28 Agustus 2023

Ide dan Ciri Khas Dekorasi Pernikahan Jawa, Penuh Makna!

Ada makna menarik di balik dekorasi pernikahan Jawa

Setiap daerah di Indonesia selalu punya ciri khas dekorasi adat pada saat pernikahan, tak terkecuali dekorasi pernikahan Jawa.

Menurut data dari Portal Informasi Indonesia, suku Jawa menjadi suku yang memiliki populasi terbanyak di Indonesia dengan jumlah lebih dari satu juta penduduk.

Setelah itu menyusul suku Sunda, Melayu, Batak, dan Madura yang berada di lima teratas suku terbanyak di Indonesia.

Menjadi suku yang punya populasi banyak, maka tak heran kalau adat istiadatnya selalu menjadi sorotan.

Adat Jawa tak hanya diterapkan pada kehidupan sehari-hari oleh masyarakatnya, tapi juga diterapkan dalam dekorasi pernikahan Jawa.

Baca Juga: Mengenal Berbagai Jenis Pakaian Adat Jawa Barat dan Keunikannya

Ciri Khas Ornamen Dekorasi Pernikahan Jawa

Dalam adat istiadat Jawa, ornamen dekorasi pernikahan Jawa sudah menjadi salah satu unsur adat dalam adat Suku Jawa.

Bahkan hingga kini, hal tersebut masih tetap dipertahankan karena ternyata ada makna dalam setiap ornamen dekorasi yang digunakan.

Setiap ornamen dekorasi pernikahan Jawa akan melambangkan simbol dari nilai-nilai unggul dan juga harapan baik untuk pasangan pengantin.

Terdapat ciri khas ornamen dekorasi pernikahan Jawa yang jika Moms perhatikan pasti selalu ada dalam pernikahan adat Jawa, yaitu:

1. Gebyok Sebagai Latar Pelaminan

Gebyokan pada Dekorasi Pernikahan Jawa
Foto: Gebyokan pada Dekorasi Pernikahan Jawa (Kerajinanindonesia.id)

Ornamen pertama dari dekorasi pernikahan Jawa adalah gebyok yang akan dijadikan sebagai latar pelaminan pengantin.

Ornamen gebyok ini paling menyita perhatian para tamu undangan.

Selain ukurannya yang paling besar, gebyok ini akan membuat dekorasi pernikahan Jawa akan terlihat sekali suasana tradisionalnya.

Gebyok terbuat dari kayu yang dibuat mirip dengan pintu dan jendela dengan ukiran-ukiran khas Jawa.

Jenis kayu yang biasanya digunakan adalah kayu jati, tapi juga bisa menggunakan jenis kayu lainnya.

Beda ukiran yang digunakan pada gebyok, maka akan berbeda pula maknanya.

Ukiran gebyok bisa melambangkan hubungan antar manusia, hubungan dengan alam, kesejahteraan, keharmonisan, kedamaian, dan kesejahteraan.

Penggunaan gebyok pada dekorasi pernikahan Jawa menyimbolkan pasangan yang telah menikah dan memasuki dunia baru dimana nantinya kehidupan baru juga akan dimulai.

Gebyok juga melambangkan sebagai doa atau harapan dari kedua orang tua yang melepas anaknya untuk menikah.

Bentuk gebyok ini bisa beragam ukuran dan warnanya.

Meski dibuat dari kayu, tapi Moms juga bisa mengecat gebyok ini dengan warna yang sesuai dengan tema pernikahan.

Untuk mempermanis tampilan gebyok, akan ada hiasan bunga yang diletakkan di bagian atas gebyok.

Selain bunga, daun hijau atau daun kering juga bisa digunakan sebagai hiasan dekorasi pernikahan Jawa.

Baca Juga: 5 Kreasi Resep Nasi Langgi Khas Jawa untuk Dicoba di Rumah

2. Miniatur Joglo

Miniatur Joglo
Foto: Miniatur Joglo (Youtube.com/Inovasi Dekor)

Miniatur joglo juga menjadi salah satu ciri khas dekorasi pernikahan Jawa yang digunakan sebagai hiasan yang dipasang di pelaminan pengantin.

Biasanya miniatur joglo ini banyak dipasang pada pesta pernikahan outdoor, tapi Moms juga bisa menggunakannya sebagai dekorasi pernikahan Jawa indoor.

