Apa Itu Post COVID-19 Syndrome? Berikut Gejalanya yang Perlu Diwaspadai
Seperti yang Moms ketahui, COVID-19 merupakan pandemi mematikan sehingga perlu diwaspadai. Penyintas COVID-19 yang telah sembuh pun perlu tetap berjaga-jaga karena bisa saja mengalami post COVID-19 syndrome.
"COVID-19 tidak hanya berdampak pada alat pernapasan, tetapi bisa juga memengaruhi bagian tubuh lainnya, seperti mata, otak, ginjal, hati, pembuluh darah, kulit, dan sebagainya," jelas dr. Wirawan Hambali, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah – Puri Indah.
"Bisa juga memengaruhi respon imun yang berlebih sehingga menyebabkan badai sitokin. Jadi intinya, semua tubuh bisa terdampak jika terinfeksi virus corona," tambahnya.
Mengapa demikian? Mari simak gejala, penyakit yang mungkin muncul, diagnosis, dan cara mengatasi post COVID-19 syndrome.
Baca Juga: Ini Prosedur Perawatan Pasien COVID-19 Berdasarkan Gejala, Moms Wajib Tahu!
Gejala Post COVID-19 Syndrome
Foto: Orami Photo Stock
dr. Wirawan Hambali menjelaskan bahwa umumnya, penderita COVID-19 dapat sembuh sekitar 4-12 minggu. Namun, jika dalam kurun waktu tersebut tak kunjung sembuh, bisa menjadi tanda post COVID-19 syndrome.
Ada beberapa gejala yang dapat dicurigai sebagai post COVID-19 syndrome, antara lain:
- Kelelahan
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Batuk
- Nyeri sendi
- Sakit dada
- Masalah memori, konsentrasi, atau tidur
- Nyeri otot atau sakit kepala
- Detak jantung cepat atau berdebar
- Kehilangan bau atau rasa
- Depresi atau kecemasan
- Demam
- Pusing saat berdiri
- Gejala yang memburuk setelah aktivitas fisik atau mental
Gejala-gejala di atas bisa muncul selepas 4 minggu pulih dari COVID-19, dan bahkan mampu bertahan selama 9 bulan.
Menurut Mayo Clinic, orang yang lebih tua dan orang dengan banyak kondisi medis serius adalah yang golongan paling mungkin mengalami gejala COVID-19 berkepanjangan. Namun, orang muda yang sehat juga dapat mengalaminya selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah infeksi virus corona.
Dalam Oman Medical Journal disebutkan bahwa, ada beberapa golongan yang berisiko tinggi mengalami post COVID-19 syndrome, yakni:
- Pasien yang memiliki manifestasi parah, seperti sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS)
- Pasien yang memerlukan perawatan di unit perawatan intensif (ICU)
- Pasien yang tidak dirawat selama penyakit akut tetapi kemudian menunjukkan gejala dan tanda-tanda kerusakan organ akhir, seperti penyakit jantung atau pernapasan
- Pasien yang tidak memerlukan rawat inap tetapi menunjukkan gejala yang berkepanjangan tanpa bukti kerusakan organ akhir
Penelitian tersebut juga menyebutkan, post COVID-19 syndrome ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Baca Juga: Ini Daftar Obat COVID-19 yang Telah Disetujui BPOM, Ivermectin Tidak Termasuk
Penyakit yang Mungkin Muncul Pasca COVID-19
Foto: Orami Photo Stock
Selain mengalami gejala post COVID-19 syndrome yang tidak nyaman, ada juga beberapa penyakit yang mungkin muncul sebagai akibat dari infeksi COVID-19, yakni:
1. Risiko Gagal Jantung
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, virus corona bisa memengaruhi seluruh organ tubuh, termasuk jantung. Salah satu penyakit yang mungkin muncul usai terinfeksi COVID-19 ialah penyakit jantung.
Pasalnya, virus corona dapat meyebabkan kerusakan permanen pada otot jantung, bahkan pada orang yang hanya mengalami gejala COVID-19 ringan.
