15 September 2020

Anak Dipukuli Sampai Meninggal karena Susah Belajar Online

Mayat bocah perempuan berusia 8 tahun dengan pakaian lengkap ditemukan terkubur di TPU Gunung Kendeng, Lebak, Banten pada Jumat (12/9/2020).

Mayat bocah perempuan berusia 8 tahun dengan pakaian lengkap ditemukan terkubur di TPU Gunung Kendeng, Lebak, Banten pada Jumat (12/9/2020).

Diketahui, bocah malang tersebut dibunuh oleh orang tua kandungnya sendiri yang berinisial LH (26 tahun) dan IS (27 tahun) karena kesal sang anak susah diajari saat belajar online di kontrakannya di Tangerang.

Berawal dari Kecurigaan Warga Sekitar

anak dipukuli sampai meninggal karena susah belajar online
Foto: anak dipukuli sampai meninggal karena susah belajar online

Foto: kumparan.com

Kasus pembunuhan ini terbongkar karena kecurigaan warga yang tinggal di sekitar TPU Gunung Kendeng, Lebak, Banten.

Warga mencurigai makam baru yang ada di TPU tersebut karena menurut warga tidak ada orang meninggal atau dikuburkan di TPU Gunung Kendeng dalam sepekan terakhir.

Warga lantas melaporkan makam mencurigakan itu ke Polsek Cijaku. Kemudian, makam dibongkar bersama oleh polisi dan warga sekitar.

Saat digali, ditemukan mayat bocah perempuan berbaju lengan panjang berwarna oranye, bercelana panjang hitam, dengan kerudung motif bunga berwarna hijau, dan dalam kondisi jenazah yang sudah rusak.

Jenazah lalu dibawa ke RSUD dr Adjidarmo untuk diautopsi. Lalu, polisi memeriksa sejumlah saksi.

Baca Juga: Kekerasan Verbal Bisa Berpengaruh Buruk Ke Anak!

Anak Susah Belajar Online

anak dipukuli sampai meninggal karena susah belajar online
Foto: anak dipukuli sampai meninggal karena susah belajar online

Foto: Tribunnews.com

David menjelaskan bahwa peristiwa tersebut bermula ketika korban sedang belajar online mengerjakan tugas sekolah. Diketahui korban saat ini merupakan pelajar kelas 1 sekolah dasar.

Ibu korban, LH, tersulut emosi karena korban susah diajari. Kemudian LH melampiaskan kekesalannya dengan menganiaya korban mulai dari mencubit, memukul dengan tangan, hingga memukul dengan gagang sapu.

Saat itu, korban sudah lemas dan sempat terjatuh. Namun, LH tak berhenti menganiaya korban dan memukul kepala korban sebanyak tiga kali.

Mengetahui bahwa LH menganiaya putrinya, IS ayah korban sempat marah kepada LH. Melihat kondisi anaknya dalam keadaan lemas dan sesak napas, LH dan IS berinisiatif membawa anaknya jalan-jalan ke luar rumah mencari udara segar. Tapi nahas, korban meninggal dunia di perjalanan.

Selanjutnya IS meminjam cangkul ke tetangga dengan alasan ingin menguburkan kucing, lalu IS dan LH ke TPU Gunung Kendeng dan menguburkan jasad putrinya untuk menghilangkan jejak.

Membuat Laporan Palsu ke Polisi

anak dipukuli sampai meninggal karena susah belajar online
Foto: anak dipukuli sampai meninggal karena susah belajar online

Foto: Kompas.com

Setelah membunuh dan menguburkan jasad anaknya sendiri, LH dan IS kemudian pindah kontrakan ke Jakarta Selatan. Lalu keduanya membuat laporan palsu ke Polsek Setiabudi, Jakarta Selatan.

"Mereka pindah kontrakan, anak kembarnya (adik korban) diajak untuk membuat laporan polisi kehilangan," ucap David dikutip dari detikcom di ruangannya, Senin (14/9/2020).

Dalam laporannya, LH dan IS mengaku bahwa putrinya hilang saat bermain pada 28 Agustus 2020.

Baca Juga: Kasus-kasus Kekerasan Seksual Anak di Indonesia, Kenali 6 Ciri Anak yang Mengalaminya

Mengajak Adik Korban Menguburkan Jenazah

anak dipukuli sampai meninggal karena susah belajar online
Foto: anak dipukuli sampai meninggal karena susah belajar online (LINE Today)

Foto: Orami Photo Stocks

Tak hanya itu, kedua pelaku juga mengajarkan adik korban untuk membuat laporan palsu.

"Jadi anaknya sempat ditanyakan, anaknya lancar bicara. Pada saat main, terus tiba-tiba kakaknya ini hilang," ucapnya menirukan.

Diketahui adik korban juga ikut diajak menguburkan jenazah kakaknya di TPU Gunung Kendeng.

Menurut polisi, kedua pelaku dicurigai kerap melakukan kekerasan kepada almarhum anak sulungnya. Sebab, saat ponsel pelaku diperiksa, ditemukan sejumlah foto dan video yang memperlihatkan luka-luka pada tubuh korban.

"Betul sering dianiaya. Kami dapati dari dikomen file di hp-nya pelaku. Bahwa memang korban ini ada beberapa foto mengalami lebam di bagian mata dan bibir," ujarnya.

Meski begitu, kekerasan tersebut tidak ditemukan pada tubuh adik korban.

Mengelabui Polisi dengan Video Ulang Tahun

anak dipukuli sampai meninggal karena susah belajar online
Foto: anak dipukuli sampai meninggal karena susah belajar online (Orami Photo Stocks)

Foto: Orami Photo Stocks

Korban diketahui berulang tahun pada 29 Agustus 2020. Pelaku lantas menggunakan hal itu untuk mengelabui polisi dengan cara membuat video berisi ucapan ulang tahun kepada korban dan dalam video tersebut pelaku menyisipkan kata-kata agar anaknya segera ditemukan.

"Tanggal 29 dia membuat video jadi foto anak almarhum ini dengan lagu ulang tahun cepat kembali. Padahal dia tahu dia yang nguburin," ucap David.

Baca Juga: Nikita Mirzani Jadi Tersangka Penganiayaan Mantan Suami, Ini 3 Kasus Hukum yang Juga Pernah Menjerat Ibu Tiga Anak Itu

Pelaku LH dan IS Ditangkap

anak dipukuli sampai meninggal karena susah belajar online
Foto: anak dipukuli sampai meninggal karena susah belajar online

Foto: Orami Photo Stocks

LH dan IS ditangkap di kediamannya di Jakarta. Penangkapan tersebut berdasarkan jejak cangkul yang dipinjam IS dari tetangganya bertepatan dengan hari penguburan di TPU Gunung Kendeng, Desa Cipalabuh, Cijaku, Lebak, pada 26 Agustus 2020.

Kini LH dan IS ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan Pasal 80 Ayat 3, UU No 35 Tahun 2104 Perubahan atas UU No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 338 KUHP.

Sementara itu, saat ini adik korban yang menyaksikan penguburan kakaknya, sedang mendapatkan pendampingan dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan kini dititipkan ke saudara pelaku.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.