Tata Cara Puasa Muharram dan Bacaan Niatnya, Amalkan Moms!
Sebagai bulan pertama dalam kalender Hijriah, bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, salah satunya puasa Muharram.
Dikenal juga dengan nama puasa Asyura, puasa ini menjadi salah satu puasa sunah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Muharram termasuk ke dalam salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab.
Bahkan Allah SWT menjelaskan keutamaannya dalam Al-Qur'an, QS At-Taubah: 36:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan Bumi, di antaranya empat bulan haram.
Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu;
dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."
Jika Moms berminat untuk menjalankan puasa Muharram, berikut adalah informasi lengkap mengenai puasa sunah tersebut. Yuk, simak!
Baca Juga: 5 Amalan dan Keutamaan Bulan Muharram, Yuk Amalkan!
Keistimewaan Bulan Muharram
Bulan Muharram awalnya dikenal sebagai bulan suci dan dimuliakan oleh masyarakat Jahiliyah.
Pada bulan ini, masyarakat dilarang melakukan hal-hal yang tidak baik dan menyakiti orang lain, seperti peperangan dan bentuk perkelahian lainnya lainnya.
Kemudian Islam datang dan semua tradisi umat Jahiliyah dihapuskan, termasuk kesepakatan untuk tidak melakukan peperangan pada bulan tersebut.
Meskipun bulan Muharram adalah bulan pertama Hijriah, bukan berarti saat itu Rasulullah SAW berhijrah.
Anggapan bahwa Rasulullah SAW melakukan hijrah pada bulan ini adalah salah, karena pada saat beliau hijrah ke Madinah bertepatan dengan bulan Safar dan beliau tiba di Madinah pada bulan Rabiul Awal.
Selain itu, banyak keistimewaan bulan Muharram, di antaranya:
- Penyelamatan Nabi Musa AS dari Fir'aun
Pada 10 Muharram, Allah SWT menyelamatkan Nabi Musa AS dan kaum Bani Israel dari kejaran tentara Fir'aun dan menenggelamkan mereka dalam Laut Merah.
- Penetapan Puasa Muharram
Rasulullah SAW menetapkan tanggal 10 Muharram untuk melaksanakan puasa Muharram sebagai rasa syukur kepada Allah dan untuk menghapuskan tradisi masyarakat Jahiliyah.
Awalnya, puasa sunah pada 10 Muharram ini diwajibkan, tapi kemudian diubah menjadi puasa sunah, sebagaimana puasa lain yang dilakukan di luar bulan Ramadan.
- Bulan yang Mulia
Rasul SAW bersabda:
“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan Bumi.
Setahun itu ada dua belas bulan, di antaranya termasuk empat bulan yang dihormati:
Tiga bulan berturut-turut; Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab Mudhar yang terdapat antara bulan Jumadil Akhir dan Sya'ban.” (HR Muslim).
- Puasa Paling Utama Setelah Bulan Ramadan
Puasa Muharram dianggap sebagai puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Artinya: "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah (yaitu) Muharram.
Sedangkan salat yang paling utama setelah (salat) fardhu adalah salat malam."
- Asal Mula Penetapan Bulan Muharram
Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW ketika datang ke Madinah menemukan orang Yahudi berpuasa pada hari Asyuraa (10 Muharram).
Mereka berkata:
"Ini adalah hari yang agung, yaitu hari Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan keluarga Firaun. Maka Nabi Musa berpuasa sebagai bukti syukur kepada Allah."
Beliau berkata, "Saya lebih berhak mengikuti Musa AS dari mereka,". Maka beliau berpuasa dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa." (HR Bukhari).
- Pelebur Dosa
Khusus hari Asyura pada tanggal 10 Muharram, puasa akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat.
Hal ini sebagaimana termaktub dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah, “Sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’.” (HR Muslim).
Hukum Puasa Muharram
Dalam bulan Muharram berdasarkan ajaran dan syariat Islam, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa khususnya pada 10 hari pertama.
Namun tidak ada dalil dan dasar hukum yang pasti mengenai keutamaan puasa pada tanggal 1 Muharram.
