Viral Bayi Dikerok hingga Lebam, Bolehkah Dilakukan?
Baru-baru ini, viral di media sosial berupa video bayi usia 13 bulan dikerok oleh babysitter hingga tampak merah lebam di bagian punggungnya.
Peristiwa ini menimbulkan banyak komentar dari netizen karena kerokan bukanlah solusi untuk mengatasi masalah kesehatan bayi.
Apalagi, pengasuh tersebut mengaku sengaja mengerok punggung bayi dengan uang koin seribu rupiah, karena tampak seperti masuk angin.
Tradisi kerokan memang umum di Indonesia, tapi apakah kerokan boleh dilakukan pada bayi?
Yuk, Moms simak informasi seputar bayi 13 bulan dikerok dan informasi penting lainnya di bawah ini.
Baca Juga: Mata Anak SD di Gresik Buta, Dicolok Tusuk Bakso Temannya
Kisah Bayi 13 Bulan Dikerok
Berikut informasi yang bisa Moms ketahui.
1. Dikerok
Bayi bernama Ibrahim dan disapa Baim itu dikerok oleh pengasuhnya karena ia tampak sakit seperti masuk angin.
"Bayi baru 13 bulan, nangis banget di kerokin sampa kaya gini sm sus nya," tulis Tia pada unggahannya.
Namun, saat melihat kondisi sang anak, pengasuh tersebut langsung minta maaf ke orang tua Baim.
"Pas aku baru sampe rumah habis pulang kerja bibi (susternya Ibrahim) langsung bilang gini, "Bu maaf ya Bu Baim saya kerokin," ceritanya di TikTok.
Pengasuhnya juga bercerita saat Baim ditinggal ibunya kerja, kondisinya rewel dan lemas.
Baim juga berkeringat dingin dan perutnya kembung.
2. Sudah Membaik
Pengasuhnya tersebut memutuskan untuk mengerok menggunakan uang koin senilai seribu rupiah.
Hal serupa juga sering ia lakukan pada keempat anaknya.
"Kejadiannya setelah aku berangkat kerja, kata bibi sekitar jam 11 siang Baim rewel, lemes, padahal biasanya aktif dan engga pernah merengek pas di cek badanya keringat dingin, cek perutnya kembung.
Jadi bibi ini sejak ngurusin ke empat anaknya dia sendiri memang kalo masuk angin suka kerokan. Jadi, dia coba kerokin Baim pelan-pelan pakai koin seribu katanya langsung merah-merah," tulis Tia.
Tanpa menunda, Tia langsung membawa anaknya ke dokter spesiaslis anak (DSA) dan kini kondisinya sudah membaik.
"Ibrahim sudah dibawa ke DSA, alhamdulillah sekarang sudah lebih baik, terimakasih yang sudah khawatir dan sayang Ibrahim," tambahnya.
Baca Juga: 6 Manfaat Kerokan bagi Kesehatan, Bantu Redakan Sakit di Bagian Leher, Bahu, dan Punggung
Dampak Bayi Dikerok
Kerokan memang tradisi di Indonesia, tapi jika dilakukan pada bayi tentunya tidak direkomendasikan, ya Moms.
Sebab, kerokan adalah tindakan berupa menggesekan benda pada kulit yang akhirnya menimbulkan pelebaran pembuluh darah kulit.
Kerokan tidak disarakan bagi bayi dan anak-anak yang masih kecil karena berisiko menimbulkan masalah kesehatan lain.
Apalagi, kulit bayi masih sangat tipis dan rentan. Kerokan akan menimbulkan bahaya, yaitu:
1. Proses Kerokan
Seperti yang disebutkan di atas, proses kerokan menimbulkan pelebaran pembuluh darah di kulit.
Kulit bayi masih sangat rentan, jadi tidak baik jika membuat pembuluh darahnya terbuka dan melebar.
Jika dilakukan, menyebabkan sejumlah masalah kulit. Seperti rasa nyeri, kulit kemerahan, hingga kulit bengkak.
2. Kandungan dan Minyak
Kerokan biasanya menggunakan minyak-minyakan.
Zat dalam minyak bisa menyebabkan iritasi pada kulit anak apabila kerokan menimbulkan luka.
Kerokan juga belum tentu bermanfaat bagi Si Kecil, Moms.
Meski banyak orang dewasa mengaku kerokan membuat nyaman, tapi bisa saja tidak buat bayi.
Cara Mengatasai Masuk Angin selain Dikerok
Daripada mengerok anak, sebenarnya ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mengurangi gejala sakit atau masuk angin pada anak, lho Moms.
- Kompres air hangat, Moms bisa meletakkan kain yang dibasahi dengan air hangat di dahi bayi saat Si Kecil.
- Meningkatkan asupan cairan bayi, ketika anak mengalami demam ringan, penting untuk memastikan bahwa mereka tetap terhidrasi. Moms bisa memberikan ASI atau air minum dalam jumlah cukup.
- Mandi air hangat, dapat membantu menurunkan suhu tubuh bayi, karena penguapan air dari tubuhnya membantu meredakan panas.
Lalu, bagaimana jika dikerok menggunakan bawang merah?
Perlu diingat bahwa bayi sangat sensitif dan lebih tipis dibandingkan kulit orang dewasa sehingga lebih rentan terhadap iritasi dan luka.
Selain itu, bayi juga lebih rentan terhadap efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi.
Oleh karena itu, jika anak terbiasa kerokan, lebih baik konsultasikan dulu ke dokter, ya.
Baca Juga: Kompres Dingin atau Panas saat Demam, Mana yang Benar? Ini Penjelasannya!
Itulah informasi seputar bayi 13 bulan dikerok. Bagaimana tanggapan Moms?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.