02 Desember 2024

Aturan MPASI Menurut WHO Terbaru, Jangan Sampai Salah!

WHO mengajurkan melanjutkan ASI hingga 2 tahun lebih

Aturan MPASI menurut WHO menjadi panduan penting bagi Moms yang memiliki bayi usia 6-23 bulan.

MPASI atau Makanan Pendamping ASI mulai diberikan ketika bayi berusia 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tambahan yang tidak lagi dapat sepenuhnya dipenuhi oleh ASI.

Masa ini adalah tahap krusial dalam perkembangan anak, di mana mereka mulai belajar mengenal makanan sehat sekaligus membangun pola makan jangka panjang.

WHO juga menekankan pentingnya MPASI untuk mencegah risiko kekurangan gizi dan memastikan tumbuh kembang bayi tetap optimal.

Yuk, simak selengkapnya mengenai MPASI menurut WHO!

Baca Juga: Serba-serbi Penyimpanan ASI Perah yang Tepat, Jangan Salah!

Aturan MPASI Menurut WHO

Ilustrasi Aturan MPASI Menurut WHO
Foto: Ilustrasi Aturan MPASI Menurut WHO (bibbybaby.com)

WHO merilis panduan terbaru untuk pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) pada bayi dan anak balita berusia 6-23 bulan yang tinggal di negara berpenghasilan rendah, menengah, dan tinggi.

Panduan ini mempertimbangkan kebutuhan anak yang mendapat ASI dan yang tidak mendapat ASI, serta menggantikan prinsip-prinsip panduan sebelumnya untuk pemberian MPASI.

Berikut adalah perubahan aturan MPASI menurut WHO pada bayi dan anak balita berusia 6-23 bulan.

1. Melanjutkan Pemberian ASI Hingga 2 Tahun atau Lebih

Aturan MPASI menurut WHO yang pertama adalah melanjutkan pemberian ASI.

Pemberian ASI harus dilanjutkan hingga usia 2 tahun atau lebih.

Pemberian ASI harus dimulai dalam satu jam pertama setelah kelahiran dan pemberian ASI eksklusif harus dilakukan selama 6 bulan pertama kehidupan.

Diketahui, anak yang mengonsumsi ASI hingga usia 2 tahun lebih rendah mengalami diare atau peradangan lambung.

2. Dibolehkan Susu Hewani Murni Sebagai Pengganti ASI

Aturan MPASI menurut WHO selanjutnya adalah susu hewani murni direkomendasikan untuk usia 6-23 bulan.

Jika ASI tidak tersedia, maka bayi harus diberi susu pengganti yang sesuai.

Anak berusia 6-23 bulan harus diberi makanan pendamping ASI yang aman dan memenuhi kebutuhan gizi, selain ASI atau susu pengganti.

3. Dimulai Sejak Usia 6 Bulan

Pemberian makanan pendamping ASI harus dimulai pada usia 6 bulan, tetapi tidak sebelum usia 4 bulan.

Dianjurkan untuk mengonsumsi makanan tinggi protein, seperti kacang-kacangan ataupun dari protein hewani.

4. Utamakan Pilihan Makanan Bergizi

Aturan MPASI menurut WHO dari sisi makanan tentunya harus makanan yang bergizi, ya Moms.

Makanan pendamping ASI harus aman, bergizi, dan memenuhi kebutuhan variasi dan jumlah yang cukup.

Makanan harus diberikan dalam bentuk yang dapat dimakan oleh anak dan harus disiapkan dan diberikan dengan cara yang aman dan higienis.

5. Hindari Makanan Olahan dan Tinggi Gula

Aturan MPASI menurut WHO yang tak kalah penting adalah pemberian makan yang responsif.

Pemberian makan harus responsif berpengaruh terhadap nafsu makan hingga tanda lapar dan kenyang anak.

Anak harus didorong untuk makan, tetapi tidak dipaksa, ya Moms.

