17 September 2024

Mengenal Sejarah Kota Rafah dan Situasi Terbarunya

Rafah adalah kota yang terletak di ujung selatan Jalur Gaza
Mengenal Sejarah Kota Rafah dan Situasi Terbarunya

Foto: Wikimedia Commons

Rafah adalah kota yang terletak di ujung selatan Jalur Gaza, berperan penting secara historis maupun geopolitik dalam konflik Israel-Palestina.

Kota ini berada di persimpangan antara Mesir dan Palestina yang sekaligus menjadi simbol ketahanan dan perjuangan bagi penduduknya.

Dengan posisinya yang strategis, kota ini seringkali berada di garis depan konflik.

Kota ini juga menjadi pintu gerbang untuk bantuan kemanusiaan dan penyelundupan barang.

Nah, pada 12 Januari 2024 serangan udara Israel menewaskan 67 penduduk Palestina di kota Rafah, Jalur Gaza.

Warga sipil dilaporkan menjadi sasaran hingga perang yang kini dialihkan ke Rafah.

Lantas, apa itu kota Rafah? Yuk, cari tahu di bawah ini.

Baca Juga: Israel dalam Alkitab dan 5 Ayatnya untuk Direnungkan

Sejarah Kota Rafah

Rafah
Foto: Rafah (Dw.com)

Rafah, sebuah kota bersejarah yang terletak di Gaza, telah dijajah oleh berbagai kekaisaran sepanjang masa, termasuk oleh:

  • Firaun Mesir
  • Kekaisaran Asyur
  • Yunani
  • Romawi.

Dari tahun 1917 hingga 1948, kota ini berada di bawah pengawasan kolonial Inggris, sebelum akhirnya menjadi bagian dari negara yang baru didirikan, Israel.

Penetapan tersebut memicu konflik bersenjata dengan negara-negara Arab di sekitarnya.

Usai konflik tersebut, Rafah, bersama dengan seluruh Jalur Gaza, dikuasai oleh Mesir.

Selanjutnya, dalam Perang Enam Hari yang berlangsung pada tahun 1967, Israel menguasai Rafah, sebagai bagian dari pendudukan luasnya terhadap wilayah-wilayah seperti:

  • Semenanjung Sinai Mesir
  • Tepi Barat
  • Dataran Tinggi Golan
  • Yerusalem Timur.

Namun, setelah perjanjian damai antara Mesir dan Israel pada tahun 1979, Semenanjung Sinai dikembalikan ke Mesir.

Rafah terbagi menjadi dua, dengan satu bagian berada di Mesir dan bagian lainnya di bawah kontrol Israel di Gaza.

Pembatasan berupa kawat berduri ditempatkan di sepanjang perbatasan, seringkali memisahkan anggota keluarga.

Rafah, seperti halnya wilayah lain di Gaza, juga menjadi tempat perlindungan bagi ribuan pengungsi Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah akibat konflik yang terjadi pada tahun 1948.

Baca Juga: Abu Ubaidah, Jubir Hamas dalam Konflik Israel-Palestina

Lokasi Rafah

Kota Rafah
Foto: Kota Rafah (Arabnews.com)

Rafah adalah kota di bagian selatan Jalur Gaza, yang terletak sekitar 30 kilometer atau 19 mil di barat daya dari Kota Gaza.

Dilihat dari peta, Rafah terletak di ujung selatan Jalur Gaza, Palestina, berbatasan langsung dengan Mesir.

Kini, diperkirakan Rafah dihuni oleh sekitar 1,5 juta orang Palestina, jumlah ini meningkat lima kali lipat dari sebelumnya akibat serangan yang dilakukan oleh Israel ke Gaza.

Dengan luas wilayah sekitar 60 kilometer persegi, Rafah memiliki ukuran yang mirip dengan Manhattan di New York atau Banda Aceh di Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Semangka sebagai Simbol Palestina untuk Lawan Israel

Keamanan dan Kondisi Rafah

Rafah Sekarang
Foto: Rafah Sekarang (Edition.cnn.com)

Moms, seperti yang dijelaskan di atas, pada 12 Januari 2024 serangan udara Israel menewaskan 67 penduduk Palestina di kota Rafah, Jalur Gaza.

