9 Upacara Kelahiran Bayi, Hanya Ada di Indonesia
Biasanya kelahiran seorang bayi disambut dengan perayaan sebagai wujud suka cita orang tua atas kelahiran buah hati mereka. Indonesia yang kaya akan adat dan budaya, nyatanya juga diikuti para orang tua untuk melakukan upacara kelahiran anak.
Upacara kelahiran ini dilakukan untuk menghormati leluhur dan rasa syukur atas kelahiran Si Kecil. Bagaimana tidak, perjuangan sembilan bulan merupakan pengalaman terbaik setiap ibu.
Perayaan upacara kelahiran dengan adat memiliki tata cara dan arti berbeda tiap daerah. Di setiap daerah memiliki tradisi kelahiran bayi dengan keunikannya tersendiri.
Inilah yang membuat Indonesia kaya akan tradisi dan adat istiadat yang harus dilestarikan setiap masa.
Baca Juga: Cara Merawat Bayi Baru Lahir, Moms Wajib Tahu!
Upacara Kelahiran Bayi di Indonesia
Kira-kira upacara kelahiran bayi apa saja yang ada di wilayah Indonesia? Simak upacara kelahiran menurut Kebudayaan Indonesia ini. Siapa tahu suku adat Moms ada di salah satu berikut ini.
1. Jatakarma Samskara – Bali
Foto: Dream.co.id
Jatakarma Samskara merupakan upacara kelahiran dari masyarakat Bali. Dalam upacara ini dilantunkan doa-doa agar bayi memiliki masa depan yang baik.
Upacara kelahiran ini sebagai bentuk rasa syukur terhadap buah hati yang dititipkan dan diasuh orang tua.
Biasanya, keluarga bayi menyiapkan nasi tumpeng dengan susunan lauk pauk serta hiasan bunga sebagai pendukung upacara.
Pemimpin upacara adat yang akan mendoakan bayi dan diikuti ayah yang akan mendampingi Si Kecil.
Ayah si bayi diminta menyentuh serta mencium buah hatinya yang baru lahir, sekaligus membacakan mantera pemberkatan di telinga sang bayi. Mantera tersebut berisi harapan agar kelak buah hatinya menjadi anak yang pintar dan berumur panjang.
Tak lupa juga, ari-ari bayi dibersihkan dan dimasukkan rapi ke dalam kendi lalu dibungkus dengan kain putih. Kain putih ini telah dituliskan aksara Hindu dan ari-ari ditanam di halaman rumah keluarga.
Baca juga: Pengaruh Warna Terhadap Tumbuh Kembang Bayi
2. Medak Api – Lombok
Foto: YouTube
Nusa Tenggara Barat (NTB), tepatnya Lombok, turut memiliki upacara kelahiran bayi dengan adat istiadat dan tata cara yang unik.
Medak Api adalah upacara kelahiran anak dengan memberikan nama untuk si bayi. Orang Sasak di Lombok percaya pemberian nama buah hati harus mengandung arti yang baik.
Mereka percaya nama yang tidak cocok akan mengundang nasib buruk. Maka dari itu, pemberian nama tidak dapat dilakukan sembarangan.
Orang tua bayi biasanya berkonsultasi dengan Kiai atau Pemangku mengenai nama yang akan diberikan kepada buah hatinya. Tidak boleh sembarangan orang yang mengusulkan nama, Kiai atau dukun beranak kepercayaan Suku Sasak yang diperbolehkan.
Tradisi pemberian nama atau Medak Api sendiri dilaksanakan setelah bayi berusia tujuh atau sembilan hari.
Baca Juga: Ternyata, Nama Anak Mencerminkan Kepribadian Orangtuanya!
3. Turun Mandi – Minangkabau
Foto: Mari Membaca
Upacara Turun Mandi di Minangkabau dilaksanakan untuk mensyukuri nikmat berupa kelahiran bayi. Tujuan dari tradisi ini adalah untuk memperkenalkan bayi yang baru lahir tersebut kepada masyarakat.
Untuk pelaksanaan upacara kelahirannya pun ditentukan. Jika bayi berjenis kelamin laki-laki, maka acara tersebut dilaksanakan pada hari ganjil, sedangkan untuk bayi perempuan akan dilaksanakan pada hari genap.
Upacara dilaksanakan di sungai. Keluarga bayi biasanya menyediakan beras yang digoreng dan dibagikan pada anak-anak kecil untuk memperkenalkan kelahiran Si Kecil.
Obor yang terbuat dari kain dihidupkan dari rumah menuju ke sungai untuk menandakan tak ada yang bisa menghambat perjalanan hidup buah hati nantinya.
Untuk mendoakan kehidupan anak lancar, bibit kelapa dihanyutkan di sungai dan ditangkap oleh ibu. Lalu disediakan juga tangguk untuk menangkap ikan dengan tujuan perekonomian anak nantinya tiada masalah.
Tradisi nasi yang dilumuri arang serta darah ayam juga dipercaya untuk mengusir roh jahat yang mengganggu si bayi.
Sedangkan arti upacara kelahiran ini bagi sang ibu, upacara Turun Mandi merupakan kesempatan keluar rumah untuk pertama kalinya setelah menjalani pemulihan pasca melahirkan.
Baca juga: 6 Etika Menjenguk Bayi Baru Lahir yang Wajib Diketahui
4. Brokohan – Jawa
Foto: Mari Membaca
Jawa memang dikenal memiliki sederet upacara yang berhubungan dengan bayi baru lahir, salah satunya adalah Brokohan. Tradisi Jawa yang satu ini dilangsungkan sehari setelah bayi dilahirkan, tujuannya untuk menyambut kelahiran bayi.
