Biodata Dono Warkop DKI, Aktor dan Komedian Legenda Indonesia
Sebagai salah satu legenda komedi tanah air, cerita salah satu anggota Warkop DKI ini masih terngiang hingga kini. Ada yang membaca biodata Dono Warkop untuk lebih mengenal sosok yang ramah ini.
Memiliki nama lengkap Drs. H. Wahyu Sardono, dirinya bukan hanya seorang komedian saja.
Banyak fakta menarik lainnya yang jarang diketahui.
Meski harus menghembuskan napas terakhir pada umur 50 tahun akibat kanker paru-paru, Dono Warkop masih dikenal sebagai seorang komedian cerdas tak tergantikan hingga kini.
Baca Juga: Profil Raline Shah, Aktris Berprestasi Keturunan Melayu
Biodata Dono Warkop DKI
Nama lahir: Wahyu Sardono
Nama lain: Dono (Warkop)
Lahir: Solo, 30 September 1951
Meninggal: Jakarta 30 Desember 2001
Agama : Islam
Tinggi/Berat Badan: 167 cm, 64 kg
Pekerjaan: Aktor, pelawak, dosen Sosiologi Fakultas Pengetahuan Sosial Universitas Indonesia
Istri: Titi Kusumawardhani (1954-1999)
Anak: Andika Aria Sena, Damar Canggih Wicaksono, Satrio Sarwo Trengginas
Pendidikan
SD-SMP Negeri 1 Kebon Dalem
SMA Negeri 3 Surakarta, cabang IPS (Ketua OSIS)
Fakultas Pengetahuan Sosial dan Politik, Jurusan Sosiologi, Universitas Indonesia.
Sebelum menjadi komedian, Dono Warkop adalah mahasiswa Universitas Indonesia yang aktif bergelut di bidang jurnalistik.
Dia juga aktif sebagai karikaturis di Tribun dan Salemba.
Setelah itu, dia bergababung dengan gugusan lawak Warung Kopi Prambors.
Dono bersama Kasino, Indro, dan Nanu mengisi cara Warung Kopi Prambors yang bergaya obrolan warung kopi di salah satu radio swasta, yakni Prambors.
Selain aktif di surat kabar dan radio, dirinya juga menjadi anggota Mapala UI bersama Kasino dan Nanu.
Baca Juga: Profil Syifa Hadju, Kekasih Setia Rizky Nazar
Karier Dono Warkop DKI
Selama hidupnya, Dono Warkop pernah menjadi Penyiar Radio Prambors (1974-1980), Asisten Dosen Sosiologi, Fakultas Pengetahuan Sosial UI, dan dosen Sosiologi, Fakultas Pengetahuan Sosial dan Politik UI.
Namanya mulai dikenal saat menjadi anggota Warkop DKI bersama Kasino, Indro, Nanu, dan Rudy Badil.
Ada beberapa film yang telah dihasilkan oleh Dono Warkop bersama rekan-rekannya, yakni:
- Film Produksi Bola Dunia Film: Mana Tahan (1979), Gengsi Dong (1980), Gede Rasa (1980)
- Film Produksi Parkit Film: Pintar Pintar Bodoh (1980), Dongkrak Antik (1982), Maju Kena Mundur Kena (1983), Kontennya Mandek (1983), Itu Bisa Diatur (1984), Tahu Diri Dong (1984), Kesempatan Dalam Kesempitan (1985), Gantian Dong (1985)
- Soraya Intercine Films: Atas Boleh Bawah Boleh (1986), Depan Bisa Belakangan Bisa (1987), Makin Lama Makin Asyik (1987), Saya Suka Kamu Punya (1987), Malu-Noda Mau (1988), Godain Kita Dong (1989), Sabar Dulu Dong (1989), Mana Bisa Tahan (1990), Tidak teringat Aturan Bermain (1991), Sudah Pasti Tahan (1991), Bisa Naik Bisa Turun (1992), Masuk Kena Keluar Kena (1992), Salah Masuk (1992), Bagi-Bagi Dong (1993), Bebas sama sekali Aturan Bermain (1993), Saya Duluan Dong (1994), Pencet Sana Pencet Sini (1994)
- Film Produksi lain: Manusia 6.000.000 Dollar (1981), IQ Jongkok (1981), Setan Kredit (1981), Chips (1982), Sama Juga Bohong (1986), Jodoh Boleh Diatur (1988)
Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Dono Kasino Indro yang Melegenda, Wajib Ditonton!
