29 Januari 2024

8 Rekomendasi Salep Bisul yang Bisa Moms Temukan di Apotek

Cukup efektif menghilangkan bisul yang mengganggu

Salep bisul bisa didapatkan secara bebas di apotek atau melalui resep dokter.

Bisul adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri.

Bisul umumnya menyerang bagian kulit yang mudah berkeringat, seperti leher, ketiak, bahu, bokong, hingga wajah.

Untuk mengatasinya, Moms bisa menggunakan salep bisul.

Lantas, apa saja jenis salep bisul yang bisa dibeli di apotek? Yuk, simak deretannya di bawah ini!

Baca Juga: 10+ Obat Meriang Alami yang Aman Menurut Studi, Manjur!

Apa Itu Bisul?

Bisul (Orami Photo Stock)
Foto: Bisul (Orami Photo Stock)

Bisul adalah kondisi ketika ada infeksi yang terjadi akibat bakteri staphylococcus aureus dan menyebabkan peradangan pada folikel rambut.

Bisul (furunkel) biasanya dimulai sebagai benjolan merah dan lunak.

Benjolan dengan cepat terisi nanah, tumbuh lebih besar dan terasa sakit sampai pecah dan keluar.

Mengobati bisul tidak rumit, seperti misalnya dengan menggunakan kompres air hangat untuk meringankan nyeri.

Tapi, kadang cara ini kurang ampuh.

Untuk mengatasi bisul terbagi menjadi dua jenis, yakni obat topikal dan obat oral.

Obat topikal atau salep untuk bisul biasanya dioleskan pada daerah yang terjangkit.

Sedangkan obat oral digunakan untuk membasmi bakteri dan mencegah infeksi pada darah.

Bisul dapat diobati menggunakan salep bisul yang mudah ditemukan di apotek.

Namun tetap saja perlu waktu agar bisul sembuh dan hilang.

Baca Juga: Apa Perbedaan Kadas, Kurap, Kudis, dan Panu? Cek di Sini agar Tidak Tertukar, Moms!

Jenis-Jenis Salep Bisul

Ilustrasi Salep Bisul
Foto: Ilustrasi Salep Bisul (Orami Photo Stocks)

Sebelum mengoleskan salep bisul, kompreskan bisul menggunakan air garam hangat selama 10-20 menit.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh British Association of Dermatologist mengatakan, cara ini dapat membantu mengurangi rasa sakit pada bisul.

Biasanya nanah akan alami keluar secara spontan.

Kemudian baru boleh mengoleskan krim atau salep bisul di sekitar bisul untuk mencegah penularan ke daerah kulit lain.

Salep ini dapat Moms temukan di apotek terdekat.

Namun ingat tidak semuanya obat bebas, kadang memerlukan resep dokter untuk menebusnya.

Berikut salep bisul yang dapat ditemukan di apotek.

Mupirocin (Bactroban®) adalah salah satu salep bisul antibiotik yang bisa dimanfaatkan sebagai obat bisul.

Menurut US National Library of Medicine, salep yang satu ini sering digunakan untuk melawan infeksi bakteri Staphylococcus aureus.

Bakteri tersebut menyebabkan berbagai masalah kulit seperti impetigo, eksim, psoriasis, herpes, dan sebagainya.

“Mupirocin bekerja efektif dengan menghalangi aktivitas enzim isoleucyl-tRNA sintetase. Enzim ini digunakan bakteri untuk membuat protein yang kemudian menginfeksi tubuh manusia. Tanpa enzim ini, bakteri akan mati secara perlahan sehingga proses penyembuhan bisul jadi lebih cepat,” ucap Nada Elbuluk, MD, FAAD, asisten profesor dermatologi, NYU Langone Medical Center.

Namun, ada efek samping yang harus diwaspadai. Kandungan bahan kimia pada obat bisul ini dapat memengaruhi kerja ginjal.

Sebuah studi dari DailyMed mengungkapkan, salep bisul ini memiliki efek samping rasa terbakar pada kulit, gatal, ruam, kemerahan, nyeri dan pembengkakan.

