8 Amalan Sunah Idul Fitri yang Perlu Diketahui, Lengkap!
Idul Fitri, salah satu momen yang paling dinantikan umat Islam di seluruh dunia. Namun, jangan sampai lupa dengan sunah Idul Fitri, ya.
Idul Fitri adalah kesempatan untuk mengenang nilai-nilai mulia seperti kesabaran, kebersamaan, dan kasih sayang.
Namun, di balik kegembiraan terdapat serangkaian tradisi yang berakar dalam sunah Rasulullah SAW yang memberikan makna tersendiri bagi perayaan tersebut.
Untuk itu, yuk simak sunah Idul Fitri di bawah ini.
Baca Juga: 20 Gambar Ucapan Idul Fitri, Banyak Animasi Unik dan Cantik!
Amalan Sunah Idul Fitri untuk Umat Muslim
Seperti mengutip dari NU Online, berikut 8 sunah Idul Fitri yang bisa Moms ketahui dan amalkan!
1. Melaksanakan Salat Id
Muslim (baik laki-laki maupun perempuan) sangat dianjurkan melaksanakan salat id saat hari raya Idul Fitri.
Hukum salat ini adalah sunah muakkadah (sangat disunahkan) sejak tahun kedua hijriah.
Rasulullah SAW selalu melaksanakannya sampai beliau wafat.
2. Mandi
Sunah Idul Fitri selanjutnya adalah mandi. Mandi baik bagi laki-laki atau perempuan saat Idul Fitri, termasuk perempuan yang sedang haid atau nifas.
Waktunya dimulai sejak tengah malam hari raya sampai tenggelam matahari esok harinya.
Berikut adalah niat mandinya:
نَوَيْتُ غُسْلَ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu ghusla ‘îdil fithri sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya, “Aku niat mandi Idul fitri, sunah karena Allah”.
3. Menghidupkan Malam Idul Fitri dengan Beribadah
Orang yang menghidupkan malam Idul Fitri hatinya tidak akan mati saat banyak orang yang telah mati hatinya.
Ada tiga pendapat terkait cara menghidupkannya.
Pertama, kegiatan ibadah malam Idul Fitri lebih dominan.
Kedua, cukup dengan beribadah sesaat.
Ketiga, dengan slat isya berjamaah dan bertekad salat subuh berjamaah pula.
Baca Juga: 10+ Kue Kering Lebaran yang Bisa Moms Sajikan di Hari Raya
4. Perbanyak Baca Takbir
Sunah Idul Fitri selanjutnya adalah perbanyak baca takbir.
Waktunya dimulai sejak terbenamnya matahari 1 Syawal sampai takbiratul ihramnya imam salat Id bagi yang berjamaah.
Bisa juga takbiratul ihramnya mushalli (orang yang salat), bagi yang memang salat sendirian.
Pendapat lain mengatakan waktunya habis saat masuk waktu salat Id yang dianjurkan, ketika matahari naik kira-kira satu tombak (+ 3,36 M), baik imam sudah takbiratul ihram atau tidak.
5. Makan Sebelum Berangkat Salat Id
Sebelum berangkat untuk melaksanakan salat id, seseorang dianjurkan untuk makan terlebih dahulu.
Orang yang meninggalkan anjuran ini hukumnya makruh.
6. Membedakan Rute Pulang-Pergi Salat Id
Sunah Idul Fitri selanjutnya adalah membedakan rute pulang dan pergi saat salat Id.
Dianjurkan rute pulang salat id untuk dibedakan dengan rute yang dilalui ketika pulang. Rute keberangkatan juga dianjurkan agar lebih panjang dari rute pulang.
Di antara faedahnya adalah supaya lebih memperoleh banyak pahala dalam perjalanan ibadah.
Baca Juga: 100+ Ucapan Idul Fitri 2024, Bahasa Indonesia hingga Jawa!
7. Berhias
Umat Muslim dianjurkan untuk berhias sebagai bentuk ekspresi bahagia pada hari Idul Fitri.
Cara berhiasnya seperti dengan memotong kuku, mandi, mengenakan parfum, dan mengenakan pakaian terbaik, dianjurkan pakaian berwarna putih.
8. Mengucapkan Selamat
Mengucapkan selamat Idul Fitri atau tahinah dianjurkan pada momen ini.
Contohnya dengan ucapan “selamat Idul Fitri 1445 H”, “taqabbalallahu minna wa minkum”, “mohon maaf lahir dan batin”, dan sebagainya.
Syekh Ali Syibramalisi menegaskan tahniah juga bisa diwujudkan dalam bentuk saling bersalam-salaman.
Oleh sebab itu, sangat tidak tepat klaim dari sebagian kalangan bahwa ucapan selamat hari raya yang berkembang di Indonesia tidak memiliki dasar dalil agama.
Berkaitan dengan ihwal tahniah ini, Syekh Abdul Hamid al-Syarwani menegaskan:
ـ (خَاتِمَةٌ) قَالَ الْقَمُولِيُّ لَمْ أَرَ لِأَحَدٍ مِنْ أَصْحَابِنَا كَلَامًا فِي التَّهْنِئَةِ بِالْعِيدِ وَالْأَعْوَامِ وَالْأَشْهُرِ كَمَا يَفْعَلُهُ النَّاسُ لَكِنْ نَقَلَ الْحَافِظُ الْمُنْذِرِيُّ عَنْ الْحَافِظِ الْمَقْدِسِيَّ أَنَّهُ أَجَابَ عَنْ ذَلِكَ بِأَنَّ النَّاسَ لَمْ يَزَالُوا مُخْتَلِفِينَ فِيهِ وَاَلَّذِي أَرَاهُ مُبَاحٌ لَا سُنَّةَ فِيهِ وَلَا بِدْعَةَ
Artinya: "Sebuah penutup. Al-Qamuli berkata, aku tidak melihat dari para Ashab (ulama Syafi’iyah) berkomentar tentang ucapan selamat hari raya, beberapa tahun dan bulan tertentu seperti yang dilakukan banyak orang.
Tetapi al-Hafizh al-Mundziri mengutip dari al-Hafizh al-Maqdisi bahwa beliau menjawab masalah tersebut bahwa orang-orang senantiasa berbeda pendapat di dalamnya.
Pendapatku, hal tersebut hukumnya mubah, tidak sunah, tidak bid’ah.”
Baca Juga: 70 Balasan Ucapan Idul Fitri, Penuh Makna dan Doa!
Itulah informasi seputar sunah Idul Fitri. Semoga bermanfaat, Moms!
- https://islam.nu.or.id/ubudiyah/8-kesunnahan-saat-idul-fitri-dan-penjelasannya-mmI4E
- https://www.nu.or.id/nasional/8-amalan-sunnah-saat-idul-fitri-SJsRo
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.