6 Penyebab Umum Mengapa Perceraian Terjadi

Hubungan pernikahan yang bahagia hingga saling menemani di hari tua adalah mimpi setiap pasangan.

Namun, ada saja masalah yang terjadi dalam kehidupan pernikahan.

Hingga akhirnya membuat para pasangan mengambil opsi terakhir yang dianggap dapat menjadi solusi atas hubungan yang telah dibangun bersama.

Ya, pilihan terakhir dari setiap pasangan untuk mengakhiri segalanya adalah perceraian.

Penyebab Perceraian Terjadi

Bukan hal mudah memutuskan untuk bercerai bagi mereka yang telah menjalin hubungan bersama hingga ke jenjang pernikahan.

Penelitian dari Dr. Paul Amato, menyatakan bahwa wanita lebih sering mengajukan perceraian dibandingkan laki-laki.

Dari wawancaranya dengan 208 orang yang telah bercerai, penyebab perceraian paling umum mereka adalah ketidaksetiaan, tidak cocok, serta ketagihan obat terlarang dan alkohol.

Yuk, simak ulasan lengkap tentang apa saja penyebab perceraian yang umumnya terjadi.

1. Tidak Setia

Foto: freepik.com

Hubungan pernikahan didasari oleh komitmen dan kepercayaan untuk saling setia satu sama lain.

Ketika salah satu pasangan menjalin hubungan dengan orang lain, tentu pasangannya akan merasa dikhianati kepercayaannya.

Perselingkuhan juga menjadi tanda bahwa pasangan tidak serius menjalani komitmennya.

Alasan untuk berselingkuh dan tidak setia pada pasangan dapat dibahas secara panjang lebar, tetapi tak dapat dipungkiri, perselingkuhan adalah penyebab paling umum perceraian pada pasangan yang telah berumah tangga.

Baca Juga: 5 Penyebab Perceraian Utama Menurut Penelitian, Simak di Sini!

2. KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)

Foto: pixabay.com

Kekerasan secara fisik maupun verbal tidak boleh mendapat toleransi dalam keadaan apapun.

Hal yang menyedihkan, pelaku kekerasan seringkali tidak terdeteksi pada awal hubungan, sehingga banyak korban yang beranggapan bahwa kekerasan terjadi karena emosi sesaat dan pasangan akan kembali seperti dulu.

Sayangnya, terlalu banyak kasus kekerasan yang berakhir tragis, umumnya terjadi pada wanita dan anak-anak.

Apapun alasannya, kekerasan dalam rumah tangga tidak sepantasnya ditolerir dan keselamatan Moms dan Dads serta keluarga adalah yang prioritas utama.

3. Kecanduan

Foto: pixabay.com

Segala sesuatu yang berlebihan tidak baik, apalagi jika pasangan Moms atau Dads kecanduan sesuatu yang memang tidak baik, seperti judi, alkohol, obat-obatan terlarang, atau pornografi.

Karena tidak terkendali, pasangan yang kecanduan sesuatu akan sulit mengontrol kebiasaannya dan berimbas pada finansial, perilaku, bahkan karier.

Baca Juga: 3 Tanda Pernikahan di Ambang Perceraian

4. Sulit Mencapai Kesepakatan

Foto: pixabay.com

Dalam setiap diskusi dan pengambilan keputusan, pasangan selalu saja berargumen dan tidak dapat berkompromi.

Ketidakcocokan dalam mengelola uang, gaya hidup yang berbeda, cara mendidik anak, hingga hal yang paling kecil seperti kebiasaan nonton Moms dan Dads akan menjadi bahan argumentasi dan konflik sehari-hari.

5. Menikah Terlalu Dini

Foto: pixabay.com

UU Republik Indonesia No. 1 tahun 1974 pasal 7 mengatur batas minimal usia untuk menikah, di mana laki-laki minimal berusia 19 tahun dan wanita 16 tahun.

Walau legal, tetapi usia pernikahan yang terlalu dini tidak disarankan dari segi kesehatan dan psikologis.

Dilansir dari Institute for Family Studies, pasangan yang menikah di usia muda (18 tahun) secara pribadi belum mengenal secara penuh jati diri, keinginan serta harapannya.

Hal ini mengakibatkan pengambilan keputusan yang tidak rasional dan ketidakcocokan di kemudian hari yang akhirnya menjadi salah satu penyebab perceraian yang sering ditemukan.

6. Komunikasi yang Buruk

Foto: freepik.com

Sebagai elemen yang krusial dalam hubungan manusia, komunikasi dengan pasangan menentukan jalannya pernikahan.

Cara penyampaian pesan kepada pasangan dengan berteriak, komentar yang negatif, atau terus menerus sarkastik tidak membuat pasangan nyaman dan mengerti kebutuhan satu sama lain.

Begitupun ketika ada keinginan dan ekspektasi yang tidak dikomunikasikan dengan baik dan kemudian tidak terpenuhi.

Hal-hal ini menjadi konflik dan argumen yang membuat pasangan memutuskan untuk berpisah dan bercerai.

Baca Juga: Tetap Mandiri Tanpa Suami, Ketahui 5 Tips Atur Keuangan Pasca Perceraian

Nah, Moms, itulah beberapa penyebab perceraian paling umum yang sering terjadi.

Apapun alasannya, perceraian telah melewati pertimbangan yang berat dan menjadi pilihan terakhir bagi kedua pihak, apalagi jika keduanya sudah merasa tidak bahagia pada waktu yang panjang.

Sebelum memutuskan bercerai, silakan berkonsultasi dengan pihak-pihak profesional yang memang ahli dan ditunjuk untuk merekonsiliasi para pasangan, ya.