2 Contoh Teks Khutbah Idul Adha, tentang Haji dan Kurban
Selepas salat Idul Adha, jamaah akan mendengarkan bacaan teks khutbah Idul Adha yang disampaikan oleh imam atau mubaligh.
Ada banyak hikmah yang bisa diambil dari khutbah tersebut, bahkan jika dihayati tentu akan sangat membekas di hati.
Karena sama-sama memiliki khutbah, beberapa orang mungkin masih menyangka bahwa khutbah Idul Adha sama dengan khutbah Jumat.
Padahal, ada beberapa perbedaan, lho!
Hukum khutbah Jumat adalah wajib, sedangkan khutbah Idul Adha atau Idul Fitri hukumnya sunah.
Buat Dads yang sedang dapat giliran membacakan teks khutbah Idul Adha, bisa menyimak inspirasi bacaannya berikut ini.
Baca Juga: 5 Resep Rendang Daging Sapi Empuk untuk Idul Adha!
Perbedaan Khutbah Idul Adha dan Khutbah Jumat
Sebelum memahami contoh teks khutbah Idul Adha, penting juga untuk memahami perbedaan khutbah Idul Adha dengan khutbah Jumat.
Pelaksanaan khutbah Idul Adha memang tidak jauh berbeda dengan khutbah Jumat.
Hanya saja, ada sedikit perbedaan teknis antara khutbah Jumat dengan khutbah Idul Adha. Seperti:
- Khutbah Idul Adha dilakukan setelah salat Idul Adha. Sementara salat Jumat dilaksanakan setelah khutbah Jumat.
- Khutbah Jumat didahului oleh azan, sementara salat dan khutbah Idul Adha tidak didahului dengan azan dan iqamah.
- Khatib pada khutbah Idul Adha dianjurkan melafalkan takbir sebanyak 9 kali pada khutbah pertama, dan 7 kali pada khutbah kedua. Sementara dalam khutbah Jumat tidak disunahkan takbir.
- Duduk di antara dua khutbah termasuk rukun dalam khutbah Jumat, hukumnya wajib. Sementara dalam khutbah Idul Adha, ulama memiliki perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan sunah, ada juga yang berpendapat khutbah Idul Adha itu hanya satu kali.
Baca Juga: 8 Resep Gulai Kambing Empuk, untuk Persiapan Idul Adha!
Contoh Teks Khutbah Idul Adha tentang Kedermawanan
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْد
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانِ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلِ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُ الْمُبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُسُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ
Jamaah salat Idul Adha rahimakumullah.
Mari kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT di pagi yang penuh berkah ini.
Kisah Nabi Ibrahim AS mengajarkan kesetiaan dan pengabdian kepada Sang Pencipta, menunjukkan bahwa cinta kepada Allah tak terhenti meski dihadapkan pada ujian dan cobaan.
Ujian adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan keimanan kita.
Ketika seseorang sudah mengucapkan dua kalimat syahadat, secara otomatis dan harus disadari juga bahwa dia sudah siap menerima ujian yang akan diberikan oleh Allah, sebagaimana firman Allah:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (Qs. al-Ankabut: 2).
Ujian yang diberikan Allah tidak untuk melemahkan, tapi untuk mengukur sejauh mana keimanan dan cinta kita kepada-Nya.
Sikap bijak dalam menghadapi ujian adalah mengambil hikmah sebagai pelajaran untuk meningkatkan kehidupan.
Spiritualitas seseorang tercermin dalam hubungannya dengan orang lain sehari-hari.
Islam mengajarkan ibadah tidak hanya secara vertikal kepada Allah, tetapi juga dimensi sosial seperti infak, zakat, dan qurban.
Contohnya, pada Idul Fitri, umat Islam diperintahkan untuk memberikan zakat fitrah kepada yang berhak.
Di hari raya Idul Adha, daging qurban tidak hanya untuk mereka yang berkurban, tapi juga untuk dibagikan kepada orang yang membutuhkan dan fakir.
