Gunung Fuji, Ikon Wisata Jepang, Belum Tampak Salju di Puncaknya!
Gunung Fuji adalah ikon alam Jepang dan jadi destinasi wisata Jepang yang banyak dituju wisatawan.
Gunung ini juga terkenal ada salju di atasnya.
Namun, pemandangan Gunung Fuji tanpa salju sedang jadi perhatian dunia akibat suhu panas, Moms.
Gunung Fuji yang tidak tampak ada saljunya ini biasanya terjadi pada akhir musim panas, tapi salju ini tak kunjung terlihat hingga kini.
Yuk, Moms simak selengkapnya tentang gunung Fuji di bawah ini.
Tentang Gunung Fuji
Gunung Fuji (富士山, Fujisan), yang terletak di pulau Honshu dan merupakan gunung tertinggi di Jepang dengan ketinggian mencapai 3.776,24 meter (12.389,2 kaki).
Ini adalah gunung berapi tertinggi kedua di Asia yang terletak di sebuah pulau, setelah Gunung Kerinci di Sumatra.
Menariknya, juga gunung ini menjadi puncak tertinggi ketujuh dari sebuah pulau di dunia.
Gunung Fuji adalah gunung berapi aktif yang terakhir kali meletus pada tahun 1707 hingga 1708.
Lokasinya sekitar 100 km (62 mil) di sebelah barat daya Tokyo, dan pada hari-hari cerah, gunung ini dapat terlihat dari kota tersebut.
Bentuk kerucutnya dan sangat simetris, dan puncaknya tertutup salju selama sekitar lima bulan setiap tahun.
Gunung Fuji yang tertutup salju ini jadi ikon budaya Jepang yang sering muncul dalam karya seni, fotografi, serta destinasi populer bagi wisatawan.
Sebagai salah satu dari Tiga Gunung Suci, bersama Gunung Tate dan Gunung Haku, Gunung Fuji telah menjadi Situs Bersejarah Jepang.
Pada 22 Juni 2013, gunung ini masuk dalam Daftar Warisan Dunia sebagai Situs Budaya oleh UNESCO, lho Moms.
UNESCO mencatat 25 situs budaya yang menonjol di area Gunung Fuji, termasuk:
- Gunung Fuji
- Kuil Shinto Fujisan Hongū Sengen Taisha
- Kuil Kepala Buddha Taisekiji.
Kuil Kepala Buddha Taisekiji berdiri sejak 1290, yang pernah diabadikan dalam karya seniman ukiyo-e Katsushika Hokusai.
Baca Juga: 13 Tempat Wisata Singapura yang Wajib Dikunjungi!
Sejarah Gunung Fuji
Selama berabad-abad, gunung ini sering disebut dalam puisi dan literatur Jepang.
Hingga dianggap sakral sejak zaman dahulu dan dulunya terlarang bagi wanita hingga akhir era Meiji.
Pendakian Gunung Fuji pertama kali dilakukan oleh orang asing, Sir Rutherford Alcock, pada tahun 1860.
Kemudian pada 1867, Lady Fanny Parkes menjadi wanita non-Jepang pertama yang mendakinya.
Gunung ini kini dikenal sebagai salah satu tujuan populer untuk pariwisata dan pendakian.
Bahkan, ada pepatah Jepang yang menyebut "bijaksana mendaki Gunung Fuji sekali, tetapi bodoh mendakinya dua kali."
Pada 1966, pesawat BOAC mengalami kecelakaan dekat Gunung Fuji, menewaskan seluruh penumpangnya.
Pada 2004, stasiun cuaca tertinggi di Jepang yang terletak di puncak Gunung Fuji digantikan oleh sistem otomatis.
Proses Terjadinya Salju di Gunung Fuji
Proses terbentuknya salju di Gunung Fuji, seperti di gunung lainnya.
Diawali oleh udara lembab yang naik ke atmosfer dan mengalami pendinginan saat mencapai ketinggian.
Ketika udara lembab tersebut naik ke atas gunung, suhunya turun, dan kelembaban yang terkandung di dalamnya terkondensasi menjadi titik-titik air yang akhirnya membentuk awan.
Pada ketinggian tertentu, terutama di puncak Gunung Fuji yang mencapai sekitar 3.776 meter, suhu bisa turun di bawah titik beku, terutama di musim dingin.
Pada suhu di bawah titik beku ini, tetes air di dalam awan berubah menjadi kristal es.
Kristal-kristal ini akan bergabung dan membentuk serpihan salju.
Saat serpihan salju ini sudah cukup berat, ia akan jatuh ke permukaan gunung, membentuk lapisan salju yang menutupi lereng Gunung Fuji.
Salju di Gunung Fuji biasanya bertahan lama pada musim dingin, sehingga puncaknya tampak berselimut putih selama musim ini.
Pada musim panas, salju mencair karena suhu yang lebih hangat, dan biasanya hanya menyisakan salju abadi di beberapa bagian puncak.
Gunung Fuji Tidak Kunjung Bersalju
Nah, yang menjadi perhatian belakangan ini adalah, Gunung Fuji yang dikenal memiliki salju di puncaknya, kini tak kunjung bersalju.
Biasanya salju mulai terdeteksi pada bulan Oktober. Namun, hingga Oktober 2024 berakhir, tidak tampak salju di gunung Fuji.
Melansir The Guardian, Yutaka Katsuta, seorang peramal cuaca di Kantor Meteorologi Lokal Kofu mengatakan tahun ini belum ada hujan salju di gunung Fuji karena cuaca yang hangat, suhu tinggi musim panas menghalangi udara dingin sehingga berdampak pada keterlambatan pembentukan lapisan salju.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan ilmuwan dan masyarakat mengenai dampak perubahan iklim terhadap lingkungan dan ekosistem setempat.
Para ahli meteorologi mencatat bahwa suhu rata-rata di wilayah tersebut mengalami peningkatan signifikan, yang berkontribusi pada hilangnya salju di puncak gunung.
Selain itu, perubahan pola curah hujan dan penurunan jumlah presipitasi salju turut memengaruhi kondisi ini.
Fenomena ini tak hanya mengubah pemandangan Gunung Fuji, tetapi juga mengancam pasokan air bagi komunitas sekitar yang bergantung pada lelehan salju.
Pemerintah Jepang dan ilmuwan kini meneliti penyebab dan solusi untuk dampak perubahan iklim ini.
Itulah informasi tentang Gunung Fuji yang tidak lagi bersalju. Gimana tanggapan Moms?
- https://www.japan.travel/id/fuji-guide/mt-fuji-more-than-a-mountain/
- https://www.bbc.com/news/articles/cx2dp1l8wklo
- https://www.channelnewsasia.com/east-asia/japan-mount-fuji-snow-peak-forecast-4715206
- https://www.theguardian.com/world/2024/oct/30/mount-fuji-no-snow-record-japan-summer
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.