Jadi, pastikan Moms mengikuti petunjuk pemakaian yang ada di kemasan.

Gentamicin adalah jenis salep bisul antibiotik spektrum luas yang ampuh mengobati bisul pada kulit.

Salep untuk bisul yang satu ini termasuk dalam kelas aminoglikosida yang efektif menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab bisul.

Ingat, gunakan salep bisul ini sesuai dengan aturan pakai.

Sebelum mengoleskan salep, cuci tangan terlebih dahulu hingga benar-benar bersih.

Sehabis itu, oleskan salep tipis-tipis pada benjolan sebanyak 3-4 kali sehari.

Gunakan pada waktu yang sama setiap hari supaya hasilnya lebih efektif dan mempercepat penyembuhan bisul.

Baca Juga: 7 Obat Mual Saat Hamil untuk Moms yang Mengalami Morning Sickness


3. Benzocaine

Benzocaine
Foto: Benzocaine (Mhomecare.co.id)

Benzocaine termasuk salep bisul yang dapat membantu meredakan sakit akibat bisul.

Cara kerja salep bisul ini mirip seperti bius lokal yang dapat meredam sinyal rasa sakit pada kulit.

Jika digunakan secara berlebihan, benzocaine dapat menimbulkan efek samping berupa iritasi kulit, kemerahan, bengkak di wajah atau lidah, dan ruam.

Jangan ragu untuk menanyakan pada dokter atau apoteker, jika Moms bingung takaran penggunaan salepnya.

4. Cephalexin

Cephalexin
Foto: Cephalexin (Caping.co.id)

Cephalexin adalah pilihan salep bisul lainnya mengandung dari antibiotik kelompok sefalosporin.

Salep bisul ini ampuh untuk mencegah bakteri membentuk dinding sel sehingga bakteri akan mati perlahan.

Cephalexin efektif dalam mengobati infeksi akibat bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae dan Escherichia coli.

Salep ini tidak dapat mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus seperti flu.

Salep bisul satu ini juga berisiko menimbulkan resistensi bakteri.

Baca Juga: Ketahui 13 Manfaat Kapulaga untuk Kesehatan, Lebih dari Sekadar Rempah!

5. Klindamisin

Ilustrasi Salep Bisul (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Salep Bisul (Orami Photo Stock)

Klindamisin juga termasuk salep bisul yang efektif.

Salep bisul ini bekerja dengan cara membunuh bakteri di kulit.

Selain untuk bisul, salep klindamisin juga kerap digunakan untuk mengobati jerawat.

Namun, Moms tidak bisa sembarangan menggunakannya, sebab salep antibiotik ini memerlukan resep dokter.

Cara penggunaan salep klindamisin kurang lebih sama seperti mupirosin.

Salep bisul ini umumnya dioleskan ke area bisul sebanyak 2 kali sehari dan hasilnya bisa terlihat sekitar 2–6 minggu.

Salep bisul yang ampuh selanjutnya adalah basitrasin.

Salep basitrasin mampu menghentikan pertumbuhan bakteri di kulit.

Moms bisa mengoleskan salep ini ke area bisul 1–3 kali sehari.

Meski banyak tersedia di apotek, sebaiknya gunakanlah basitrasin sesuai petunjuk dari dokter.

Baca Juga: Rekomendasi Dokter Andrologi Bandung, Dads Wajib Catat!

Salep bisul neosporin memiliki manfaat dan cara penggunaan yang hampir sama dengan basitrasin.

Bedanya, neosporin mengandung lebih banyak antibiotik yang meliputi basitrasin, neomisin, dan polymixin B.

Salep bisul ini juga harus dipakai sesuai anjuran dokter, biasanya perlu dioles sebanyak 1–3 kali sehari.

Meski umumnya aman dan efektif untuk bisul, neosporin lebih berpotensi memicu reaksi alergi pada sebagian orang, seperti kulit memerah, gatal, dan bentol.

Bila hal tersebut terjadi, segera hentikan pemakaian dan berobat kembali ke dokter.

Salep polisporin juga bisa digunakan untuk mengobati bisul.