Meski demikian, umat Islam mengenal puasa pada tanggal 10 Muharram, yang dikenal dengan sebutan puasa Asyyura.
Ada banyak dalil yang merujuk pada puasa tanggal 10 Muharram, atau puasa Asyyura.
Puasa pada tanggal ini dalam bahasa Arab disebut Yaumu ‘Asyuro, yang artinya hari ke-sepuluh bulan Muharram.
Kata Asyuro sendiri berasal dari kata 'asyarah', yang berarti sepuluh dalam bahasa Arab.
Pada tanggal 10 Muharram atau hari Asyura, ada sunah Rasulullah SAW yang mengajarkan umatnya untuk berpuasa, yang dikenal dengan shaum Asyura.
Hal ini dilakukan sebagai penghormatan kepada Nabi Musa AS.
Walaupun ada kesamaan antara puasa Muharram dan puasa kaum Yahudi, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk tidak hanya berpuasa pada tanggal 10, tetapi juga hari sebelum dan sesudahnya.
Berpuasa dalam bulan Muharram pada awalnya diwajibkan, namun kemudian Rasulullah SAW menjadikannya sebagai puasa sunah dan hanya mewajibkan puasa Ramadan.
Diriwayatkan dari Aisyah RA, dia berkata:
“Dahulu orang-orang Quraisy pada masa jahiliah berpuasa pada hari ‘Asyuro, maka ketika beliau (Rasulullah SAW) datang ke Madinah, beliau berpuasa dan merintahkannya;
kemudian ketika telah ditetapkan kewajiban puasa bulan Ramadhan, beliau meninggalkan (perintah wajib) puasa ‘Asyuro, siapa yang berkehendak maka dia berpuasa, dan siapa yang tidak, maka dia (boleh) meninggalkannya.” (Muttafaq alaih).
Baca Juga: Niat dan Keutamaan Puasa Asyura yang Dapat Menghapus Dosa
Cara dan Keutamaan Puasa Muharram
Sama seperti puasa lainnya, puasa Muharram juga bermanfaat bagi kesehatan.
Journal of Ethnic Food mencatat, puasa dapat membentuk jadwal waktu makan yang dapat dikaitkan dengan hasil kesehatan yang baik.
Setelah mengetahui keistimewaan serta hukum bulan Muharram, alangkah lebih baiknya juga untuk mengetahui keutamaan puasa Muharram agar menambah semangat dalam mengerjakan sunnah Rasulullah SAW.
Beberapa di antaranya yakni:
- Menghapuskan dosa
Puasa adalah salah satu amalan untuk menghapuskan dosa yang dilakukan di masa lalu hingga saat ini.
Abu Qatadah ra meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda:
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Artinya: “Dan puasa hari Asyura, aku berharap kepada Alllah menjadi penghapus dosa selama setahun sebelumnya.”
- Puasa tidak hanya pada 10 Muharram
Untuk membedakan dengan puasa umat Yahudi atau Nasrani, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa sebelum dan sesudah 10 Muharram.
- Tidak ada ritual lain dalam Bulan Muharram selain puasa
Meski bulan Muharram adalah bulan yang mulia, tapi tidak ada ibadah atau ritual lain yang dilakukan di bulan ini sebagaimana yang dilakukan oleh beberapa kaum yang kental dengan perbuatan syirik.
- Rasulullah SAW turut berpuasa Muharram di akhir hidupnya
Karena besarnya keutamaan puasa Muharram, maka di akhir kehidupannya, Rasulullah SAW tetap bertekad untuk tidak hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja akan tetapi berpuasa pada tanggal sebelumnya dan sesudahnya.
- Membaca niat puasa
Sama seperti ibadah lainnya, puasa Muharram juga harus dimulai dengan niat.
Berikut ini bacaan niat puasa Tasua, yang dilakukan pada 9 Muharram, jadi akan dilaksanakan pada Rabu, 17 Juli 2024:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma tasu'a sunnatal lillaahita'ala
Artinya: "Saya niat puasa hari tasu'a, sunnah karena Allah ta'ala."