Fakta Menarik tentang Dono Warkop DKI
Selain biodata Dono Warkop, ada yang belum mengetahui beberapa fakta menarik dari kehidupan comedian terkenal ini.
Bersama Warkop DKI, Dono mampu mengocok perut hampir seluruh masyarakat Indonesia pada dekade 90-an.
Mereka memiki karakter masing-masing dalam setiap aksinya.
Meski kerap kali mendapat kesialan dalam film, Dono Warkop memiliki sisi kehidupan lain yang jauh berbeda dari sosoknya sebagai seorang komedian.
1. Aktivis 1998
Di balik aksi lucunya, Dono Warkop adalah salah satu aktivis politik yang ikut menyusun Reformasi 1998 untuk menggulingkan Soeharto.
Ia menyiapkan berbagai seminar, mengatur kunjungan ke DPR, bahkan menyiasati demo-demo mahasiswa.
Aksi turun ke jalan bersama para mahasiswa pada 1998, bukan demo pertama yang diikutinya.
Dirinya bersama personel warkop lainnya, Kasino dan Nanu, yang merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UI juga ikut dalam aksi Malari 1974 yang menolak dominasi ekonomi Jepang di Indonesia.
Dalam salah satu aksinya saat berdemo, ia bahkan sempat mengarahkan selang air ke barisan tentara yang berada di kanan Jalan Jenderal Sudirman.
Baca Juga: Deretan Film Abimana Aryasatya yang Wajib Ditonton
2. Mendalami Dunia Jurnalistik
Dalam majalah Matra edisi Juli 1992, Dono Warkop didapuk menjadi narasumber ahli fotografi bersama Darwis Triadi.
Ini berkat fotonya bersama para aparat militer yang mengamankannya saat demo.
Kala itu, Dono memakai kaus bertuliskan ‘Join us, we fight for a clean government’ yang sempat viral.
Konon, foto tersebut diambil pada Peristiwa Mei 1998.
Sehingga yang ramai menyebarkan foto Dono adalah para aktivis mahasiswa.
Dono juga giat memberikan kritik terhadap Orde Baru melalui koran mahasiswa, yang disertai dengan karikatur buatannya.
Dono pun dipercaya mengisi kolom opini surat kabar lokal di Solo.
Baca Juga: 7 Artis Perempuan Indonesia ini Sukses jadi Politikus
3. Pernah Menjadi Dosen
Selain menjadi seorang komedian, Dono adalah seorang akademisi yang telah menyandang gelar S1 sebelum Kasino dan Indro.
Sempat menjadi asisten dosen, Dono kemudian menjadi Dosen Sosiologi di Universitas Indonesia.
4. Sempat Perang Dingin dengan Kasino
Dalam beberapa filmnya, para personel Wakop DKI selalu terlihat kompak.
Namun siapa sangka, Dono pernah tidak pernah bertegur sapa dengan Kasino selama hampir satu tahun.
Dono sempat tersinggung dengan Kasino yang berkata, "Ngetik itu pakai jari, bukan dengan gigi!" saat dirinya sedang mengetik dengan mesin tik di malam hari.
5. Memiliki 3 Anak yang Kini Sukses
Pelawak sekaligus Dosen ini meninggalkan 3 orang anak yang kini mendapatkan kesuksesan.
Andika Ario Seno, anak pertamanya lulus dari kampus UI dengan jurusan Broadcast.
Anak keduanya yakni Damar Canggih Wicaksono merupakan lulusan UGM yang mendapat beasiswa S2 dan S3 di luar negeri dengan jurusan Teknik Nuklir.
Pada 2018 lalu, Damar bahkan telah menyandang gelar doktor usai melanjutkan studi S2 dan S3 di Swiss dan juga Eropa.
Sementara itu, anak bungsunya yakni Satrio Sarwo Trengginas merupakan lulusan UI dengan jurusan Bahasa Belanda.
Itulah ulasan tentang biodata Dono Warkop DKI, yang mana karyanya tak akan pernah lekang oleh waktu.
Siapa dari Moms yang masih suka menonton film Warkop DKI, nih?
- http://kk.sttbandung.ac.id/id3/2-3042-2940/Dono_32040_kk-sttbandung.html
- https://www.minews.id/kisah/fakta-tentang-dono-yang-tak-banyak-diketahui-orang
- https://paragram.id/selebritis/fakta-menarik-tentang-almarhum-dono-warkop-yang-jarang-diketahui-orang-28160
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.