Brokohan sendiri berasal dari kata barokah-an yang berarti memohon berkah serta keselamatan atas kelahiran bayi.
Saat Brokohan, biasanya sanak saudara dan tetangga dekat berdatangan berkumpul sebagai tanda turut bahagia merayakan proses kelahiran bayi yang sudah berjalan lancar.
Upacara Brokahan dimulai dengan mengubur ari-ari dan memberikan sesaji ke para keluarga dan tetangga. Untuk anak laki-laki, sesaji berisi ayam betina yang belum kawin, dan untuk anak perempuan adalah ayam jantan yang belum kawin.
Selain itu, para tetangga yang datang juga tidak jarang membawa berbagai macam oleh-oleh berupa perlengkapan bayi maupun makanan untuk keluarga yang melahirkan.
Baca Juga: Mengenal Tradisi Tedhak Siten, Tradisi Jawa yang Digelar Ardina Rasti untuk Anaknya
5. Sepasaran – Jawa
Foto: Muslim Aqiqah
Masih dari Jawa, kelahiran bayi juga disambut dengan Sepasaran. Upacara kelahiran ini dilakukan setelah bayi berusia lima hari.
Dalam melaksanakannya, pihak keluarga akan mengundang keluarga besar dan tetangga sekitar untuk ikut mendoakan si bayi.
Biasanya acara Sepasaran dilakukan secara sederhana dengan kenduri.
Sementara bagi keluarga yang tergolong berada atau sedang memiliki rezeki lebih, biasanya digelar seperti ngunduh mantu atau pesta resepsi pernikahan. Adapun inti dari upacara kelahiran ini adalah upacara selamatan dan ajang untuk mengumumkan nama bayi baru lahir.
Baca juga: Kejang Pada Bayi, Apa Benar Pengaruhi Kecerdasan Otaknya?
6. Moana – Sulawesi
Foto: GNFI
Upacara Moana merupakan upacara adat untuk menyambut kelahiran bayi yang dilaksanakan di Palu. Upacara adat ini terdiri dari dua kegiatan, yakni upacara pemotongan Tembuni atau plasenta.
Kemudian plasenta dirapikan dan dilanjutkan upacara bayi naik ayunan sampai bayi mulai menginjak tanah.
Setelah bayi dilahirkan, seorang Topo Panuju atau dukun bayi menaikkan bayi tersebut ke ayunan yang sudah disediakan. Masyarakat setempat menyebut ayunan tersebut umbu. Bayi yang mengikuti upacara adat ini biasanya berusia antara tiga hingga tujuh hari.
Biasanya, agenda waktu perencana maupun penyelenggaraan upacara Moana ditentukan oleh Topo Panuju. Dalam hal ini, Topo Panuju juga membantu mempersiapkan umbu (ayunan) yang akan digunakan.
7. Nenjrag Bumi - Sunda
Foto: Cultural Savage
Kita beralih ke upacara kelahiran menurut Sunda. Nenjrag Bumi adalah ritual dengan meletakkan anak bayi di atas lantai yang dibuat dari bambu yang terbelah.
Kemudian, ibu menghentakkan kaki ke bambu tersebut sebanyak 7 kali. Hal ini agar sang bayi tidak mudah kaget dan tidak menjadi sosok penakut nantinya.
Cara lain juga dapat dengan memukulkan palu ke lantai dekat posisi bayi.
Keluarga berharap Si Kecil lahir ke bumi dengan sosok berani dan tidak takut dalam hal apapun.
Baca Juga: 5 Aktivitas Eksperimen Sederhana untuk Melatih Otak Balita
8. Mamoholi - Sumatera Utara
Foto: Kumparan
Menuju ke tradisi upacara kelahiran Suku Batak Toba. Mamoholi adalah sebuah tradisi untuk menyambut kelahiran bayi. Ini juga disebut sebagai tradisi manomu-nomu.
Proses yang dilaksanakan adalah pemberian beras untuk penguat roh, pemberian makan adat yang berisi sayuran bersantan, daging ayam dan pemberian kain ulos.
Upacara kelahiran ini untuk melambangkan rasa syukur orang tua terhadap kelahiran buah hati ke dunia. Diharapkan anak akan tumbuh dengan sehat dan diberikan kesejahteraan.
Baca Juga: 5 Cara Menentukan Nama Belakang untuk Anak
9. Pepadun - Lampung
Foto: Info Kota Bumi
Lampung juga memiliki upacara kelahiran tak kalah menarik dengan wilayah Indonesia lainnya. Pepadun adalah salah satu kelompok adat besar dalam masyarakat Lampung.
Upacara kelahiran ini dirayakan dengan menyiapkan makanan atau sagon yang terdiri dari dua jenis, yakni sagon tepung berwarna putih dan sagon kelapa berwarna kuning kecoklatan.
Arti dari makanan sagon ini untuk memberitahu bahwa Si Kecil lahir ke dunia dalam keadaan sehat dan selamat. Kemudian diikuti dengan syukuran aqiqahan sesuai syariat Islam serta acara pemotongan kambing.
Bayi juga akan melaui proses pemotongan rambut yang nanti akan ditukar dengan emas sesuai dengan berat rambut bayi tersebut.
Indonesia kaya akan budaya dan upacara adat yang perlu dilestarikan. Kelahiran bayi adalah sebuah rasa syukur setiap orang tua alami. Nah, jadi apakah Moms atau Dads mengikuti upacara kelahiran untuk menyambut kelahiran Si Kecil?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.