COVID-19 di Indonesia Diperkirakan Reda 6 Juni
Jumlah kasus virus corona (COVID-19) di Indonesia terus meningkat, namun di beberapa negara, penambahan jumlah kasus harian sudah mulai berkurang.
Data-Driven Innovation Lab yang dinaungi Singapore University of Technology and Design (STUD) memprediksi berakhirnya pandemi virus corona di sejumlah negara menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), termasuk Indonesia.
Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Saat Puasa di Tengah Pandemi COVID-19
Prediksi ini, dilakukan berdasarkan pada model SIR (susceptible-terinfeksi-pulih). Model SIR ini dihitung berdasarkan data jumlah individu maupun populasi yang rentan, positif terinfeksi, dan sembuh dari berbagai negara.
Mengingat situasi yang berubah dengan cepat, monitor prediktif ini pun diperbarui setiap hari dengan data terbaru.
Menurut hasil simulasi SIR untuk negara-negara Asia Tenggara, Malaysia menjadi yang pertama berhasil menyetop penyebaran virus corona, disusul Filipina, sedangkan Indonesia berada di urutan terakhir. Pandemi virus corona di Indonesia diprediksi baru berakhir pada 6 Juni.
Dalam simulasi berbentuk kurva tersebut, pandemi virus corona di Indonesia akan memasuki zona hijau mulai 6 Juni dengan total kasus yang diprediksi telah mencapai 97 persen. Setelahnya, bentuk kurva akan terus menurut hingga tidak ada penembahan kasus lagi.
Baca Juga: Begini Penjelasan Para Ahli Tentang Prediksi Kapan Pandemi Corona Akan Berakhir
Seberapa Akuratkah Prediksi COVID-19 Ini?
Foto: sciencemag.org
“Model matematika tentang bagaimana infeksi menyebar adalah versi realitas yang disederhanakan. Mereka dirancang untuk meniru fitur utama dari penyakit di dunia nyata yang tersebar cukup baik untuk membuat prediksi, yang setidaknya sebagian, cukup dipercaya untuk membuat keputusan,” kata Lester Caudill, Profesor Matematika, University of Richmond.
Tetapi dalam kasus COVID-19, ada begitu banyak yang belum kita ketahui tentang penyebaran penyakit di dunia nyatanya, karena ini adalah pertama kalinya kita dihadapkan dengan penyakit corona virus.
Menurut Profesor Claudill, apa yang tidak kita ketahui seperti apa saja cara berbeda yang bisa ditransfer antar orang? Berapa lama virus ini hidup pada gagang pintu? Berapa lama waktu berlalu sejak virus memasuki tubuh seseorang hingga orang itu dapat mengirimkannya ke orang lain? Masih banyak pertanyaan lainnya yang kita belum ketahui jawabannya.
Model SIR merupakan model yang sederhana di mana S, I dan R mewakili jumlah orang yang rentan, terinfeksi, dan pulih. Model ini telah digunakan sejak tahun 1927 untuk memprediksi perjalanan berbagai penyakit, terutama penyakit anak-anak di udara dengan kekebalan seumur hidup terhadap pemulihan, seperti campak, gondong, rubella, dan pertusis.
Baca Juga: 10 Mitos dan Fakta Tentang Virus Corona yang Harus Moms Ketahui
Namun menurut Profesor N. Anoop Krishnan dari IIT Delhi, yang bekerja pada pemodelan komputasi dan yang merupakan bagian dari tim yang telah menciptakan model prediksi COVID-19 tingkat nasional untuk India, mengatakan prediksi model STUD mungkin tidak terlalu akurat.
Dia mengatakan bahwa model tersebut hanya memberikan perkiraan kasar kapan pandemi akan berakhir jika tidak ada intervensi. Namun tidak akan membantu dalam perencanaan strategi intervensi.
Pembuat model STUD sendiri mengatakan bahwa ramalan ini hanya untuk tujuan pendidikan dan penelitian.
Bagaimana menurut Moms? Tetap patuhi semua anjuran yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia, agar pandemi COVID-19 bisa berakhir ya, Moms.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.