Rumah joglo adalah rumah adat khas Jawa yang punya keunikan dari segi bagian atapnya yang mirip limas dengan empat pilar penyangga.

Empat pilar penyangga ini melambangkan arah mata angin, yakni utara, selatan, barat, dan timur.

Jadi, diharapkan agar nantinya pasangan pengantin akan tetap rukun di manapun berada atau di mana saja mereka tinggal.

Miniatur joglo pada dekorasi pernikahan Jawa juga melambangkan simbol dari kemampuan ekonomi pengantin yang sudah siap membina hubungan rumah tangga.

Baca Juga: Ragam Pakaian Adat Jawa Timur dan Keunikannya

3. Elemen Gunungan Wayang Kulit Sebagai Latar Pelaminan

Gunungan Wayang Dekorasi Pernikahan Jawa
Foto: Gunungan Wayang Dekorasi Pernikahan Jawa (Mahligai-Indonesia.com)

Ornamen elemen gunungan wayang kulit juga selalu muncul dalam dekorasi pernikahan Jawa.

Biasanya ornamen ini ajan dipasang atau digunakan pada backdrop pelaminan pengantin, dekorasi photobooth, hingga pada dekorasi catering.

Elemen gunungan wayang kulit adalah ornamen yang berbentuk seperti gunung yang biasanya ada pada pertunjukan wayang khas Jawa.

Wayang berbentuk gunungan ini biasanya digunakan untuk mengisahkan gunung, gua, hutan, dan alam lainnya.

Ornamen elemen gunungan wayang kulit ini memiliki bentuk mengerucut pada bagian atasnya.

Uniknya di dalam gunungan tersebut akan terdapat ukiran atau gambar yang memiliki bentuk beragam.

Bisa berupa gambar hewan, rumah, pohon, tanaman, angin, ombak, api, air, dan lain sebagainya.

Saat dijadikan sebagai dekorasi pernikahan jawa, ada dua buah ornamen elemen gunungan wayang kulit yang akan diletakkan pada bagian kanan dan kiri.

Satu gunungan adalah gunungan blumbangan yang memiliki makna perempuan dan satunya lagi adalah gunungan gapuran yang memiliki makna laki-laki.

Penggunaan elemen gunungan wayang kulit pada dekorasi pernikahan Jawa melambangkan setiap keadaan yang harus dihadapi oleh kedua pasangan pengantin.

Baca Juga: 10 Fakta Midodareni, Rangkaian Upacara Adat Jawa sebelum Pernikahan

4. Patung Loro Blonyo

Patung Loro Boyo
Foto: Patung Loro Boyo (GoodNewsfromIndonesia.Id)

Selanjutnya ada patung Loro Blonyo yang juga menjadi dekorasi pernikahan Jawa.

Patung Loro Blonyo atau yang juga dikenal dengan nama patung Dua Lapik adalah patung yang melambangkan laki-laki dan perempuan.

Patung ini memang ada sepasang, yakni perempuan dan laki-laki yang oleh masyarakat Jawa diibaratkan sebagai pasangan Dewi Sri dan Sadhana.

Dalam kisah budaya Jawa, Dewi Sri digambarkan sebagai seorang gadis muda yang sangat cantik seperti Dewi Shinta dalam kisah Ramayana.

Sedangkan pasangannya yakni Sadhana digambarkan serupa dengan tokoh Rama.

Peletakan patung Loro Blonyo dalam dekorasi pernikahan Jawa memiliki makna yang melambangkan kesetiaan hubungan suami istri dalam kehidupan berumah tangga.

Patung ini juga dianggap sebagai doa supaya pernikahan kedua mempelai pengantin bisa langgeng, rukun, dan harmonis hingga maut memisahkan.

Baca Juga: Makna Riasan Paes Jawa pada Pengantin Perempuan, Sudah Tahu Moms?


5. Kain Batik

Batik sebagai Dekorasi Pernikahan Jawa
Foto: Batik sebagai Dekorasi Pernikahan Jawa (Dekorasi-Dinding.Blogspot.Com)

Kain batik juga selalu menjadi ciri khas dekorasi pernikahan Jawa.

Tak hanya pada pernikahan adat Jawa, tapi juga pernikahan modern.

Moms bisa menjumpai kain batik yang digunakan sebagai kain bawahan untuk baju pengantin.

Kain batik juga digunakan sebagai dekorasi taplak meja penerima tamu, pemanis kursi tamu, hiasan gebyok, dan lain sebagainya.

