Peneliti Sebutkan Bahwa 75% Pasien Corona Alami Kerusakan Organ
Penelitian dari Jerman menyebutkan bahwa paru-paru adalah organ yang akan mengalami kerusakan terparah menyusul organ-organ lainnya akibat terinfeksi COVID-19.
Selain itu, penelitian menunjukkan jika dampak kerusakan organ ini tak hanya dialami oleh penderita COVID-19 dengan gejala parah, namun pasien bergejala ringan pun juga akan mengalami komplikasi organ berbulan-bulan setelah sembuh dari COVID-19.
Baca Juga: Jangan Panik, Mayoritas Kasus Virus Corona COVID-19 Ringan dan Bisa Disembuhkan
75% Pasien COVID-19 Mengalami Kerusakan Organ
Foto: Orami Photo Stocks
Sementara itu, peneliti mengklaim bahwa 75 persen pasien COVID-19 mengalami kerusakan organ seperti efek serangan jantung. Penelitian yang dilakukan di Jerman menemukan bahwa 78 persen pasien yang sembuh dari COVID-19 mengalami perubahan pada organ vitalnya.
Penelitian pertama yang dilakukan oleh Rumah Sakit Universitas Frankfurt, Jerman, dan dipublikasikan di JAMA Journal berjudul Outcomes of Cardiovascular Magnetic Resonance Imaging in Patients Recently Recovered From Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) mengamati 100 orang penderita COVID-19 mulai bulan April hingga Juni 2020.
Analisis MRI menyatakan bahwa 78 dari 100 pasien COVID-19 memiliki gejala kerusakan jantung.
Sedangkan 76 persen memiliki kadar protein troponin yang tinggi yang mana akan dilepaskan ke aliran darah ketika terjadi serangan jantung.
Sementara itu, pada penelitian kedua yang dilakukan oleh ilmuwan dari University of Heart and Vascular Centre in Hamburg, Jerman, menemukan adanya masalah jantung dari 39 orang pasien yang meninggal akibat COVID-19.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan di 69 negara menunjukkan bahwa adanya perubahan cara memompa jantung sebanyak 55 persen dari 1.261 pasien COVID-19.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Kawasaki yang Bahayakan Jantung Bayi
Kerusakan Organ Jangka Panjang
Penelitian menjelaskan bahwa pasien yang sembuh dari COVID-19, beberapa di antaranya mengalami lemah dan lelah. Hal ini menyebabkan kerusakan di beberapa organ vital pasien. Berikut kerusakan organ jangka panjang yang akan dirasakan oleh sebagian pasien COVID-19.
1. Jaringan Paru-paru
Foto: Orami Photo Stocks
COVID-19 memang paling banyak menyerang pernapasan sehingga berdampak besar pada kerusakan paru-paru. Banyak pasien COVID-19 mengalami gagal pernapasan yang disebut dengan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) dan mengharuskan pasien menerima oksigen melalui ventilator.
Sementara itu, penelitian yang dipublikasikan oleh American Association for Respiratory Care Journal berjudul What's Next After ARDS: Long-Term Outcomes menunjukkan bahwa penyakit ARDS bisa mengurangi kualitas hidup seseorang secara signifikan, dan meninggalkan bekas luka pada paru-paru yang tidak bisa diperbaiki bahkan setelah mereka pulih.
Selain itu, beberapa penelitian baru menemukan bukti bahwa COVID-19 menyebabkan fibrosis yakni jaringan parut pada paru-paru sehingga menyebabkan seseorang menjadi sesak napas.
2. Gangguan Fungsi Hati
Foto: Orami Photo Stocks
Sebuah studi dari China berjudul Plasma Metabolomic and Lipidomic Alterations Associated with COVID-19, menyebut bahwa banyak pasien yang terinfeksi COVID-19 mengalami kerusakan.
Hal ini dibuktikan dengan menganalisa hasil tes darah yang dilakukan oleh 34 pasien COVID-19 selama perawatan di rumah sakit.
Data mengungkapkan, pasien yang sembuh dari COVID-19 mengalami gangguan fungsi hati meskipun pasien telah dites negatif dan diperbolehkan pulang.
Baca Juga: Ketahui Bahaya Fatty Liver Disease Yang Mengintai Anak Obesitas
3. Lemah Jantung
Foto: Orami Photo Stocks
Covid-19 memberikan tekanan besar pada organ jantung. Para ilmuan di Universisitas Harvard menyebut bahwa COVID-19 ini adalah tekanan yang serius bagi kinerja jantung. Peradangan dan demam tinggi saat terinfeksi COVID-19 bisa melemahkan jantung dan meningkatkan risiko kelainan jantung hingga pembekuan darah.
Dalam studi yang dipublikasikan oleh JAMA Cardiology dilaporkan bahwa satu dari lima total 416 pasien COVID-19 yang dirawat di Wuhan, China, menderita kerusakan jantung.
Peneliti juga menemukan bahwa kerusakan organ ini juga dialami oleh pasien yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Hal ini diawali dengan pasien menderita aritmia atau ritme detak jantung yang tidak stabil.
Kerusakan organ jantung ini diakibatkan oleh virus corona yang memicu 'badai sitokin' yang membuat sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap infeksi sehingga menyebabkan peradangan otot jantung atau miokarditis. Sehingga jantung memompa lebih lambat dan menimbulkan sesak napas.
Itulah tiga kerusakan organ yang diakibatkan oleh virus COVID-19 pada pasien. Jangan lupa untuk selalu melaksanakan protokol kesehatan ya, Moms. Mulai dari mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker agar terhindar dari COVID-19.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.