Sebagai informasi, panduan WHO untuk pemberian MPASI pada bayi usia 6-23 bulan didasarkan pada bukti dan rekomendasi global.

Hindari juga makanan olahan yang memicu peradangan pada tubuh Si Kecil ya, Moms.

WHO juga menyarankan untuk mengurangi konsumsi jus buah yang tinggi kandungan gulanya.

Baca Juga: 19 Resep Makanan Bayi 6 Bulan, Bergizi Lengkap untuk MPASI

Mengapa Pemberian MPASI Penting?

MPASI Menurut WHO (Orami Photo Stock)
Foto: MPASI Menurut WHO (Orami Photo Stock)

Selanjutnya, kita akan membahas mengenai alasan pentingnya MPASI menurut WHO.

Ketika Si Kecil tumbuh dan menjadi lebih besar, kandungan yang berada dalam ASI tak cukup memenuhi kebutuhan nutrisinya.

Jadi, pentingnya MPASI menurut WHO sendiri sangat tinggi untuk menyeimbangkan total nutrisi yang dibutuhkan dengan nutrisi yang dikonsumsi oleh Si Kecil lewat ASI.

Dalam memberikan MPASI untuk Si Kecil, Moms juga perlu menyeimbangkan jumlah kalori yang dibutuhkan selama MPASI.

Untuk anak yang berusia 6 hingga 8 bulan, jumlah kalori yang dibutuhkan per harinya adalah 200 kkal.

Sementara itu untuk anak berusia 9 hingga 11 bulan, Si Kecil akan membutuhkan 550 kkal per harinya.

Terakhir, ketika Si Kecil memasuki usia 12 hingga 23 bulan, ia membutuhkan 550 kkal per harinya.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Unsalted Butter untuk MPASI, Bikin Makan Lahap

Pengenalan Makanan untuk Mengetes Alergi

MPASI Menurut WHO (Orami Photo Stock)
Foto: MPASI Menurut WHO (Orami Photo Stock) (Orami Photo Stock)

Selain aturan MPASI menurut WHO, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa alergi makanan pada anak presentasenya hanya 6 hingga 8%.

Reaksi alergi memang lebih sering terjadi pada setahun pertama kehidupan anak, tapi sekali lagi presentasenya sangat kecil.

Nah, semakin kita menunda mengenalkan makanan pada anak, risiko anak alergi terhadap makanan tertentu semakin tinggi.

Biasanya, bahan makanan yang berisiko tinggi memicu alergi yaitu telur, ayam, makanan laut, susu, kacang-kacangan, dan lain-lain.

Jadi, tak ada salahnya mengenalkan anak pada berbagai jenis makanan untuk melihat apakah ada indikasi alergi atau tidak, lho.

Moms juga bisa konsultasi ke dokter atau ahli gizi daripada hanya membatasi makan tanpa sebab, ya!

Tips Mencukupi Gizi Seimbang Sejak MPASI Pertama

MPASI
Foto: MPASI (goodtoknow.co.uk)

MPASI menurut WHO tidak menyarankan pemberian menu tunggal 14 hari apalagi menunda pemberian jenis makanan tertentu.

Gizi seimbang sepatutnya sudah diperkenalkan sejak hari pertama pemberian makanan pendamping.

Karena makanan pendamping bertujuan untuk mencukupkan kadar makronutrien dan mikronutrien pada bayi, bukan hanya membuatnya kenyang.

Sementara pada pemberian MPASI menu tunggal 14 hari, semisal hanya memberikan puree buah atau sayur sama sekali tidak mencukupi kebutuhan zat gizi mikro dan makro.

Zat gizi makro adalah zat gizi yang membentuk bagian utama makanan yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak seperti karbohidrat, protein, dan lemak.

Sementara zat gizi mikro adalah zat gizi berupa vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh dengan jumlah lebih sedikit tapi harus tetap terpenuhi dengan baik.

