Adaptasi Makhluk Hidup: Tujuan, Jenis, dan Contohnya
Adaptasi makhluk hidup perlu dilakukan agar mereka bisa bertahan hidup melewati situasi yang berubah-ubah.
Adaptasi dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu adaptasi morfologi (fisik), fisiologi (organ dalam tubuh), dan tingkah laku.
Yuk, simak penjelasan adaptasi makhluk hidup berdasarkan 3 kategori tersebut pada manusia, hewan, dan tumbuhan!
Baca Juga: Mengenal Karakteristik Hewan Berdarah Dingin dan Hewan Berdarah Panas
Pengertian Adaptasi Makhluk Hidup
Secara umum, adaptasi merupakan proses makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya agar bisa bertahan hidup.
Dalam prosesnya, makhluk hidup tersebut kerap kali mengalami perubahan dalam dirinya, seperti perubahan bentuk tubuh, fungsi organ dalam tubuh, hingga perubahan perilaku.
Hal ini bukan hanya terjadi pada manusia saja, hewan dan tumbuhan juga bisa mengalami adaptasi lingkungan.
Adaptasi makhluk hidup dimulai sejak mereka lahir sampai mati.
Contohnya, bayi yang baru lahir belum bisa makan nasi, tetapi seiring bertambahnya usia ia bisa makan nasi setelah giginya tumbuh.
Tujuan Adaptasi Makhluk Hidup
Adaptasi makhluk hidup yang dilakukan tentu memiliki tujuan.
Beberapa tujuan adaptasi makhluk hidup antara lain:
1. Pertahanan Diri
Salah satu tujuan utama adaptasi makhluk hidup adalah untuk pertahanan diri.
Adaptasi ini bertujuan untuk melindungi diri dari ancaman seperti pemangsa, kondisi lingkungan yang keras, atau bahaya lainnya.
Contoh adaptasi ini termasuk kamuflase (misalnya, warna kulit yang menyatu dengan lingkungan), mekanisme pertahanan (seperti duri pada tanaman atau tinta yang disemprotkan oleh cumi-cumi), dan perilaku melarikan diri.
2. Mencari Makan
Adaptasi juga bertujuan untuk membantu organisme dalam mencari dan mendapatkan makanan.
Misalnya, kelelawar menggunakan ekolokasi untuk mendeteksi serangga di udara pada malam hari.
Sementara itu, hiu dapat mendeteksi getaran yang diciptakan oleh mangsa yang bergerak di dalam air.
Baca Juga: 6 Fungsi Batang pada Tumbuhan, Utamanya Mengangkut Nutrisi
3. Reproduksi
Tujuan penting dari adaptasi makhluk hidup lainnya adalah untuk memfasilitasi reproduksi, yaitu proses menghasilkan keturunan yang memastikan kelangsungan hidup spesies mereka.
Adaptasi untuk reproduksi membantu makhluk hidup menemukan pasangan, berkembang biak, dan seringkali, melindungi keturunan mereka.
Misalnya, katak jantan akan berbunyi keras untuk menarik betina.
Ada juga burung yang membangun sarang dari ranting dan bahan lain, sedangkan beruang dan rubah menggali gua untuk melindungi anak-anak mereka dari cuaca dan pemangsa.
4. Interaksi Sosial
Tujuan adaptasi lainnya bagi makhluk hidup yaitu untuk melakukan interaksi sosial.
Adaptasi untuk interaksi sosial ini memungkinkan makhluk hidup untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan bahkan mengembangkan ikatan sosial yang mendukung kelangsungan hidup dan kesuksesan reproduktif mereka.
Banyak hewan, seperti burung, serigala, dan primata, telah mengembangkan cara untuk berkomunikasi melalui suara.
Suara ini bisa digunakan untuk berbagai tujuan, seperti memanggil pasangan, memberi peringatan tentang bahaya, atau mengoordinasikan gerakan saat berburu.
Misalnya, serigala melolong untuk mengumpulkan kawanan atau untuk menandai wilayah mereka.
