DJJ Normal: Cara Mengetahui hingga Mitos Penentu Jenis Kelamin Bayi
Bagi Moms dan Dads yang sedang menanti kelahiran Si Kecil, momentum yang paling terasa sentimental adalah ketika Moms dan Dads bisa mendengarkan detak jantung janin (DJJ) untuk pertama kalinya.
Detak jantung janin sekilas berdegup dengan irama yang sama. Namun bagaimana kita bisa mengetahui DJJ normal dan seperti apa DJJ normal itu?
Menurut webmd.com, pada minggu pertama sebenarnya jantung mulai berdetak antara 90 dan 110 bpm (detak per menit). Seiring dengan berjalannya waktu kandungan, detak jantung janin akan meningkat sekitar 140 hingga 170 bpm.
Ketika Moms hamil pada trimester kedua dan ketiga, detak jantung janin atau djj normal diperkirakan berada di angka 110 dan 160 bpm.
Benarkah Djj Normal Bisa Memprediksi Jenis Kelamin Si Kecil?
Foto: Orami Photo Stock
Banyak orang yang mengatakan bahwa DJJ normal lebih tinggi 140 bpm per menit, maka bisa jadi Moms akan melahirkan bayi perempuan.
Sebaliknya, jika DJJ normal di bawah 140 bpm per menit, maka Moms berpotensi melahirkan bayi laki-laki.
Yang menarik, anggapan ini ternyata tidak hanya berlaku dan terjadi di Indonesia saja. Namun juga di luar negeri. Contohnya pada forum diskusi situs netmums.com.
Benarkah anggapan DJJ normal yang lebih cepat akan memengaruhi jenis kelamin Si Kecil? Jawabannya adalah tidak.
Menurut laman healthline.com, DJJ normal dapat terdeteksi hanya dengan pemeriksaan USG oleh dokter kandungan. Biasanya, detak jantung janin akan mulai bisa didengar saat usia kehamilan memasuki usia delapan minggu.
Namun, meski DJJ normal bisa didengar di usia kehamilan delapan minggu, terkadang prosesnya bisa lebih lama dari delapan minggu.
Untuk benar-benar bisa mendengar detak jantung janin, prosesnya bisa memakan waktu hingga usia kehamilan 12 minggu.
Irama detak jantung janin akan terus mengalami perubahan dan perlu dimonitor setiap Moms berkonsultasi setiap bulan ke dokter kandungan.
DJJ normal yang lebih tinggi di atas 140bpm bukanlah menjadi penanda bahwa janin yang Moms kandung adalah perempuan.
Penelitian yang dipublikasikan oleh Fetal Diagnosis and Therapy berjudul Gender-Related Differences in Fetal Heart Rate during First Trimester mencoba mitos di atas kepada 966 sonogram wanita pada usia kehamilan di bawah 14 minggu. Mereka mendengarkan setiap DJJ normal kandungan wanita tersebut.
Pada usia kehamilan minggu ke-18 dan ke-24, penelitan kembali dilakukan untuk mendengarkan DJJ normal. Hasilnya? 477 wanita melahirkan bayi dengan kriteria jenis kelamin yang diprediksikan sebelumnya.
Sementara 244 wanita lainnya melahirkan bayi perempuan dan 233 lainnya melahirkan bayi laki-laki.
Baca juga: Cara Memandikan Bayi Baru Lahir, Panduan untuk Ibu Baru
Jadi tidak ada jaminan pasti bahwa DJJ normal yang diperiksakan saat USG menunjukkan jenis kelamin bayi Moms yang dikandung.
Mengapa Memonitor DJJ Normal Sangat Diperlukan?
Foto: Orami Photo Stock
Lalu, jika bukan untuk mengetahui dan memprediksi jenis kelamin Si Kecil, apa guna memonitor DJJ normal?
Tujuan memantau detak jantung janin adalah untuk membantu mendeteksi perubahan pola detak jantung janin selama dalam kandungan dan proses persalinan berlangsung.
Jika dokter kandungan mendeteksi adanya pola detak jantung yang terlalu cepat atau terlalu lambat, hal ini bisa menandakan gawat janin.
Gawat janin merupakan suatu kondisi kekurangan oksigen hingga kekurangan nutrisi di dalam kandungan. Kondisi ini dikenal dengan fetal distress.
Dilansir dari laman browntrialfirm.com, janin bisa saja mengalami hipoksia (kegawatan) jika mengalami beberapa faktor ini:
- Pertumbuhan janin terhambat
- Moms memiliki riwayat diabetes
- Janin memiliki kelainan letak
- Janin memiliki kelainan bawaan atau infeksi
- Masa kehamilan lebih dari 42 minggu
- Pasokan oksigen melalui tali pusat berkurang
- Janin mengalami sindrom aspirasi mekonium
- Moms memiliki level oksigen yang rendah
- Moms memiliki riwayat tekanan darah rendah selama mengandung
- Moms mengandung di usia di atas 35 tahun
- Kehamilan kembar atau lebih
Ketika terdeteksi perubahan pola detak jantung janin, maka para ahli bisa mengambil berbagai langkah untuk mengantisipasi, mengatasi permasalahan, hingga menentukan proses persalinan yang tepat untuk janin dan Moms.
