09 Oktober 2024

Mengenal Sunan Gresik, Wali Songo Pertama di Tanah Jawa

Sunan Gresik yang mendirikan pesantren dan Masjid pertama di Jawa

Sunan Gresik merupakan wali pertama dalam jajaran Wali Songo dan dikenal sebagai penyebar Islam pertama di Jawa.

Ia adalah ayah Sunan Ampel dan kakek Sunan Bonang serta Sunan Drajat.

Meskipun tanggal lahirnya tidak diketahui, Sunan Gresik wafat pada 12 Rabiul Awwal 822 Hijriah (1419 M).

Beliau juga merupakan keturunan ke-22 Nabi Muhammad SAW melalui Siti Fatimah dan Ali bin Abi Thalib.

Baca Juga: Mengenal Agama Tertua di Dunia dan Sejarah Penyebarannya

Nama Asli Sunan Gresik

Sunan Gresik
Foto: Sunan Gresik (Islamic-center.or.id)

Hingga saat ini, asal usul Sunan Gresik sebenarnya masih menjadi perdebatan.

Ada yang menyebut beliau keturunan Arab, namun ada juga yang mengatakan berasal dari Uzbekistan atau Persia.

Sunan Gresik memiliki nama asli Maulana Malik Ibrahim.

Beliau awalnya dikenal dengan nama Maulana Maghribi tapi kemudian namanya lebih populer dengan julukan sebagai Sunan Gresik.

Dijuluki sebagai Sunan Gresik karena tempatnya berdakwah yang paling lama adalah di Gresik, Jawa Timur.

Pada tahun 1371, Sunan Gresik pertama kali datang ke kota Gresik dan mulai menyebarkan agama Islam dengan cara berdagang.

Beliau kemudian dipertemukan dengan Raja Majapahit dan diperbolehkan untuk menyebarkan agama Islam kepada masyarakat setempat.

Sunan Gresik kemudian menetap di desa bernama Sembalo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.

Di sanalah beliau pertama kali mendirikan masjid di Desa Pasucinan, Manyar.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Kota Rafah dan Situasi Terbarunya

Asal Usul Keturunan

Sunan Gresik
Foto: Sunan Gresik (Pinterest.com)

Tidak ada bukti sejarah pasti tentang asal-usul Maulana Malik Ibrahim, meskipun umumnya disepakati ia bukan asli Jawa.

Gelar Syekh Maghribi mungkin menunjukkan asalnya dari Arab Maghrib. Babad Tanah Jawi versi J.J.

Meinsma menyebutnya sebagai Makhdum Ibrahim as-Samarqandy, yang diucapkan dalam lidah Jawa sebagai Syekh Ibrahim Asmarakandi.

Ia memperkirakan bahwa Maulana Malik Ibrahim lahir di Samarkand, Asia Tengah.

Argumen terkuat didasarkan pada pembacaan J.P. Moquette atas baris kelima prasasti makamnya di Gapura Wetan, Gresik, yang menunjukkan asalnya dari Kashan, Iran.

Terdapat sebagian versi mengenai silsilah Maulana Malik Ibrahim.

Ia pada umumnya dianggap merupakan keturunan Rasulullah SAW, melalui jalur keturunan:

  1. Husain bin Ali
  2. Ali Zainal Abidin
  3. Muhammad al-Baqir
  4. Ja'far ash-Shadiq
  5. Ali al-Uraidhi, Muhammad al-Naqib
  6. Isa ar-Rumi
  7. Ahmad al-Muhajir
  8. Ubaidullah
  9. Alwi Awwal
  10. Muhammad Sahibus Saumiah
  11. Alwi ats-Tsani
  12. Ali Khali' Qasam
  13. Muhammad Shahib Mirbath
  14. Alwi Ammi al-Faqih
  15. Abdul Malik (Ahmad Khan)
  16. Abdullah (al-Azhamat) Khan
  17. Ahmad Syah Jalal
  18. Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar)
  19. Maulana Malik Ibrahim.

Baca Juga: Biografi Imam Bonjol dan Sejarah Perang Padri, Simak!

