Jenis Alat Musik Angklung dan Cara Memainkannya, Sudah Tahu?

Alat musik angklung adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah dikenal di berbagai belahan dunia.

Terbuat dari bambu, alat musik tradisional ini berasal dari Jawa Barat dan dimainkan dengan cara digoyangkan.

Suara yang dihasilkan angklung sangat khas dan merdu, sehingga sering digunakan dalam berbagai pertunjukan seni, upacara adat, hingga acara internasional.

Baca Juga: 12 Lagu Daerah Jawa Barat, Lengkap Lirik dan Maknanya!

Sejarah Alat Musik Angklung

Angklung adalah alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat, Indonesia, dan terbuat dari bambu.

Alat musik ini sudah dikenal sejak zaman dahulu, terutama di kalangan masyarakat Sunda.

Pada awalnya, angklung dimainkan sebagai bagian dari upacara keagamaan dan adat, terutama yang berhubungan dengan padi.

Masyarakat Sunda menggunakan angklung untuk menghormati Dewi Sri, yang dianggap sebagai dewi padi dan kesuburan.

Mereka percaya bahwa dengan memainkan angklung, panen padi akan berhasil dan terhindar dari bencana.

Selain digunakan dalam upacara adat, angklung juga memiliki peran dalam sejarah kerajaan di Indonesia.

Pada masa Kerajaan Pajajaran, angklung dimainkan oleh prajurit kerajaan untuk membangkitkan semangat tempur saat berperang, seperti dalam Perang Bubat.

Alat musik ini menjadi simbol semangat dan kebersamaan bagi para prajurit.

Seiring waktu, angklung berkembang lebih jauh.

Pada tahun 1938, seorang musisi bernama Daeng Soetigna mengembangkan angklung diatonis, yang memiliki tujuh nada seperti alat musik modern.

Hal ini memungkinkan angklung untuk memainkan berbagai jenis musik, baik tradisional maupun modern.

Pada tahun 2010, UNESCO mengakui angklung sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia, yang menjadikan angklung semakin dikenal dan dihargai di seluruh dunia.

Baca Juga: 12 Alat Musik Jawa Barat yang Punya Suara Khas dan Merdu

Jenis-jenis Alat Musik Angklung

Berikut adalah beberapa jenis alat musik angklung yang dikenal di Indonesia:

1. Angklung Kanekes

Angklung Kanekes dimainkan oleh masyarakat Baduy di Banten.

Alat musik ini digunakan saat upacara penanaman padi di ladang sebagai bagian dari tradisi kuno mereka.

Pembuatan angklung ini hanya boleh dilakukan oleh warga Baduy Jero (Baduy Dalam).

2. Angklung Dogdog Lojor

Angklung Dogdog Lojor digunakan dalam upacara tradisi Dogdog Lojor, yang merupakan penghormatan kepada tanaman padi.

Tradisi ini masih dilakukan oleh masyarakat Kasepuhan di Banten Kidul, terutama saat perayaan panen padi.

3. Angklung Gubrag

Angklung Gubrag berasal dari Kampung Cipining, Bogor.

Alat musik ini digunakan untuk menghormati Dewi Padi dalam berbagai kegiatan terkait padi, seperti menanam, memanen, hingga menaruh padi di lumbung.

4.Angklung Badeng

Angklung Badeng merupakan jenis angklung yang digunakan untuk memainkan musik dalam kesenian tradisional.

Jenis angklung ini dapat ditemukan di daerah Garut, Jawa Barat, dan biasa digunakan untuk mengiringi lagu-lagu keagamaan.

5. Angklung Buncis

Angklung Buncis adalah jenis angklung yang lebih kecil dari angklung biasa.

Alat musik ini digunakan untuk mengiringi seni pertunjukan tradisional di daerah Baros, Bandung.

Angklung Buncis juga sering digunakan dalam perayaan terkait pertanian.

6. Angklung Padaeng

Angklung Padaeng diperkenalkan oleh Daeng Soetigna pada tahun 1938.

Jenis angklung ini menggunakan tangga nada diatonis, yang memungkinkan alat musik ini memainkan lagu-lagu modern dan internasional.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Lagu-Lagu Sunda Populer, Sering Dinyanyikan

Cara Memainkan Alat Musik Angklung

Cara memainkan alat musik angklung sebenarnya cukup sederhana dan dapat dipelajari oleh siapa saja.

Berikut ini adalah beberapa teknik dasar dalam memainkan angklung:

1. Teknik Getar (Kurulung)

Ini adalah teknik paling umum dalam memainkan angklung.

Satu tangan memegang rangka angklung, sementara tangan yang lain menggoyangkan angklung ke kanan dan kiri.

Goyangan ini membuat tabung-tabung bambu saling beradu, sehingga menghasilkan bunyi.

Nada yang dihasilkan tergantung pada ukuran tabung bambu.

Teknik ini digunakan untuk memainkan nada yang panjang dan berkesinambungan.

2. Teknik Sentak (Cetok)

Teknik ini dilakukan dengan menarik tabung dasar angklung menggunakan jari, lalu segera dilepaskan ke telapak tangan.

Teknik ini menghasilkan bunyi pendek atau staccato.

Untuk mempermudah, angklung sedikit dimiringkan agar bunyinya lebih cepat dan tajam.

Baca Juga: 107 Kosakata Bahasa Sunda dan Artinya untuk Sehari-hari

3. Teknik Tengkep

Teknik ini dilakukan dengan menahan salah satu tabung bambu pada angklung agar tidak ikut bergetar.

Tujuannya adalah untuk mengeluarkan bunyi yang lebih lembut atau halus.

Satu tabung ditahan, sementara tabung lainnya tetap digetarkan.

Dengan menggabungkan ketiga teknik ini, pemain angklung bisa menciptakan melodi yang indah dan berirama.

Biasanya, alat musik angkluk dimainkan oleh beberapa orang secara bersama-sama, di mana setiap pemain bertanggungjawab atas satu nada, sehingga membentuk melodi lengkap.