Serba-serbi Oximeter dan Cara Tepat Membaca Hasilnya
Moms belakangan ini mungkin tidak asing dengan alat oximeter yang digunakan untuk mengukur saturasi oksigen di dalam tubuh.
Alat ini memang sangat penting, khususnya bagi Moms yang memiliki penyakit gangguan pernapasan dan jantung. Terlebih di saat pandemi COVID-19 ini, penggunaan oximeter sangat diperlukan.
Cari tahu tentang oximeter dalam artikel berikut ini yuk, Moms!
Baca juga: Mengenal Teknik Proning untuk Membantu Pasien COVID-19 dengan Saturasi Oksigen Rendah
Apa itu Pulse Oximeter?
Foto: freepik.com
Pulse oximeter adalah alat untuk mengukur saturasi ataupun kadar oksigen di dalam darah.
Tak hanya untuk oksigen, benda mungil ini pun bisa mendeteksi detak jantung sekaligus.
Alat ini dapat dengan cepat mendeteksi, bahkan perubahan kecil dalam tubuh.
Selain itu, alat ini juga melihat seberapa efisiesn oksigen dibawa oleh jantung termasuk ke lengan dan kaki.
Jurnal Oxygen Saturation menjelaskan saturasi oksigen adalah ukuran seberapa banyak sel darah merah yang terdapat pada tubuh.
Saat kadar oksigen ini turun, pasien mungkin akan mengalami berbagai ganguan termasuk otak, jantung, dan ginjal.
Jadi, alat ini sangat penting dalam perawatan pasien, khususnya yang dalam masa kritis.
Baca Juga: Perkembangan Janin dan Fakta-fakta Trimester 3, Bumil Harus Tahu!
Tujuan dan Kegunaan Oximeter
Foto: freepik.com
Penting untuk mengenali sejumlah manfaat dan kegunaan dari oximeter. Apa saja?
1. Mendeteksi Fungsi Jantung
Tujuan penggunaan oximeter adalah untuk memeriksa seberapa efektif jantung dalam memompa oksigen ke seluruh tubuh.
Memang, ini tak bisa dengan detail melihat fungsi jantung secara menyeluruh. Namun setidaknya, bisa dijadikan alat darurat untuk memantau perkembangannya, Moms.
2. Memantau Pasien Kritis
Foto: Orami Photo Stocks
Selain itu, alat ini juga dapat digunakan untuk memantau kesehatan individu dengan kondisi yang kritis.
Biasanya, keadaan kritis dapat mempengaruhi kadar oksigen darah, terutama saat mereka sedang berada di rumah sakit.
Alat ini memiliki bentuk yang kecil menyerupai klip yang dapat di pasang pada jari atau daun telinga.
Namun, kebanyakan orang menggunakan alat ini di jari tangan.
3. Alat Periksa Penyakit Kronis
Diketahui sebelumnya, alat ini juga sering dipasangkan pada pasien kritis yang dirawat di ruang ICU.
Beberapa dokter juga menggunakannya saat memeriksa pasien di poli paru atau jantung.
Beberapa orang yang harus menggunakan oximeter selama perawatan meliputi:
- Penderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Anemia
- Serangan atau gagal jantung
- Kelainan jantung bawaan
Pasien yang terkonfirmasi COVID-19 pun membutuhkan ini, terutama keadaan yang kritis.
Baca Juga: Hindari 12 Kebiasaan Buruk yang Dapat Merusak Ginjal
4. Deteksi Fungsi Paru-Paru
Foto: Orami Photo Stocks
Sementara itu, kegunaan oximeter untuk pasien-lainnya adalah untuk mengetahui seberapa baik paru-paru bekerja.
Nantinya, untuk mengevaluasi apakah seseorang memerlukan bantuan pernapasan.
Penggunaan ventilator perlu pertimbangan khusus. Diperlukan bagi mereka yang menjalani prosedur operasi, ataupun terapi khusus.
5. Melihat Kekuatan Fisik
Selain itu, penggunaan alat ini juga untuk mentolerir peningkatan aktivitas fisik.
Serta, untuk mengevaluasi apakah seseorang berhenti bernapas sejenak saat tidur, seperti dalam kasus sleep apnea.
Baca juga: Mengenal Terapi Oksigen, Manfaat, dan Risikonya Bagi Tubuh
Cara dan Langkah Menggunakan Oximeter
Foto: freepik.com
Jangan sampai salah menggunakan oximeter untuk mendeteksi kadar oksigen. Berikut beberapa tahapan untuk menggunakan alat ini, antara lain:
1. Jepit di Tangan atau Telinga
Cara menggunakan oximeter terbilang cukup mudah. Ini karena memang ukurannya yang kecil dan mudah untuk dijepit.
Moms hanya perlu menjepit oximeter pada jari tangan, jari kaki, atau daun telinga.