Wali Songo Pertama dan Pendiri Pesantren Pertama di Jawa

Pesantren di Jawa
Foto: Pesantren di Jawa (Unsplash.com)

Tidak hanya masjid saja yang dibangun pertama kali oleh Sunan Gresik, tapi juga pesantren.

Menjadi Wali Songo pertama yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa, Sunan Gresik memegang peranan penting dalam pendirian pesantren.

Sunan Gresik, dipercaya oleh Raja Majapahit untuk menyebarkan Islam di Jawa, mendirikan pesantren pertama di Desa Pasucinan sebagai Syahbandar.

Belum diketahui pasti apakah Sunan Gresik membangun masjid atau pesantren lebih dulu, namun desa itu menjadi lokasi pertama keduanya di Jawa.

Masjid yang dinamakan dengan nama Masjid Pesucinan hingga saat ini masih tetap berdiri dan menjadi masjid tertua di Pulau Jawa.

Baca Juga: Kisah Sunan Giri, Berdakwah dengan Permainan Anak-Anak


Kisah Dakwah Pertamanya: Menolong Gadis yang Dijadikan Tumbal

Ilustrasi Tumbuhan
Foto: Ilustrasi Tumbuhan (markazinayah.com)

Saat tiba di Jawa, Sunan Gresik menyaksikan pengorbanan gadis sebagai tumbal dewa hujan karena kemarau panjang.

Saat Sunan Gresik hendak menghentikan upacara, dua pria besar mencoba menyergapnya, namun kaki mereka mendadak lemas.

Mengetahui gadis itu korban ketiga, Sunan Gresik bersama muridnya melaksanakan shalat sunah Istisqa untuk memohon hujan.

Tak lama, hujan deras turun. Orang-orang yang ingin menyembahnya diarahkan untuk bersyukur kepada Allah SWT.

Setelah itu, mereka diajarkan mengucapkan syahadat dan memeluk Islam. Inilah dakwah pertama Sunan Gresik di Jawa.

Kesuksesan Berdakwahnya Didukung oleh Perannya Sebagai Tabib

Ilustrasi Berdoa
Foto: Ilustrasi Berdoa (istockphoto.com)

Sunan Gresik berdakwah dengan membuka praktik pengobatan gratis, terutama bagi masyarakat kurang mampu.

Ia memiliki kemampuan untuk mengobati orang karena dulunya beliau pernah belajar ilmu pengobatan tradisional.

Beliau pun memanfaatkan keahliannya ini untuk berdakwah.

Ia tidak pernah membeda-bedakan golongan masyarakat.

Baik itu golongan kelas bawah, tengah, hingga atas dianggapnya sama. Inilah yang membuat Sunan Gresik memiliki pengaruh kuat di masyarakat.

Kemampuannya sebagai tabib pun terdengar hingga kerajaan Majapahit sehingga beliau pernah diundang oleh raja untuk mengobatinya istrinya yang sedang sakit.

Baca Juga: Cerita Sejarah Sunan Kudus dengan Toleransi Beragama yang Tinggi

Pendekatan Dakwah Dilakukan dengan Bertani, Bercocok Tanam, dan Berdagang

Sawah
Foto: Sawah (Unsplash.com)

Cara berdakwah Sunan Gresik tidak hanya dengan pengobatan gratis saja, tetapi beliau juga berdakwah dengan cara bertani dan bercocok tanam.

Beliau mengajarkan masyarakat setempat cara bercocok tanam dan bertani yang benar.

Tentu saja Ia mengajarkannya secara gratis.

Sambil mengajarkan cara bercocok tanam dan bertani, beliau sambil berdakwah dan mengajarkan agama Islam kepada masyarakat.

Dengan begitu, masyarakat tidak merasa dipaksa untuk memeluk agama Islam.

Selain dengan bercocok tanam dan bertani, Ia juga mengajarkan tentang cara berdagang dari hasil tanam tersebut.


Metode Dakwah Sunan Gresik

Masjid (Orami Photo Stock)
Foto: Masjid (Orami Photo Stock)

Dalam menyiarkan agama Islam di Pulau Jawa tentu saja tak mudah.

