Nikita Mirzani Ingin Melahirkan Lebih Awal, Apa Risiko Mempercepat Persalinan?
Pada 17 Maret 2019 lalu, Nikita Mirzani merayakan ulang tahunnya yang ke-33 tahun. Pada hari lahirnya itu, Nikita melakukan syukuran rumahnya yang baru dan juga tujuh bulanan.
Yang mengejutkan, Nikita berencana melahirkan bulan depan dengan alasan sudah sesak napas.
Menurut Nikita, pada kehamilannya yang ketiga ini dia merasa cepat lelah padahal berat badannya baru naik empat kilogram.
Mengenai keinginannya melahirkan pada bulan depan, atau setara dengan masa kehamilan 32 minggu, terdapat beberapa risiko mempercepat persalinan. Mari kita simak ulasannya!
1. Mempercepat Persalinan Tanpa Alasan Medis yang Kuat adalah Kesalahan
Para ahli mengatakan tunggulah kandungan hingga berusia 39 minggu untuk dilahirkan.
Meski di usia 37-41 minggu organ-organ tubuh bayi sudah matang namun bayi yang dilahirkan di usia 39 minggu ke atas lebih sehat dan kuat.
Alan Fleischman, direktur medis dan peneliti dari National Institute of Health, the March of Dimes dan U.S Food and Drug Administration menganalisa angka harapan hidup para bayi yang lahir pada minggu ke-37 hingga 40 minggu lebih tinggi dibandingkan di bawahnya.
Bayi yang lahir pada minggu ke-37 atau 38 selama ini dianggap sudah cukup bulan dan bayi yang lahir sebelum 37 minggu dianggap prematur.
2. Bayi Prematur Berisiko Menderita Gangguan Pernapasan
Meski tidak seberbahaya bayi yang lahir prematur, tapi Fleischman menyebutkan bayi yang lahir di usia 37 minggu lebih beresiko menderita gangguan pernapasan.
Mereka juga beresiko tinggi mengalami kadar bilirubin tinggi sehingga bayi kuning atau tekanan darah rendah.
Baca Juga: Yasmine Wildblood Hamil Anak Kedua, Ini 5 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Hamil Anak Kedua!
3. Ibu Hamil Mengalami Stres
Tinggal di kota besar memang rentan membuat stres, apalagi kalau ibu pekerja yang bekerja hingga hamil besar.
Stres kerja dihipotesiskan menjadi kontributor penting untuk hasil reproduksi yang merugikan, baik bagi ibu dan bayi.
Teorinya, memiliki dan mampu mempertahankan pekerjaan, merupakan indikator sendiri dari status sosial ekonomi yang lebih tinggi, yang memiliki efek terbalik pada tingkat kelahiran prematur.
Studi terbaru telah menemukan hubungan peningkatan tingkat kelahiran prematur dan pekerjaan, tetapi studi ini lebih banyak dilakukan di negara maju, di mana kelelahan fisik dan kondisi kerja berbahaya bukan menjadi norma masyarakat.
Apakah menghindari stres menjadi salah satu alasan Niki ingin melahirkan lebih cepat?
4. Faktor Psikososial
Depresi dan trauma pada ibu hamil sering kali membuat bayi terlahir prematur. Meski begitu, jika ada faktor psikososial dengan penanganan dokter ahli, maka diizinkan untuk melahirkan lebih cepat demi kesehatan bayi dan si ibu.
Meski begitu, untuk mengetahui faktor ini juga tidak mudah, sehingga biasanya tetap ditunggu hingga usia kandungan cukup.
Baca Juga: Sudah Mau Lahiran Meghan Markle Masih Pakai Sepatu Hak, Ini 6 Bahaya Ibu Hamil Mengenakan High Heels
5. Banyak Hal Ekstra yang Harus Dipersiapkan
Saat bayi lahir normal saja Moms harus mempersiapkan diri secara matang. Apalagi saat Si Kecil lahir prematur.
Moms harus menjadi penyemangat terbaik bagi buah hati. Kerja sama yang baik dengan dokter yang merawat bayi moms sangat diperlukan.
Pastikan buah hati kita mendapat perawatan medis yang sesuai. Bila buah hati mengalami ketidakmampuan tertentu, Moms perlu mempelajari kondisi tersebut dari berbagai sumber sebanyak mungkin.
Pilih dan bekerjasamalah dengan dokter yang membantu anak kita. Ini mungkin memerlukan waktu, kesabaran, dan terlebih lagi, komitmen emosional. Ditambah lagi, Moms mungkin perlu mempelajari keterampilan baru untuk menjalani peran ini.
Wah, ternyata tidak mudah ya Moms melahirkan di saat usia kandungan terbilang muda. Semoga Nikita dan calon bayi sehat-sehat terus ya!
(TPW)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.