Jadi, bisa dikatakan kota ini sedang tidak baik-baik saja dari segi keamanan.

Setiap hari, serangan udara Israel merenggut nyawa lebih dari 100 orang di kota ini.

Orang-orang yang berhasil selamat menghadapi kondisi hidup yang sangat sulit.

Seperti tinggal di dalam tenda yang sering tergenang air saat hujan atau berlindung di bawah reruntuhan apa pun yang bisa ditemukan.

Berdasarkan gambar satelit yang Al Jazeera peroleh, kondisi di Rafah telah mencapai titik kritis.

Area dengan luas 64 km persegi itu kini dipenuhi oleh sekitar 22.000 orang.


Sebelum konflik, 275.000 orang tinggal di daerah dengan luas yang sama, membuat Rafah menjadi salah satu area paling padat di Gaza dan di dunia.

Pengungsi berbondong-bondong ke fasilitas UNRWA, mengharapkan bantuan dari badan yang didirikan untuk mendukung mereka.

Namun, serangan Israel telah merenggut nyawa hampir 150 staf UNRWA, Israel juga telah menghentikan bantuan untuk kota ini.

Belum lagi, negara-negara Barat menarik pendanaan setelah Israel menuduh tanpa bukti bahwa 12 staf UNRWA terlibat dalam serangan pada 7 Oktober.

Kondisi kepadatan penduduk menyebabkan penyakit menyebar, dan telah dilaporkan wabah hepatitis A, yang mudah menular melalui kontak dekat.

Sulitnya mengisolasi pasien menimbulkan sedikit harapan untuk menghentikan penyebaran wabah ini.

Baca Juga: 40+ Inspirasi Nama Bayi Laki-laki Palestina, Penuh Wibawa

Kondisi Rafah Setelah Serangan Udara

Kondisi Rafah
Foto: Kondisi Rafah (Bbc.com)

Serangan Israel terus berlanjut hingga Rabu, 29 Mei 2024, menewaskan banyak orang.

Mayoritas korban adalah warga yang berlindung di bawah tenda-tenda di luar kota Rafah, Gaza, Palestina.

Serangan tersebut berlangsung pada Selasa, 28 Mei 2024 waktu setempat dan menyebabkan lokasi kejadian terbakar.

Israel diketahui sudah menyasar kamp pengungsian tersebut dan menjadikannya target serangan bom selama beberapa hari terakhir.

Di selatan Jalur Gaza, dari enam rumah sakit yang ada, hanya RS Bersalin Tal Al-Sultan yang masih beroperasi.

Dengan kurangnya fasilitas tersebut, para korban tidak bisa mendapatkan pengobatan yang memadai.

Setidaknya ada enam rumah sakit yang tidak bisa beroperasi kembali, yaitu:

  1. RS Abu Youssef Al-Najjar
  2. Klinik Pusat Abu Al-Walid
  3. RS Lapangan Rafah (2)
  4. RS Khusus Kuwait
  5. RS Lapangan Indonesia
  6. Klinik Tal Al-Sultan

Tidak hanya rumah sakit yang berhenti beroperasi karena keadaan, infrastruktur lainnya juga terdampak, terutama fasilitas kesehatan.

Kerusakan di rumah sakit tersebut tidak hanya menyebabkan kerusakan pada bangunan tetapi juga menewaskan sejumlah petugas kesehatan.

Kondisi ini membuat warga kesulitan mendapatkan layanan medis dan meningkatkan krisis kesehatan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelumnya sudah memperingatkan tentara pendudukan Israel untuk tidak menargetkan sistem kesehatan dan staf medis.

Tindakan ini melanggar hukum internasional dan kemanusiaan di Gaza.

Menurut laporan Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), jumlah korban tewas Palestina telah mencapai lebih dari 36 ribu jiwa dengan lebih dari 86 ribu korban luka-luka.

Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: 10 Artis Diduga Pro Israel, Ada Asmirandah dan Tarra Budiman

Itulah informasi seputar kota Rafah setelah mendapat serangan kembali di Selasa, 28 Mei 2024. Bagaimana tanggapan Moms?

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Rafah
  • https://yayasandharmakasih.or.id/sejarah-kota-rafah/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.