Sebagaimana firman Allah saw:
لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ
Artinya: “Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.
Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.” (Qs. al-Hajj: 28).
Ayat tersebut mengajarkan bahwa rezeki yang diberikan Allah tidak hanya untuk dinikmati sendiri, tapi juga untuk dibagikan kepada yang membutuhkan.
Islam mendorong kita untuk menjadi dermawan dan peduli terhadap sesama, terutama saat melihat saudara kita dalam kesulitan.
Kita harus menghormati dan membantu orang-orang di sekitar kita, memperhatikan kebutuhan mereka, dan saling membantu dalam kesulitan.
Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar. Jamaah salat Idul Adha rahimakumullah.
Penting untuk dipahami oleh semuanya, bahwa jika kita berbuat baik pada orang lain, maka sejatinya kebaikan itu akan kembali pada diri kita, begitu pula sebaliknya, sebagaimana firman Allah swt:
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا
Artinya: "Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,...” (Qs. al-Isra’: 7)
Akhir khutbah, semoga kita semua diberikan kesembuhan dan kesehatan, diberi kekuatan untuk selalu beribadah.
Kita juga patut berdoa semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan dalam menghadapi berbagai ujian yang menimpa kepada kita semua.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَذِكْرِ اْلحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Baca Juga: 45 Twibbon Idul Adha 2024, Gratis dan Mudah Dipasang!
Contoh Teks Khutbah Idul Adha Singkat
Untuk lebih memahami isinya, berikut contoh teks Idul Adha singkat sekitar 8 menit yang dilansir NU Jabar:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
Jamaah salat Idul Adha yang dimuliakan Allah SWT.
Marilah bersama-sama kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT.
Salawat dan salam semoga tetap tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan kali ini, momen ini mengingkatkan kepada seluruh hadirin dan khusus kepada diri sendiri untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Sebab, hanya dengan bertakwa kepada Allah SWT lah, jalan menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat akan kita peroleh.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Dalam bulan Dzulhijjah, umat Islam di seluruh penjuru dunia dianjurkan untuk menjalankan dua amalan ibadah, di samping ibadah wajib yang dilakukan setiap harinya.
Dua amalan tersebut adalah melakukan ibadah haji dan ibadah kurban.
Pertama, ibadah haji. Pagi ini, umat Islam yang istitha’ah (mampu) sedang berduyun-duyun dari Muzdalifah menuju Mina untuk melempar jumrah aqabah dan tahallul awal.
Setelah mulai kemarin siang tanggal 9 Dzulhijjah melaksanakan ibadah wukuf di Arafah.
Kalimat talbiyah, labbaika allahumma labbaik berkumandang hampir di seluruh kawasan masy’aril haram. Kawasan yang membentang dari Arafah sampai Masjidil Haram.
Secara hukum, ibadah haji merupakan hal yang wajib bagi yang mampu.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
اِنَّ اَوَّلَ بَيْتٍ وُّضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبٰرَكًا وَّهُدًى لِّلْعٰلَمِيْنَۚ
(Inna awwala baitiw wuḍi'a lin-nāsi lallażī bibakkata mubārakaw wa hudal lil-'ālamīn)
Artinya: “Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.” (QS. Ali Imran: 96)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahilhamdu Jamaah Salat Id Rahimakumullah.
Anjuran ibadah yang kedua yakni ibadah kurban. Ibadah ini berhukum sunnah ‘ain bagi individu dan sunnah kifayah bagi anggota keluarga.
Hal ini memiliki kaitan dengan ibadah haji yang bersumber dari ajaran Nabi Ibrahim AS.
Baca Juga: Puasa Sunah Idul Adha: Niat dan Keutamaannya, Masya Allah!
Pada hari ini, lebih dari 3.000 tahun yang lalu, Nabi Ibrahim A.S menjalankan praktik keagamaan yang penuh dengan nilai-nilai ke-ilahi-an, ketauhidan, kesabaran, dan pengorbanan manusia kepada Tuhannya.