Adaptasi untuk kerja sama dan perilaku altruistik juga penting.
Misalnya, semut dan lebah menunjukkan tingkat kerjasama yang tinggi dalam koloni mereka.
Mereka bekerja bersama untuk membangun sarang, melindungi ratu, dan mencari makan, yang menguntungkan seluruh koloni.
Baca Juga: Tumbuhan Hidrofit: Definisi, Ciri, dan Contoh Tanamannya
Jenis Adaptasi Makhluk Hidup dan Contohnya
Adaptasi makhluk hidup dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.
Berikut penjelasan tiap jenis adaptasi makhluk hidup berikut contoh-contohnya pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan bentuk adaptasi berdasarkan bentuk tubuh sehingga makhluk hidup bisa beradaptasi dengan lingkungannya.
Adaptasi morfologi juga kerap disebut adaptasi fisik karena perubahannya bisa dilihat secara kasat mata.
Seperti perubahan panjang kaki, tumbuhnya gigi, bertambahnya jumlah daun pada tumbuhan, dan lain-lain.
Contoh Adaptasi Morfologi
Berikut ini beberapa contoh adaptasi morfologi pada makhluk hidup:
- Manusia
Manusia mengalami adaptasi morfologi mulai dari lahir sampai meninggal.
Contohnya, bayi baru lahir belum bisa makan nasi karena giginya belum tumbuh, namun menginjak usia 2 tahun giginya sudah tumbuh dan bisa makan nasi.
- Kura-kura
Adaptasi morfologi pada hewan bisa dilihat dari bentuk tempurung kura-kura.
Ketika baru lahir tempurungnya belum terlalu keras, tetapi seiring bertambahnya usia tempurung kura-kura jadi semakin keras.
Tempurung ini berfungsi untuk melindungi organ dalam kura-kura, serta menjadi tempat persembunyiannya dari predator.
- Bunglon
Ada pula bunglon yang beradaptasi dengan cara kamuflase, yakni berubahnya warna kulit menyerupai lingkungan di sekitarnya.
Tujuannya yaitu untuk melindungi diri dari predator.
- Kaktus dan Sukulen
Selanjutnya yaitu adaptasi morfologi tumbuhan, contohnya kaktus dan sukulen yang kerap dijumpai di wilayah kering seperti gurun.
Sukulen menyimpan cadangan airnya di batang dan daun. Kaktus juga menggunakan batangnya sebagai tempat penyimpanan air.
Kaktus yang dengan warna duri terang juga berfungsi untuk melindungi dirinya dari teriknya sinar matahari.
2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan proses adaptasi yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup dan tidak bisa dilihat secara kasat mata.
Mengutip laman BYJU'S, adaptasi fisiologis merujuk pada organ internal, jaringan, dan sel.
Dalam jenis adaptasi ini, fitur seluler, organ internal, perubahan tingkat hormonal, perubahan mood, dan fitur lainnya membantu organisme untuk bertahan, beradaptasi, dan merespon terhadap perubahan di lingkungan mereka.
Contoh Adaptasi Fisiologi
Berikut ini beberapa contoh adaptasi fisiologi pada makhluk hidup:
- Manusia
Pada manusia, adaptasi fisiologi ini bisa dilihat dengan berubahnya warna kulit menjadi lebih gelap setelah terpapar teriknya matahari.
Saat terkena sinar matahari, kulit secara alami akan memproduksi melanin untuk melindungi dari paparan sinar UVA dan UVB.
Nah, melanin ini merupakan pigmen kulit yang bikin kulit terlihat lebih gelap.
Jadi, semakin banyak melanin yang diproduksi, kulit juga jadi semakin gelap.
- Laba-laba
Adaptasi fisiologi pada hewan bisa dijumpai pada jaring laba-laba.
Laba-laba menggunakan beberapa kelenjar dari dalam perutnya untuk menghasilkan protein yang nantinya digunakan untuk membuat jaring laba-laba.