Hal ini tentu saja dapat meningkatkan risiko gagal jantung atau komplikasi jantung lainnya di masa depan.
2. Gangguan pada Paru-paru
Selain jantung, paru-paru juga menjadi organ tubuh berikutnya yang bisa mengalami kerusakan jangka panjang meski seseorang telah pulih dari COVID-19.
Pasalnya, jenis pneumonia yang sering dikaitkan dengan COVID-19 dapat menyebabkan kerusakan lama pada kantung udara kecil (alveoli) di paru-paru. Jaringan parut yang dihasilkan tersebut dapat menyebabkan masalah pernapasan jangka panjang.
Maka, penyintas COVID-19 sering kali merasa sesak napas atau mungkin batuk terus-menerus dan ini merupakan gejala umum dari post COVID-19 syndrome.
Baca Juga: Sumber Nutrisi untuk Menjaga Kesehatan Paru-paru agar Tidak Kena Corona
3. Pembekuan Darah dan Masalah Pembuluh Darah
COVID-19 juga dapat membuat sel darah lebih mungkin untuk menggumpal dan membentuk gumpalan.
"Inflamasi yang terjadi pada pembuluh darah dan memicu pembekuan darah pada otak bisa mengakibatkan stroke. Sementara jika pembekuan darah terjadi di jantung, dapat menyebabkan serangan jantung," kata dr. Wirawan Hambali.
Bagian lain dari tubuh yang terkena pembekuan darah termasuk paru-paru, kaki, hati dan ginjal. COVID-19 juga dapat melemahkan pembuluh darah dan menyebabkan kebocoran, yang berkontribusi pada masalah hati dan ginjal yang berpotensi bertahan lama.
4. Memengaruhi Kemampuan Otak
Virus corona juga dapat memengaruhi kemampuan otak seseorang. Pada orang muda, COVID-19 dapat menyebabkan stroke, kejang, dan sindrom Guillain-Barre, suatu kondisi yang menyebabkan kelumpuhan sementara.
COVID-19 juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.
Baca Juga: Bisa Menyebabkan Kematian, Kenali Radang Selaput Otak Lebih Dekat!
5. Kerusakan Ginjal
Beberapa orang yang menderita kasus COVID-19 dengan gejala parah dapat menunjukkan tanda-tanda kerusakan ginjal. Kondisi ini bahkan bisa terjadi pada mereka yang tidak memiliki masalah ginjal sebelum terinfeksi virus corona.
Tanda-tanda masalah ginjal pada pasien COVID-19 antara lain tingginya kadar protein dalam urin dan kerja darah yang tidak normal. Kerusakan ginjal, dalam beberapa kasus, cukup parah sehingga memerlukan dialisis.
"Banyak pasien dengan COVID-19 yang parah adalah mereka yang memiliki kondisi kronis, termasuk tekanan darah tinggi dan diabetes. Keduanya meningkatkan risiko penyakit ginjal," ujar C. John Sperati, M.D., M.H.S., pakar kesehatan ginjal dari Johns Hopkins Medicine.
Dampak COVID-19 pada ginjal belum jelas. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa hal ini mungkin terjadi karena virus corona menginfeksi sel-sel ginjal sehingga ginjal tidak dapat bekerja dengan baik.
6. Menurunnya Kemampuan Penciuman dan Perasa
Indera penciuman dan perasa saling terkait, dan karena virus corona dapat memengaruhi sel-sel di hidung, orang yang terinfeksi COVID-19 dapat mengalami perubahan atau hilangnya indera penciuman atau perasa.
Sebelum dan sesudah orang sakit dengan COVID-19, mereka mungkin kehilangan indra penciuman atau perasa sepenuhnya, atau menemukan bahwa hal-hal yang akrab berbau atau terasa tidak enak, aneh, atau berbeda.