Ia mengawali dakwahnya dengan damai, kebijaksanaan, dan menggunakan pendekatan kultural.

Berikut beberapa cara yang dipakai Sunan Gresik sehingga Islam bisa diterima dengan mudah oleh penduduk tanah Jawa, yang disebutkan dalam buku Wali Sanga.

1. Mempelajari Budaya dan Adat Istiadat

Ia beradaptasi dengan masyarakat setempat dengan mempelajari bahasa, adat istiadat, dan kebiasaan penduduk, termasuk mata pencaharian dan pandangan hidup.

2. Membuka Warung

Permulaannya Sunan Gresik membuka warung yang mana menjual kebutuhan sehari-hari untuk masyarakat sekitar.

Ia mulai akrab dan membangun kenalan dengan masyarakat dengan aktivitas berdagang.

Warung yang Ia dirikan sangat ramai pengunjung, lantaran ia menjual barang-barang dengan harga murah dan tidak mencari untung.

Sehingga masyarakat senang dan sering mengunjungi warungnya.

Baca Juga: Mengenal Sunan Ampel dan Cara Berdakwahnya yang Unik!

3. Membuka Lahan Pertanian

Disebutkan, Sunan Gresik merupakan ahli dalam bidang pertanian.

Ia memanfaatkan lahan yang subur untuk menanam bahan pokok seperti, padi, umbi-umbian, dan sebagainya.

Hasil pertaniannya yang meningkat membuat banyak penduduk ingin belajar kepadanya.

4. Menjadi Tabib

Sunan Gresik juga pandai dan mengerti tentang masalah kesehatan.

Ia mampu meracik obat-obatan untuk berbagai penyakit, dan orang yang berobat kepadanya banyak mendapat kesembuhan.

Dalam praktik pengobatannya, ia juga tak memungut biaya sepeser pun.

5. Menghapus Perbedaan Kasta

Karena masyarakat setempat pada kala itu percaya dan ada perbedaan kelas sosial.

Ia mengajarkan ajaran Islam yang mana tak ada perbedaan kasta di dalamnya.

Dari sinilah, banyak masyarakat yang masuk Islam.

6. Membangun Masjid dan Pesantren

Setelah penganut Islam semakin banyak, Ia mendirikan sebuah masjid sebagai tempat ibadah, sarana dakwah, dan pembelajaran agama Islam untuk masayarakat.

Makam Sunan Gresik

Makam Sunan Gresik
Foto: Makam Sunan Gresik (Cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Sunan Gresik meninggal pada Senin, 12 Rabbiul Awwal 822 H atau tepat di tahun 1419 M.

Tanggal tersebut kemudian diperingati sebagai haul Sunan Gresik yang setiap tahunnya diikuti jemaah lokal maupun luar daerah dari berbagai penjuru. 

Ia dimakamkan di Jalan Malik Ibrahim di Desa Gapura Sukolilo.

Jaraknya sekitar 200 m dari Alun-alun Gresik.

Akses ke makam Sunan Gresik mudah dijangkau dengan transportasi umum. 

Makam Sunan Gresik sering diziarahi dan menjadi salah satu destinasi wisata religi di Gresik.

Makam yang bangunannya punya ciri khas ini dikelilingi oleh pemakaman keluarga dan umum.

Termasuk salah satunya adalah makam Bupati Gresik pertama yaitu Raden Pusponegoro.

Selain itu, ia membangun pesantren sebagai tempat untuk menampung penduduk yang ingin belajar ilmu agama kepadanya.

Baca Juga: Kisah Sunan Kalijaga, Wali Songo yang Dakwah Lewat Wayang

Cerita sejarah dari Sunan Gresik ternyata sangat menarik untuk diketahui ya Moms.

Semoga cerita di atas bisa menambah pengetahuan Moms tentang Wali Songo.

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Gresik
  • http://p2k.unhamzah.ac.id/id3/3073-2970/Gresik_31229_p2k-unhamzah.html
  • https://nasional.okezone.com/read/2021/04/25/337/2400316/kisah-sunan-gresik-menggagalkan-pengorbanan-seorang-gadis-yang-akan-dibunuh?page=2

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.