Diego Maradona Meninggal Dunia Karena Serangan Jantung, Begini Riwayat Kesehatannya
Legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, meninggal dunia pada usia 60 tahun karena serangan jantung. Hal ini telah dipastikan langsung oleh Kementerian Kehakiman Argentina, yang hadir pada saat otopsi, mengutip kepada CNN.com.
Penyebab kematian Maradona adalah edema paru sekunder akut yang memperburuk gagal jantung kronis. Asosiasi Sepak Bola Argetina mengonfirmasi kematian Maradona dan memberitakannya kepada dunia melalui media sosial.
"Asosiasi Sepak Bola Argentina, melalui Presidennya Claudio Tapia, mengungkapkan kesedihannya yang paling dalam atas kematian legenda kami, Diego Armando Maradona, yang akan selalu ada di hati kami," tulis asosiasi tersebut.
Sebelumnya, diketahui bahwa Maradona pernah mengalami gangguan kesehatan. Simak lebih lanjut tentang riwayat kesehatan Maradona berikut ini.
Baca Juga: Ditanya Netizen Ingin Lahiran Caesar atau Normal, Ini Jawaban Asmirandah
1. Menjalani Operasi Otak di Awal November
Foto: dnaindia.com
Sebelumnya, di awal bulan November, Diego Maradona menjalani operasi terkait pembekuan darah di otaknya di sebuah rumah sakit di Olivos, Buenos Aires.
Mengutip artikel Daily Mail yang ditulis 5 November 2020, operasi tersebut dinyatakan sukses, meskipun ada masalah mengkhawatirkan yang disebabkan oleh sejarah panjang Maradona dengan konsumsi narkoba dan alkohol.
Menurut dokter pribadinya, dr. Leopoldo Luque, Maradona memiliki kondisi hematoma subdural, yang merupakan akumulasi darah antara selaput dan otaknya.
Luque, seorang ahli saraf, mengatakan masalahnya kemungkinan besar disebabkan oleh kecelakaan, tetapi Maradona mengatakan dia tidak mengingat kejadian seperti itu.
2. Mengalami Kecanduan Narkoba
Foto: cnn.com
Sepanjang tahun ini, sebelum meninggal, perawat pribadi Maradona mengungkapkan kalau kesehatan sang legenda kian memburuk karena kecanduan alkoholnya.
Maradona memang mengalami kecanduan alkohol setelah menjalani rehabilitasi dari konsumsi obat-obatan terlarang. Obat-obatan terlarang juga membuat Maradona hampir saja kehilangan kariernya.
Mengutip Metro, penggunaan narkoba oleh Maradona dimulai saat bermain untuk Barcelona pada tahun 1982 dan menjadi lebih buruk berkat koneksi mafia di Napoli, di mana dia pindah pada tahun 1984.
Hukuman serius pertama Maradona atas penggunaan narkoba terjadi di tahun 1991 ketika dia dilarang selama 15 bulan oleh Napoli karena dites positif menggunakan kokain.
Lalu di Piala Dunia 1994, dirinya pernah kedapatan menggunakan zat terlarang. Maradona jugaa pernah ditangkap di Buenos Aires karena memiliki setengah kilo kokain dan dijatuhi hukuman percobaan 14 bulan.
Setelah larangan bermain sepak bola, Maradona meninggalkan Italia dan tidak kembali ke negara itu selama bertahun-tahun.
Baca Juga: 7 Potret Keseruan Keluarga Tya Ariestya Liburan di Bali, Sempat Naik Unta di Pantai!
3. Overdosis dan Serangan Jantung di Tahun 2000-an
Foto: newzimbabwe.com
Tidak mengherankan, kesehatan Maradona sangat terpuruk akibat penggunaan narkoba dalam jangka waktu yang lama. Ia mengalami overdosis pada tahun 2000 dan serangan jantung pada tahun 2004.
Pada tahun 2004, Maradona menggunakan alat bantu pernapasan dalam perawatan intensif di sebuah klinik Buenos Aires.
Ia juga terpaksa menjalani operasi bypass lambung pada tahun 2005, dan kembali masuk rumah sakit karena menderita hepatitis pada tahun 2007.
4. Mengalami Obesitas
Foto: skysports.com
Pada tahun 2017, Maradona telah lama dianggap berhenti menggunakan narkoba, meskipun ia masih minum alkohol.
Selain masalah kecanduan alkohol, Maradona juga sempat mengalami obesitas. Mengutip Liputan6.com, Maradona berjuang melawan obesitas yang dialaminya.
Pada tahun 2005, ia menjalani operasi bypass lambung demi mengurangi berat badan, dan Maradona bisa memangkas lebih dari 50 kg berat badannya.
Kemudian pada 2015, Maradona kembali menjalani proses yang sama karena tidak berhasil menjaga berat badannya dan kembali mengalami obesitas.
Untungnya, pada operasi kedua untuk menjaga berat badannya tersebut, Maradona tidak menyebutkan kalau dirinya kesakitan dan mengatakan kalau dirinya baik-baik saja.
Lalu pada 2019 lalu, Maradona harus dua kali masuk rumah sakit karena mengalami pendarahan di lambung dan lutut kanannya yang bermasalah.
Baca Juga: Sudah Pakai Gula dan Garam untuk Numa, Mona Ratuliu Bagikan Tips MPASI
5. Menjadi Hari Berkabung Nasional Bagi Argentina
Foto: cnn.com
Dijuluki memiliki "Tangan Tuhan" dan menjadi pahlawan sepak bola di Argentina, Presiden Argentina Alberto Fernandez mengumumkan tiga hari sebagai hari berkabung nasional atas meninggalnya bintang sepakbola tersebut.
Maradona di semayamkan di istana kepresidenan, dan penggemarnya turun ke jalan untuk memberikan penghoramatan terakhir.
Selamat jalan, Diego Maradona!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.