa untuk menghilangkan kecoak dari rumah.
Ini termasuk tidak menumpuk sampah rumah tangga, dan tidak meninggalkan makanan sisa sembarangan.
Juga, tutup semua celah tempat kecoak bisa masuk.
5. Berikan ASI Eksklusif
Tips mengurangi serangan asma pada anak yang selanjutnya adalah memberikan ASI eksklusif.
Menyusui dapat melindungi bayi dari ancaman berbagai jenis infeksi, termasuk membantu mencegah anak-anak menderita asma.
Melansir dari kidshealth.org, disebutkan bahwa menyusui dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi sehingga efektif dalam menangkal infeksi dan asma.
Baca Juga: 3 Makanan dan Minuman Ini Bisa Mencegah Anak Terkena Asma
Dengan memahami gejala, penyebab, dan faktor risiko asma pada anak, orang tua bisa menanganinya secara tepat.
Jadi, Si Kecil bisa menjalani hidup secara lebih nyaman dengan penyakit asma yang dikelola.
- https://www.cmaj.ca/content/192/7/E154
- https://www.thelancet.com/journals/lanpla/article/PIIS2542-5196(19)30046-4/fulltext
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4235445/
- https://www.aaaai.org/Conditions-Treatments/conditions-dictionary/childhood-(pediatric)-asthma
- https://aafa.org/asthma/living-with-asthma/asthma-in-infants/
- https://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/health_effects/pregnancy/index.htm#:~:text=Women%20who%20smoke%20have%20more,risk%20of%20never%20becoming%20pregnant.&text=Smoking%20during%20pregnancy%20can%20cause,maternal%20smoking%20and%20cleft%20lip.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.