Penggunaan kain batik sebagai dekorasi pernikahan Jawa ini melambangkan makna dan doa yang berbeda-beda tergantung dari motif batik yang digunakan.

Untuk batik Sido Mulyo melambambangkan doa bagi kedua pasangan pengantin saat memulai hubungan rumah tangga agar tetap harmonis.

Lain halnya dengan batik motif Sido Asih, ini memiliki makna sebuah pengharapan agar pasangan pengantin bisa dilimpahi dengan kasih sayang dan kemudahan saat berumah tangga.

Jadi, tergantung motif batik yang digunakan ya Moms.

Lantas, bolehkah jika ingin menggunakan lebih dari satu jenis motif batik? Tentu saja boleh, ya.

Baca Juga: Serba-serbi Nikah Siri dan Fakta-faktanya di Indonesia

6. Hiasan Bunga

Bunga Pada Hiasan Dekorasi Pernikahan Jawa
Foto: Bunga Pada Hiasan Dekorasi Pernikahan Jawa (Diadona.id)

Selanjutnya ada bunga-bunga yang menjadi hiasan dekorasi pernikahan Jawa.

Bunga memang tidak pernah luput dari dekorasi pernikahan Jawa, tapi bagi dalam pernikahan adat Jawa.

Ada tiga bunga yang selalu digunakan, yakni bunga melati, bunga kantil, dan bunga mawar.

Bunga kantil dan melati banyak digunakan sebagai hiasan kepala pengantin perempuan, tapi juga digunakan sebagai dekorasi.

Lalu untuk bunga mawar merah sudah pasti digunakan sebagai dekorasi pelaminan atau buket bunga yang akan dibawa oleh pengantin perempuan.

Ketiga jenis bunga ini ternyata memiliki makna yang berbeda-beda.

Bunga kantil digunakan agar kedua pasangan pengantin bisa tetap langgeng hingga maut memisahkan.

Sedangkan bunga melati digunakan sebagai dekorasi pernikahan Jawa untuk melambangkan kesucian, keagungan, dan ketulusan.

Wangi bunga melati yang semerbak ini bahkan memiliki makna tersendiri karena dianggap tak hanya melambangkan keindahan saja, tetapi juga kesederhanaan dan kerendahan hati.

Sementara untuk bunga mawar dianggap sebagai lambang keselarasan dan keharmonisan dalam hidup.

Bunga mawar yang sering digunakan adalah mawar merah dan putih.

Mawar merah melambangkan bapak dan mawar putih melambangkan ibu.

Baca Juga: 8 Prosesi Pernikahan Adat Aceh yang Sakral

7. Rangkaian Buah dan Sayur

Buah dan Sayur sebagai Dekorasi Pernikahan Jawa
Foto: Buah dan Sayur sebagai Dekorasi Pernikahan Jawa (Idazdekorasi.Com)

Ciri khas dekorasi pernikahan Jawa yang tak kalah bagus adalah rangkaian buah dan sayur.

Hal ini memang terdengar unik dan menarik perhatian karena tidak biasa.

Rangkaian buah dan sayur biasanya diletakkan di depan pelaminan, tapi ada juga yang meletakkannya di sebagai hiasan tambahan pada janur pernikahan.

Jenis buah dan sayur yang diletakkan sebagai hiasan dekorasi pernikahan Jawa bisa beragam.

Ada buah pisang, apel, nanas, rambutan, anggur, dan lain sebagainya.

Sementara untuk sayur bisa berupa kacang panjang, wortel, sawi, terong, cabai, dan lain sebagainya.

Penggunaan rangkaian buah dan sayur ini sebagai dekorasi pernikahan Jawa bukan tanpa alasan karena ada makna di baliknya.

Rangkaian buah dan sayur menyiratkan harapan supaya kedua mempelai pengantin akan selalu diberkahi kemakmuran dan kesejahteraan.

Sehingga tidak pernah kekurangan harta atau tidak pernah kelaparan nantinya.

Baca Juga: Belajar Aksara Jawa Lengkap dan Jenisnya

Fakta Unik dalam Pernikahan Adat Jawa

Pernikahan Adat Jawa
Foto: Pernikahan Adat Jawa (Orami Photo Stock)

Pernikahan adat Jawa adalah salah satu perayaan budaya yang kaya dan beragam di Indonesia.