Cara Mengetahui DJJ Normal
Foto: Orami Photo Stock
Meskipun kini banyak alat, bahkan aplikasi, untuk mendengarkan detak jantung janin yang dijual di pasaran, Moms disarankan untuk mengutamakan konsultasi dengan dokter spesialis kandungan atau bidan.
Untuk mengetahui DJJ normal, biasanya ada dua acara untuk memantau dan mendengarkan detak jantung janin tersebut. Menurut Johns Hopkins Medicine, caranya adalah:
1. Pemantauan DJJ Normal Secara Eksternal
Untuk mendengarkan dan memantau DJJ normal, salah satu jenis alat yang sering digunakan adalah USG doppler.
Alat yang digunakan oleh para ahli ini membantu mendengar dan merekam detak jantung janin melalui perut Moms.
Tidak hanya di masa kehamilan saja. USG doppler juga berguna untuk memeriksa DJJ saat proses bersalin.
Pada prosesnya, probe ultrasound (transduser) akan diletakkan ke perut Moms, tepat di area perut yang dekat dengan posisi jantung janin. Nah, transduser inilah yang berfungsi mengirimkan suara detak jantung janin ke komputer.
Ketika pola detak jantung janin tampil di layar, Moms bisa meminta dokter atau bidan untuk mencetak hasilnya di sebuah kertas khusus.
2. Pemantauan DJJ Normal Secara Internal
Foto: Orami Photo Stock
Cara untuk mendengarkan DJJ normal yang kedua adalah dengan pemantauan DJJ normal secara internal.
Proses ini menggunakan kawat tipis (elektroda) yang bisa dipasangkan ke kepala bayi. Metode yang kedua ini dinilai lebih akurat.
Caranya, kabel akan masuk ke dalam rahim lewat vagina, lalu ditempel ke kepala bayi untuk mendengarkan detak jantungnya. Hasil rekaman detak jantung janin akan dihubungkan oleh kabel dan ditampilkan ke layar monitor.
Meski demikian, pemantauan detak jantung janin secara internal ini hanya bisa dilakukan ketika kantung ketuban Moms sudah pecah dan serviks sudah dalam keadaan terbuka.
Pemeriksaan detak jantung janin secara internal pun umumnya dilakukan (dan hanya bisa dilakukan) ketika pemantauan detak jantung janin secara ekternal tidak memberikan hasil baik.
Selain dengan penggunaan alat elektronik di atas, untuk mengetahui DJJ normal, para ahli juga bisa menggunakan metode auskultasi. Metode ini menggunakan stetoskop khusus.
Dengan mengandalkan stetoskop khusus, dokter dapat mendengarkan berbagai hal terkait jantung yang bisa didengarkan. Mulai dari bagaimana suara jantung janin, seberapa sering berdetak, dan seberapa keras berdetak.
Namun untuk mengetahui DJJ normal yang lebih spesifik, Moms disarankan untuk melakukannya dengan metode eletronik.
Cara Periksa Detak Jantung Janin di Puskesmas
Foto: Orami Photo Stock
Untuk mencegah gawat janin, pemerintah Indonesia pun memberi keleluasaan bagi Moms memeriksakan detak jantung janin ke puskesmas.
Simak beberapa langkah yang dijabarkan oleh situs menpan.go.id ini:
Yang perlu dibawa oleh Moms:
- Kartu Tanda Pengenal Penduduk
- Kartu BPJS
- Buku KIA
- Moms bisa datang sendiri / dengan pendamping
Mekanisme:
- Petugas memberitahu dan menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
- Petugas menyiapkan peralatan di ruangan khusus
- Petugas meminta pasien berbaring terlentang dengan kaki diluruskan
- Petugas memberi jelly pada doppler yang akan digunakan pada perut ibu
- Petugas menempelkan doppler pada perut ibu hamil di daerah punggung janin
- Petugas menghitung denyut janin dan mendengarkan denyut jantung selama 1 menit.
- Petugas mempersilakan pasien untuk bangun dan duduk kembali
- Petugas menjelaskan pada pasien hasil pemeriksaan detak jantung janin. Jika pada pemeriksaan detak jantung janin tidak terdengar atau tidak ada pergerakan bayi, maka pasien diberi penjelasan dan dirujuk ke Rumah Sakit rujukan.
- Petugas mencatat hasil pemeriksaan jantung janin pada kartu IBU dan buku KIA
Waktu Pemeriksaan:
15 menit
Biaya:
Bebas Biaya
Itulah beberapa hal terkait djj normal yang perlu Moms ketahui. Jaga kesehatan, atur pola makan, dan jangan lupa untuk teratur kontrol ke dokter kandungan atau bidan ya, Moms!
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/fetal-heart-monitoring
- https://browntrialfirm.com/blog/hie/signs-of-newborn-hyposia/
- https://www.healthline.com/health/pregnancy/when-can-you-hear-babys-heartbeat#first-ultrasound
- http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Praktik-Kebidanan-Komunitas_SC.pdf
- https://www.healthline.com/health/pregnancy/when-can-you-hear-babys-heartbeat
- https://www.netmums.com/coffeehouse/becoming-mum-pregnancy-996/netmums-52/601208-does-heartrate-myth-work-you.html
- https://www.karger.com/Article/Abstract/89065
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.