Melansir laman Johns Hopkins Medicine, sekitar seperempat orang yang terinfeksi COVID-19 dan memiliki salah satu atau kedua gejala ini, biasanya akan pulih dalam beberapa minggu. Namun tak jarang, gejala ini dapat bertahan lebih lama.
Meskipun tidak mengancam jiwa, distorsi yang berkepanjangan dari indra-indra ini dapat menghancurkan dan dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan, kecemasan, dan depresi.
"Pasien yang kehilangan penciuman pasca-virus memiliki kemungkinan sekitar 60-80 persen untuk mendapatkan kembali beberapa fungsi penciuman mereka dalam 1 tahun," kata Jessica Grayson, M.D., dari Universitas Alabama di Birmingham.
Baca Juga: Mengenal Anosmia, Kondisi yang Termasuk dalam Gejala COVID-19
7. Masalah Suasana Hati dan Kelelahan
Orang yang memiliki gejala COVID-19 yang parah seringkali harus dirawat di unit perawatan intensif rumah sakit, dengan bantuan mekanis seperti ventilator untuk bernafas. Penyintas COVID-19 dengan riwayat ini akan lebih mungkin untuk mengembangkan sindrom stres pasca-trauma, depresi, dan kecemasan di kemudian hari.
Sementara penyintas lainnya mungkin dapat mengalami kelelahan kronis secara terus-menerus, serta gangguan kompleks yang ditandai dengan kelelahan ekstrem yang memburuk dengan aktivitas fisik atau mental, tetapi tidak membaik dengan istirahat.
Diagnosis Post COVID-19 Syndrome
Foto: Orami Photo Stock
Apabila Moms yang merupakan penyintas COVID-19 mengalami beberapa gejala atau kondisi tidak nyaman lainnya setelah sembuh, sebaiknya segeralah konsultasi dengan dokter.
Menurut National Health Services, dokter biasanya akan bertanya tentang gejala dan dampaknya terhadap hidup Moms. Mereka mungkin juga menyarankan beberapa tes untuk mengetahui lebih lanjut tentang gejala dan mengesampingkan hal-hal lain yang dapat menyebabkannya.
Tes yang dimaksud, termasuk:
- Tes darah
- Memeriksa tekanan darah dan detak jantung
- Rontgen dada
Jangan sampai menyepelekan gejala-gejala yang timbul usai COVID-19 karena bisa memengaruhi aktivitas sehari-hari. "Dampak sosialnya bisa meliputi kurang produktif. Dampak bagi kesehatannya juga akan menjadi lebih panjang jika diabaikan. Apabila telat ditangani, tentu saja dapat meningkatkan biaya pengobatan," tegas dr. Wirawan Hambali.
Cara Mengatasi
Foto: Orami Photo Stock
Usai pemeriksaan dan penegasan diagnosis, dokter biasanya akan berbicara dengan Moms tentang perawatan dan dukungan yang mungkin dibutuhkan.
Moms juga mungkin diberi saran tentang cara mengelola dan memantau gejala di rumah.
Jika gejalanya berdampak besar pada hidup, Moms mungkin akan dirujuk ke layanan rehabilitasi spesialis atau layanan yang mengkhususkan diri pada gejala spesifik yang dimiliki.
Cara ini dapat membantu mengelola gejala dan membantu Moms pulih.
Baca Juga: Mengenal Oximeter, Alat Pengukur Saturasi Oksigen, Penting untuk Pasien COVID-19!
Itu dia Moms, penjelasan mengenai post COVID-19 syndrome. Dengan memahaminya, semoga Moms bisa lebih waspada terhadap dampak jangka panjang dari infeksi virus corona.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronavirus/in-depth/coronavirus-long-term-effects/art-20490351
- https://www.nhs.uk/conditions/coronavirus-covid-19/long-term-effects-of-coronavirus-long-covid/
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/coronavirus/covid-long-haulers-long-term-effects-of-covid19
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/coronavirus/coronavirus-kidney-damage-caused-by-covid19
- https://www.uab.edu/news/health/item/11493-why-does-covid-19-impair-your-sense-of-smell
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7838343/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.