Salah satu kelenjar yang disebut ampulla mayor (the major ampullate) inilah yang membuat jaring tersebut kuat.
Bahkan, kekuatan jaring laba-laba dipercaya lebih kuat ketimbang baja menurut peneliti Ali Dhinojwala.
“Jaring laba-laba bisa menahan beban berat. Berdasarkan beratnya, sutra di jaring laba-laba lebih kuat daripada baja.” ujarnya kepada Livescience.
- Tumbuhan
Sementara itu, adaptasi fisiologi pada tumbuhan terjadi melalui mekanisme CAM (Crassulacean Acid Metabolism), yaitu kemampuan menyimpan karbondioksida pada malam hari lalu mengeluarkannya pada siang hari.
Tumbuhan akan menggunakan karbondioksida ini sebagai bahan fotosintesis.
Salah satu tumbuhan yang memiliki kemampuan ini adalah kaktus.
- Rafflesia Arnoldii
Bunga juga dapat melakukan adaptasi fisiologi. Salah satunya bunga Rafflesia Arnoldii atau bunga bangkai.
Dalam hal ini, bunga Rafflesia Arnoldii menghasilkan aroma busuk yang mirip bangkai untuk menarik lalat sebagai penyerbuk.
Baca Juga: 11 Tumbuhan Langka di Indonesia yang Harus Diketahui
3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungan sehingga menimbulkan perilaku atau kebiasaan baru untuk bertahan hidup.
Melansir laman Twinkl, adaptasi tingkah laku bisa meliputi berapa lama suatu hewan beristirahat, pola migrasi mereka, atau bagaimana tanaman bereaksi terhadap perubahan suhu.
Contoh Adaptasi Tingkah Laku
Berikut ini beberapa contoh adaptasi tingkah laku pada makhluk hidup:
- Manusia
Manusia melakukan adaptasi sosial ketika pindah ke lingkungan yang baru.
Orang yang hidup di kota mungkin harus belajar bertani ketika ia pindah ke desa. Pasalnya, di desa umumnya para penduduknya berprofesi sebagai petani.
- Beruang
Sementara itu, hewan seperti beruang melakukan hibernasi saat musim dingin tiba.
Hibernasi memungkinkan beruang untuk menurunkan suhu tubuhnya hingga 8–12 derajat dan menyimpan lemak sebagai makanannya.
Durasi hibernasi beruang juga berbeda-beda, tergantung tempat tinggal mereka.
Beruang Alaska bisa berhibernasi hingga 7 bulan, sedangkan beruang dari wilayah yang lebih hangat hanya berhibernasi sekitar 2–5 bulan saja.
- Pohon Jati
Adaptasi tingkah laku pada tumbuhan bisa dijumpai pada tanaman jati.
Pohon jati akan menggugurkan daunnya pada musim kemarau.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi penguapan sehingga bisa bertahan hidup di kondisi tanah yang kering.
- Burung
Beberapa jenis burung seperti burung camar dan angsa bermigrasi ke wilayah yang lebih hangat selama musim dingin untuk mencari makanan dan kondisi lingkungan yang lebih baik.
Baca Juga: 16 Jenis Hewan Peliharaan Kecil yang Mudah Dirawat
Itulah penjelasan mengenai adaptasi makhluk hidup. Semoga informasi ini bermanfaat!
- https://education.nationalgeographic.org/resource/adaptation
- https://www.livescience.com/8934-scientists-untangled-spider-web-stickiness.html
- https://www.adfg.alaska.gov/index.cfm?adfg=wildlifenews.view_article&articles_id=349
- https://www.thinktrees.org/wp-content/uploads/2019/07/Plant-Adaptations.pdf
- https://gggp.org/conservatory-of-flowers/
- https://files.mccdistrict.org//self%20guided%20opportunities/Amazing%20Animal%20Adaptations.pdf
- https://byjus.com/biology/physiological-adaptations/
- https://www.twinkl.co.id/teaching-wiki/adaptation
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.