2. Tunggu Alat Nyala
Nantinya sinar kecil akan keluar dan cahaya tersebut akan mengukur perubahan darah teroksigenisasi.
Tenang saja, proses ini tidak terasa apa-apa ataupun sakit.
Pulse oximeter akan membantu Moms mengetahui tingkat saturasi oksigen serta detak jantung harian Moms.
3. Pastikan Tidak Menggunakan Kutek
Dalam beberapa kasus, alat kecil dapat ditempatkan di jari atau dahi dengan plester.
Jika Moms sedang menggunakan cat kuku, mungkin akan meminta untuk menghapusnya terlebih dahulu sebelum memasang alat tersebut.
4. Pastikan Alat Selalu Aktif
Moms juga bisa terus menyalakan oximeter selama diperlukan. Biasanya, ini untuk memantau denyut nadi dan saturasi oksigen.
Saat memantau kemampuan aktivitas fisik, ini akan dipasang selama latihan dan selama periode tertentu.
Selama operasi, ini pun akan dipasang terlebih dahulu dan dilepas setelah bangun dan tidak lagi di bawah pengawasan.
Terkadang, itu hanya akan digunakan untuk mengambil satu bacaan dengan sangat cepat. Setelah tes selesai, klip atau alat akan dilepas.
Baca juga: Hati-Hati dengan Tekanan Darah Rendah Saat Hamil!
Cara Membaca Pulse Oximeter
Foto: freepik.com
Hasil menggunakan pulse oximeter cukup akurat, terutama saat Moms melakukannya dengan alat berkualitas tinggi.
Biasanya, setiap rumah sakit akan menggunakan alat ini dengan kualitas yang paling baik.
Perbedaan hasil antara oximeter dengan aslinya hanya 2%, jadi akurasi hasil memang sangat tinggi.
Jika Moms membaca hasil oksimeter 82%, tandanya saturasi oksigen Moms berada diantara 80 hingga 84%.
Namun, setiap bentuk gelombang oksigen dan penilaian individu harus dipertimbangkan. Hal ini karena dipengaruhi beberapa faktor seperti:
- Penggunaan cat kuku
- Gerakan
- Suhu tubuh
Melansir Mayo Clinic, tingkat oksigen normal biasanya 95% atau lebih tinggi.
Jumlah ini adalah tingkat saturasi oksigen yang dibutuhkan untuk menjaga sel-sel di dalam tubuh agar selalu sehat.
Kadar di bawah ini dapat memicu sejumlah gangguan kesehatan seperti potensi hipoksemia atau kekurangan oksigen dalam tubuh.
Baca juga: 5 Cara Mencegah Tekanan Darah Tinggi pada Ibu Hamil
Risiko Penggunaan Oximeter
Foto: freepik.com
Semua prosedur yang menggunakan alat kesehatan pasti memiliki beberapa risiko, termasuk pada oximeter.
Risiko yang mungkin akan muncul selama melakukan prosedur penggunaan alat ini adalah pembacaan yang salah atau iritasi kulit.
Pembacaan yang salah mungkin terjadi saat alat yang dipasang pada jari kaki, jari tangan atau daun telinga jatuh.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kesalahan pada hasil akhir.
Kemudian, jika dipasangkan dengan plester yang sangat lengket, mungkin akan mengakibatkan terjadinya iritasi pada kulit Moms.
Selain itu, ada beberapa risiko lain yang mungkin terjadi tergantung pada kondisi tubuh setiap individu.
Jangan lupa untuk datang ke layanan kesehatan jika Moms mengalami risiko saat menggunakan alat ini.
Berkonsultasi dengan dokter ataupun ahli akan menurunkan rasa khawatir Moms.
Baca juga: Vagina Keluar Darah setelah Berhubungan Intim, Wajar Atau Malah Berbahaya?
Waktu yang Tepat Menggunakan Oximeter
Foto: freepik.com
Lantas, kapan waktu yang tepat menggunakan pulse oximeter?
Para dokter menyarankan untuk rutin mengecek saturasi oksigen apabila memiliki riwayat penyakit seperti:
- Asma
- Radang paru-paru
- Kanker paru-paru
- Anemia
- Serangan atau gagal jantung
Hal ini penting untuk mengetahui saturasi oksigen dan juga detak jantung Moms.
Biasanya para ahli di layanan kesehatan akan menjelaskan prosedur sebelum mengunakan alat ini.
Jangan ragu untuk bertanya saat Moms merasa tidak mengerti saat menggunakan alat ini.
Baca juga: Mengapa Ada Darah Haid yang Menggumpal? Ternyata Ini Alasannya!
Moms, sudah tahu kan cara menggunakan dan membaca oximeter dengan benar. Semoga bermanfaat, ya!
- https://www.healthline.com/health/pulse-oximetry#whats-next
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/pulse-oximetry
- https://www.mayoclinic.org/symptoms/hypoxemia/basics/definition/sym-20050930
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.