Salep bisul ini mengandung antibiotik basitrasin dan polymixin B yang bekerja dengan cara memperlambat pertumbuhan bakteri di kulit.

Polisporin biasanya perlu dioleskan ke bisul sebanyak 1-3 kali sehari atau sesuai petunjuk dokter.

Namun, hingga saat ini salep polisporin masih jarang ditemukan di Indonesia.

Selain menggunakan salep bisul, Moms juga bisa melakukan perawatan mandiri di rumah, misalnya kompres hangat di area bisul selama 10-20 menit.

Perawatan mandiri juga dinilai efektif untuk mempercepat penyembuhan dan meredakan rasa tidak nyaman akibat bisul.

Baca Juga: 6 Amalan Malam Jumat untuk Wanita, Termasuk Baca Surat Al-Kahfi, Perbanyak Doa dan Selawat


Obat Antibiotik untuk Sembuhkan Bisul

Ilustrasi Obat-obatan (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Obat-obatan (Orami Photo Stock)

Selain menggunakan salep, bisul dapat diatasi dengan minum obat oral khusus mematikan infeksi bakteri.

Antibiotik diminum sebagai tablet atau cairan, atau diberikan dalam bentuk infus.

Obat oral ini dapat dicari di apotek, namun biasanya dengan resep dokter.

Clindamycin adalah obat oral yang biasanya digunakan untuk mengatasi infeksi serius, termasuk juga benjolan berisi nanah karena bisul.

Obat bisul antibiotik ini bekerja dengan cara menghambat kemampuan bakteri untuk memproduksi protein, yang digunakan untuk menginfeksi tubuh.

Clindamycin termasuk obat golongan antibiotik, sebaiknya patuhi aturan minum dan lanjutkan hingga yang diresepkan habis.

“Ingat, menghentikan penggunaan obat yang terlalu cepat, terutama antibiotik, dapat membuat bakteri lanjut berkembang dan pada akhirnya membuat bisul tak kunjung sembuh,” ucap Dr. Nada Elbuluk, dokter dermatologis di NYU Medical Center.

Amoxicillin, menurut Dailymed adalah obat antibiotik.

Ini digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh jenis bakteri tertentu.

Tablet oral amoxicillin hadir sebagai kapsul dan tablet.

Untuk dosisnya dapat mengikuti anjuran resep dokter agar tidak menyebabkan overdosis atau salah dosis.

Penggunaan obat oral ini dapat memberikan efek samping alergi yakni rasa kebas pada mulut dan kesulitan bernapas.

Segera hubungi dokter jika mengalami alergi setelah meminum obat antibiotik ini.

Ampicillin digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh jenis bakteri pada tubuh.

Bakteri penyebab bisul dapat dihentikan dengan mengonsumsi antibiotik ini sesuai anjuran dokter.

Di sebagian orang, obat oral ini dapat menimbulkan diare, muntah, mual, kulit terbakar hingga kesulitan bernapas.

Maka dari itu, pastikan telah mengunjungi dokter sebelum menggunakan antibiotik.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh Institute for Quality and Efficiency in Health Care menyebutkan, jika memiliki bisul pada wajah, minimalis gerakan di area bisul.

Hal ini karena gerakan dan tekanan dapat meningkatkan risiko penyebaran bakteri ke otak melalui aliran darah.

Jadi, harus mencoba menghindari penggunaan otot wajah ketika infeksi masih ada.

Seperti kurangi berbicara, mengunyah makanan keras, dan perbanyak istirahat.

Baca Juga: Vaksin Cacar Air: Jenis, Usia Ideal, Efek Samping, dan Biaya Layanan

Nah, itu dia Moms, ragam salep bisul dan obat bisul oral yang bisa digunakan.

Jika seseorang sering mengalami bisul, itu bisa menjadi pertanda bahwa ia memiliki kondisi medis yang telah melemahkan sistem kekebalannya sehingga meningkatkan risiko infeksi.

Maka penting untuk mengetahui apa kondisi medis itu untuk mengobati bisul secara efektif.

  • https://www.bad.org.uk/for-the-public/patient-information-leaflets/boils/
  • https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm
  • https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513136/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.