Nah, berikut adalah beberapa fakta unik tentang pernikahan adat Jawa yang Moms mungkin perlu tahu:

1. Filosofi Simbolik

Pernikahan adat Jawa sarat dengan filosofi dan simbolisme.

Nah, salah satu contoh adalah "siraman", yang mana pengantin mandi dengan air bunga untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual sebelum pernikahan.

Ini mewakili kesucian dan kesegaran dalam memulai babak baru dalam hidup.

Sebelum pernikahan, akan berlangsung upacara siraman yang akan membuat pengantin dimandikan dengan air bunga dan ramuan tradisional.

Sedangkan upacara midodareni adalah acara pertemuan keluarga untuk memberikan doa restu kepada pasangan muda sehari sebelum pernikahan.


2. Sungkeman

Ini adalah salah satu momen penting dalam pernikahan adat Jawa.

Dalam prosesi ini, pengantin akan menundukkan kepala dan merapatkan tangan ke dada sebagai tanda hormat kepada orang tua dan leluhur.

Hal ini mencerminkan nilai-nilai sopan santun dan penghargaan terhadap keluarga.

3. Tiga Kali Sembahyang

Pengantin juga akan melakukan tradisi tiga kali sembahyang.

Nah, dalam bahasa Jawa ini disebut dengan "Ngunduh Mantu."

Ini mewakili keselarasan dengan tiga prinsip hidup Jawa:

  • Manunggaling Kawulo Gusti" (bersatu dengan Tuhan)
  • Manunggaling Wening" (bersatu dengan diri sendiri)
  • Manunggaling Bhinneka" (bersatu dalam perbedaan)

4. Tata Tertib dan Susunan Acara

Pernikahan adat Jawa memiliki tata tertib dan susunan acara yang kompleks.

Mulai dari prosesi lamaran, pernikahan, hingga resepsi, setiap tahapannya dijalani dengan adat dan etika yang ketat.

Termasuk dalam pemilihan warna baju pengantin sesuai dengan adat.

Baca Juga: 5 Imunisasi Nikah yang Sebaiknya Dilakukan, Calon Pengantin Wajib Tahu!

5. Menggunakan Peninggalan Keraton

Faktanya, banyak unsur pernikahan adat Jawa berasal dari warisan keraton.

Penggunaan "kebaya" oleh pengantin perempuan dan "blangkon" (topi tradisional) oleh pengantin pria adalah contoh nyata dari warisan budaya keraton.

6. Adanya Sesaji dan Tepung Tawar

Dalam pernikahan adat Jawa, sesaji atau persembahan kepada leluhur sangat penting.

Upacara "tepung tawar" dilakukan dimana pengantin akan meminta restu dari orang tua dan leluhur dengan memberikan persembahan makanan yang diletakkan di atas tampah.

7. Seni Tari dan Musik

Pernikahan adat Jawa juga memanjakan mata dan telinga dengan tarian dan musik tradisional seperti tari gambyong, tari reog, dan musik gamelan.

Tarian ini menggambarkan keindahan dan keragaman budaya Jawa.

Baca Juga: 10 Rumah Adat Jawa Tengah, Tak Hanya Joglo!

Itulah beberapa ciri khas dekorasi pernikahan Jawa dan juga ide desain dekorasinya yang bisa Moms jadikan inspirasi.

Dalam pernikahan adat Jawa, keselarasan antara nilai-nilai spiritual, budaya, dan keluarga sangat ditekankan.

Jadi, setiap elemen dan tindakan memiliki makna mendalam yang memberikan kedalaman dan kekayaan pada perayaan ini.

Semoga informasi di atas bisa berguna untuk Moms!

  • https://seruni.id/jenis-bunga-yang-dipakai-pernikahan-adat-jawa/
  • https://weddingmarket.com/artikel/venue-pernikahan-tradisional-adat-jawa#!
  • https://weddingmarket.com/artikel/dekorasi-pernikahan-adat-jawa-kuno
  • https://www.tokopedia.com/blog/susunan-acara-pernikahan-adat-jawa-rlt/
  • https://mahligai-indonesia.com/pernikahan-nusantara/lima-elemen-dekoratif-yang-identik-pada-pernikahan-jawa-4370
  • https://hoteldesawisata.co.id/dekorasi-pernikahan-adat-jawa/
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_suku_bangsa_di_Indonesia_menurut_jumlah_penduduk

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.