Pada saat itu, Nabi Ibrahim AS diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang sangat luar biasa.
Nabi Ibrahim AS melalui mimpinya diperintah Allah SWT untuk menyembelih putra tercintanya Nabi Ismail AS.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Selain itu, yang lebih penting adalah bagaimana memetik pelajaran dari perintah Allah SWT tersebut dalam kehidupan saat ini.
Ibadah haji merupakan ibadah mahdlah dan bersifat fisik.
Pelajaran yang bisa diambil dari ibadah ini adalah bahwa saat kita berkumpul dengan jutaan orang di tanah yang luas, kita merasa kecil.
Dalam kondisi seperti itu, tidak pantas bagi kita untuk sombong.
Kita membutuhkan orang lain agar bisa membantu kita, dan agar orang lain tidak menyakiti kita.
Tolong menolong dan saling pengertian dibutuhkan dalam upaya kita beribadah kepada Allah.
Karena, kita tidak bisa beribadah dengan baik tanpa ada sikap tolong menolong.
Sedangkan secara spiritual apa yang bisa kita rasakan, alami dan refleksikan di tanah suci, saat kita betul-betul merasa dekat kepada Allah, semestinya bisa berpengaruh kepada sikap dan perilaku kita.
Hal ini terutama dalam kehidupan bermasyarakat saat kita kembali lagi ke tanah air.
Dengan begitu, ibadah haji yang dijalankan akan memompa kita untuk lebih giat lagi dalam berjuang demi tegaknya kesejahteraan dan keadilan di tengah-tengah masyarakat dan bangsa.
Baca Juga: Salat Iduladha: Tata Cara, Niat, Doa Setelah Salat, dan Sunah yang Bisa Diamalkan
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Allahu Akbar wa LillahiIlhamdu.
Adapun pelajaran yang bisa kita ambil dari melakukan ibadah kurban adalah dalam kehidupan ini tidak semata-mata materi, tetapi ada yang lebih dari itu, yaitu spiritual.
Dalam kitab-kitab Fiqih disebutkan bahwa daging hewan kurban harus di sedekahkan dan tidak boleh diperjualbelikan.
Karena itu, dalam berkurban kita diajarkan bahwa dalam hidup ini semuanya tidak bisa sekadar materi, tidak sekedar dihitung dengan uang.
Semuanya selalu diperhitungkan dengan uang. Jika tidak memiliki uang, tidak punya kehormatan sehingga diremehkan.
Padahal, uang bukanlah segala-galanya karena ada yang lebih dari itu, yaitu spiritualitas.
Spiritual, yang berasal dari kata spirit yang berarti semangat.
Semangat untuk berkurban, berjuang, dan melakukan sesuatu pekerjaan tidak sekedar mencari harta benda.
Jamaah salat Id rahimakumullah.
Demikian khutbah yang bisa kami sampaikan. Semoga ibadah yang sedang dijalankan oleh para jamaah haji di tanah suci bisa menjadi haji yang mabrur.
Selain itu, ibadah kurban yang akan kita lakukan terhitung sebagai amal yang bisa membawa kita menjadi manusia yang tidak hanya sekedar bersikap materialistik, tetapi juga memiliki jiwa spiritualitas yang tinggi.
Baca Juga: 5+ Syarat Sah Hewan Kurban, Jangan Sampai Keliru!
Demikian contoh dari teks khutbah Idul Adha tentang hikmah berkurban dan ibadah haji.
Semoga dapat meningkatkan keilmuan dan keimanan kita, ya!
- https://jabar.nu.or.id/khutbah/khutbah-idul-adha-singkat-hanya-5-menit-dua-ibadah-istimewa-yang-dianjurkan-di-bulan-dzulhijjah-9rwvz
- https://worldquran.com/
- https://islami.co/ini-perbedaan-khutbah-idul-fitri-dengan-khutbah-jumat/
- https://jombang.nu.or.id/khutbah/khutbah-idul-adha-singkat-kurban-sarana-menjadi-pribadi-dermawan-rECgi
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.