Misalnya seng, vitamin A, vitamin C, vitamin B, kalsium, zat besi, dan lainnya.

MPASI menurut WHO menganjurkan pemberian makanan utama harus mengandung karbohidrat, protein, lemak dan sayur atau buah.

Selain itu, makanan yang dianjurkan pun adalah makanan lokal dan mudah didapat.

Tidak perlu memaksa memberikan oatmeal untuk anak jika memang sulit didapatkan.

Carilah makanan yang tersedia di rumah tetapi bergizi tinggi untuk diberikan pada Si Kecil.

1. Hindari Mengandalkan MPASI Instan

Tak bisa dipungkiri bahwa banyak orang tua yang memberikan MPASI instan kepada buah hatinya.

Namun, apakah ini menjadi tindakan yang tepat dalam memenuhi gizi Si Kecil?

MPASI buatan pabrik sendiri sebenarnya bisa dijadikan pilihan karena kaya akan kandungan zat besi serta mikronutrien lainnya.

Meski demikian, jangan mengandalkan menu MPASI instan sebagai pengganti MPASI Si Kecil, ya!

Sangat disarankan agar Moms tetap menyiapkan sendiri makanan untuk Si Kecil.

Hal tersebut berguna agar Moms bisa memahami kecukupan gizi yang dikonsumsi oleh Si Kecil setiap harinya.

Jadi, pastikan untuk memilih bahan makanan yang baik serta memiliki kandungan protein dan zat besi yang cukup ya, Moms!

Baca Juga: 11+ Perlengkapan MPASI yang Wajib Moms Miliki

2. Hindari Jus Buah untuk Menu MPASI

Dilansir dari Healthy Children, American Academy of Pediatrics (AAP) sendiri tidak menganjurkan bayi berusia 0 - 12 tahun untuk mengonsumsi jus buah.

Hal tersebut dikarenakan jus buah sendiri tak memberikan kontribusi untuk pola diet yang sehat.

Si Kecil bisa mengonsumsinya dalam bentuk buah potong, Moms.

Sementara saat usianya sudah lebih dari 1 tahun bisa diberikan jus buah dengan maksimal 120 ml per harinya.

Ketika mengonsumsi jus buah berlebihan, hal tersebut bisa menyebabkan sulitnya menaikkan berat badan Si Kecil.

Ini karena jus buah tak mengandung protein dan ketika mengonsumsinya, malah membuat Si Kecil mengurangi asupan bergizi yang lain karena kekenyangan minum air.

Perlu diingat bahwa jus buah yang boleh diberikan adalah jus buah murni ya, Moms.

Namun meski begitu, pastikan juga yang kandungan gulanya tidak terlalu tinggi, ya.

Baca Juga: 11 Rekomendasi Produk Milna untuk Temani MPASI Si Kecil

Menu Tunggal (Parents.com)
Foto: Menu Tunggal (Parents.com)

Menu tunggal bisa dijadikan snack, tapi tidak bisa dijadikan sebagai menu utama.

Ingat, alergi pada anak sifatnya sangat jarang dan alergi makanan pada anak sangat mudah ditebak.

Alergi makanan pada anak juga bisa hilang dengan sendirinya jika kita mengenalkannya secara berkala.

Demikian penjelasan aturan MPASI menurut WHO terbaru yang bisa dipahami.

Jadi, kalau kita bisa memberikan gizi tepat sejak hari pertama MPASI, tak perlu lagi menundanya, ya!

  • https://www.who.int/publications/i/item/9789240081864
  • https://books.google.com.my/books/about/Sehat_lezat.html?id=gGNYjwEACAAJ&redir_esc=y
  • https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/998/928
  • https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/nutrition/Pages/Where-We-Stand-Fruit-Juice.aspx#:~:text=%E2%80%8BThe%20American%20Academy%20of,babies%20in%20this%20age%20group.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.