Di bulan ini, puasa Asyura atau 10 Muharram akan dilaksanakan pada Selasa, 16 Juli 2024.
Berikut niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ العاشوراء لله تعالى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.
Baca Juga: Tahun Baru Hijriah: Sejarah, Keutamaan, dan Doa yang Dibaca
Sama seperti puasa lainnya, puasa Muharram diawali dengan sahur dan berakhir saat berbuka pada salat Magrib.
Selain itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat hendak melaksanakan puasa Muaharram, seperti:
- Berpuasa selama 3 hari, 9, 10, dan 11 Muharram
Puasa pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram didasarkan pada hadis dari Ibnu Abbas RA yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:
"Selisihilah orang Yahudi dan berpuasalah sehari sebelum dan setelahnya."
- Berpuasa pada 9 dan 10 Muharram
Mayoritas hadis menunjukkan cara ini. Rasulullah SAW bersabda:
"Jika aku masih hidup pada tahun depan, sungguh aku akan melaksanakan puasa pada hari kesembilan."
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata bahwa keinginan Rasulullah SAW untuk berpuasa pada tanggal sembilan adalah untuk berhati-hati dan menyelisihi kaum Yahudi dan Nasrani.
- Berpuasa pada 10 Muharram
Al-Hafidz juga berkara, puasa Asyura mempunyai tiga tingkatan, yang terendah adalah berpuasa sehari saja, tingkatan di atasnya ditambah puasa pada tanggal sembilan, dan tingkatan di atasnya ditambah puasa pada tanggal sembilan dan sebelas.
Perhatikan Ini saat Ibadah di Bulan Muharram
Karena yang diutamakan adalah puasa Muharram saja, maka tidak disarankan untuk melakukan hal lain yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, tidak disarankan melakukan amalan-amalan lain yang tidak ada contohnya dari beliau, seperti salat dan zikir khusus pada hari Asyura.
Sesuai dengan yang disampaikan oleh As-Subki (dalam ad-Din al-Khalish 8/417), tidak ada dalil yang menunjukkan keutamaan amalan-amalan itu jika dikerjakan pada hari Asyura.
Jadi, yang benar adalah amalan-amalan tersebut diperintahkan oleh syariat di setiap saat, sedangkan mengkhususkannya di hari Asyura hukumnya adalah bid'ah.
Perlu diingat juga menurut Al-Hafidz Ibnu Qayyim, sebagian besar hadis mengenai aktivitas spesifik pada hari Asyura, seperti bercelak, berhias, bersenang-senang, berpesta, dan salat, tidak memiliki dasar yang shahih atau autentik.
Dalam hadis-hadis ini, tidak ada bukti kuat dari Nabi Muhammad SAW yang mendukung praktik-praktik tersebut, Moms.
Oleh karena itu, Ibnu Qayyim menyebutnya sebagai bathil, yang berarti bahwa mereka tidak sah atau tidak benar menurut hukum Islam.
Sebaliknya, Ibnu Qayyim menegaskan bahwa satu-satunya praktik yang memiliki dasar yang sahih pada hari Asyura adalah berpuasa, sesuai dengan hadis yang terpercaya dari Nabi Muhammad SAW.
Jadi, berpuasa di hari Asyura adalah tindakan yang disarankan dan dihargai dalam Islam, Moms.
Baca Juga: Puasa Tasua: Tata Cara, Niat, dan Keutamaannya, Amalkan Yuk!
Itulah informasi yang Moms dan Dads bisa ketahui mengenai puasa Muharram.
Dengan menjalankan puasa Muharram, diharapkan menjadi salah satu cara menjauhkan diri dari dosa dan mendapatkan ampunan.
- https://journalofethnicfoods.biomedcentral.com/articles/10.1186/s42779-020-00047-3
- https://dalamislam.com/puasa/puasa-1-muharram
- https://almanhaj.or.id/2034-hari-asyura-10-muharram-antara-sunnah-dan-bidah.html
- https://uinsgd.ac.id/inilah-5-keutamaan-puasa-muharram-dari-paling-utama-shaum-hingga-pelebur-dosa/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.