Suami Memiliki Sperma Abnormal, Bisakah Hamil?
Tahukah Moms? Keberhasilan program hamil tidak semata-mata ditentukan oleh kesuburan Moms, lho. Dads juga ternyata mempunyai peran penting dalam mendukung keberhasilan kehamilan.
Dikutip dari Men’s Health, dari sekitar 15 persen pasangan yang kesulitan untuk punya anak, sekitar sepertiganya disebabkan oleh masalah kesuburan pada pria.
Lebih tepatnya, menurut the National Institute of Health, karena kualitas sperma yang kurang bagus alias abnormal. Bila suami memiliki sperma abnormal, apakah akan memengaruhi kesuburan?
Baca Juga: Jumlah Sperma Sedikit? Bisa Jadi Pertanda Adanya Penyakit
Sperma Tidak Berfungsi Maksimal
Kualitas sperma yang kurang bagus dapat ditandai dengan jumlah sperma rendah (di bawah normal), motilitas (pergerakan) sperma tidak optimal, atau morfologi (ukuran dan bentuk) sperma abnormal.
Kepala Divisi Infertilitas dan Andrologi di Mayo Clinic, Landon Trost, M.D., menerangkan bahwa morfologi sperma merupakan salah satu faktor yang diperiksa dalam analisis mani yang bertujuan memeriksa infertilitas pada pria. Analisis sperma dilakukan di bawah mikroskop.
Sperma yang normal mempunyai bentuk kepala oval dan ekor panjang. Sperma abnormal bentuk kepalanya tidak oval, terlalu besar, dan ekornya bengkok atau bercabang.
Akibat abnormalitas tersebut, sperma tidak dapat berfungsi dengan maksimal. Sperma tidak mampu berenang dengan gesit menuju sel telur dan melakukan pembuahan.
Sebenarnya, sebagian besar sperma memang tidak akan dapat mencapai sel telur dan melakukan pembuahan. Dikutip dari Altora Health, untuk dapat mewujudkan kehamilan, dibutuhkan minimal 4 persen sperma dengan morfologi yang baik atau yang normal.
Makin kecil jumlah sperma abnormal, maka peluang terjadinya pembuahan pun makin besar.
Baca Juga: Pengaruh Obesitas Terhadap Kualitas Sperma
Penyebab dan Cara Mengatasi Sperma Abnormal
Menurut para ahli, ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan terbentuknya sperma abnormal, di antaranya polusi udara, paparan dari zat kimiawi (seperti Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane atau DDT dan polychlorinated biphenyls atau PCB), paparan dari logam berat, radiasi, radikal bebas, dan infeksi.
Untuk mencegah terbentuknya sperma abnormal, sebenarnya ada banyak tindakan yang bisa dilakukan pria. Para peneliti dari Harvard misalnya, menyarankan pria untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan likopen.
Likopen yang banyak terdapat di tomat dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas.
“Setiap pria yang suatu saat ingin punya anak harus memikirkan sejak jauh-jauh hari tentang kesehatan spermanya. Ia harus melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas spermanya,” terang Darius Paduch, M.D., Ph.D., dosen bidang urologi dan kedokteran reproduksi di Weill Cornell Medical College dan ahli urologi di New-York Presbyterian Hospital.
Berikut contoh upaya yang dapat dilakukan pria untuk menjaga morfologi sperma normal:
- Menjaga berat badan ideal
- Kurangi konsumsi kedelai
- Berolahraga secara teratur
- Konsumsi makanan bernutrisi
- Hindari berendam dalam air hangat
Baca Juga: 6 Cara agar Sperma Sehat dan Siap Membuahi
Moms juga harus mengajak Dads untuk berkonsultasi dengan dokter untuk bisa mendapatkan penanganan yang tepat untuk mengatasi kondisi ini. Bila Moms mempunyai hal seputar kesuburan yang perlu ditanyakan lainnya, Moms bisa bergabung di WhatsApp Group Orami Moms Community, lho.
Di WhatsApp Group Orami Moms Community, Moms bisa berkonsultasi dengan para ahli, seperti psikolog, dokter kandungan, dokter anak, konselor laktasi, konselor pernikahan, dan lain sebagainya.
Moms juga akan bertemu dan bisa berbagi pengalaman dengan sesama ibu yang sedang menjalani program hamil lainnya, lho. Moms pun tidak akan merasa sendirian dalam menghadapi berbagai masalah seputar kehamilan.
Moms bisa langsung add WhatsApp di nomor 0811-8852-250 atau klik link ini untuk informasi lebih lanjut.
Yuk gabung WhatsApp Group Orami Moms Community untuk mendapatkan berbagai keuntungan!
(AN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.