Bedak Johnson & Johnson Berhenti Produksi Mulai 2023, Berikut Faktanya!
Kabar cukup mengejutkan datang dari merek Johnson & Johnson. Diumumkan secara global pada 11 Agustus 2022, bedak Johnson & Johnson berhenti produksi.
Sebelum adanya pengumuman ini, Amerika Serikat dan Kanada telah menarik produk bedak bayi dari pasaran sejak dua tahun yang lalu.
Bukan tanpa alasan, penarikan produk bedak Johnson & Johnson ini dilakukan karena adanya kekhawatiran akan keamanan produk tersebut.
Namun, kini Johnson & Johnson akan berhenti menjual dan membuat bedak bayi secara global.
Bagi Moms yang belum mengetahui kabar ini, Moms perlu menyimak artikel ini hingga akhir untuk menemukan informasi lengkapnya.
Baca Juga: Bolehkah Balita Minum Kopi? Ini 7 Risiko Kebanyakan Kafein pada Anak
Fakta Mengenai Bedak Johnson & Johnson Berhenti Produksi
Foto: Fakta Mengenai Bedak Johnson & Johnson Setop Produksi (BBC)
Berikut ini beberapa fakta mengenai penarikan dan pemberhentian produksi secara global dari bedak Johnson & Johnson.
1. Masalah Keamanan Produk
Salah satu pemicu adanya pemberhentian produksi bedak Johnson & Johnson adalah masalah keamanan produk.
Karena mengutip dari The Guardian, kabarnya bedak ini berbasis dari bahan tepung jagung yang diklaim dapat berbahaya untuk kulit anak.
"Sebagai bagian dari penilaian portofolio di seluruh dunia, kami telah membuat keputusan komersial untuk beralih ke portofolio bedak bayi berbasis tepung jagung," kata perusahaan Johnson & Johnson dalam sebuah pernyataan.
2. Menerima Puluhan Ribu Tuntutan
Setelah mengetahui bahan dasar dari bedak ini, perusahaan perawatan kesehatan itu telah menghadapi puluhan ribu tuntutan hukum dari konsumen yang menuduh produk bedak Johnson & Johnson.
Tuntutan tersebut dilayangkan akibat efek jangka panjang dari bahan dasar bedak yang dapat menyebabkan bayi terkena kanker.
3. Berhenti Melakukan Penjualan di Amerika Serikat Sejak Tahun 2020
Pada tahun 2020, perusahaan mengumumkan untuk berhenti menjual bedak di Amerika Utara karena penurunan permintaan.
Ini terjadi karena adanya kesalahan informasi tentang keamanan produk dan tuntutan hukum.
Tak hanya itu, regulator Administrasi Makanan dan Obat AS menemukan sejumlah kecil asbes dalam produk tersebut.
Sehingga hal ini yang membuat perusahaan harus menarik 33.000 botol bedak produksinya.
4. Memberikan Dana Kompensasi
Setelah adanya laporan dari 22 konsumen yang merasa terdampak akibat bedak produksinya, Johnson & Johnson harus membayar 4,7 miliar AS dollar atau sekitar Rp67 triliun.
Penetapan denda kompensasi ini diputuskan akibat kelalaian perusahaan yang tidak memperingatkan konsumen soal kemungkinan risiko kesehatan pada produk mereka.
Baca Juga: Mengenal Sindrom Waardenburg, Penyakit Genetik yang Menyebabkan Beragam Gangguan Kesehatan
Nah, itu dia fakta mengenai bedak Johnson & Johnson berhenti produksi. Ada baiknya Moms segera mencari pengganti dari bedak ini, ya.
- https://www.theguardian.com/business/2022/aug/12/johnson-and-johnson-to-stop-making-talc-based-baby-powder-globally
- https://www.reuters.com/business/healthcare-pharmaceuticals/jj-stop-selling-talc-based-baby-powder-globally-2023-2022-08-11/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.