Penyebab Anak Muntah Terus-Menerus, Jangan Panik Moms!
Melihat anak muntah tentu membuat orang tua cemas dan khawatir.
Oleh sebab itu, Moms dan Dads perlu memahami bagaimana langkah-langkahnya untuk mengatasi anak muntah.
Banyak penyebab berbeda yang dapat membuat anak muntah.
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), muntah merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh anak untuk mengeluarkan racun yang tertelan.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak muntah:
- Mabuk di perjalanan
- Infeksi (di perut, usus, paru-paru, kuping, saluran kencing)
- Usus buntu
- Menelan bahan beracun
- Cedera kepala
Namun, dalam sebagian besar kasus, anak muntah disebabkan oleh masalah gastroenteritis atau infeksi saluran pencernaan.
Gastroenteritis, sering disebut "flu perut", biasanya disebabkan oleh virus umum yang bersentuhan dengan kita setiap hari.
Selain menyebabkan anak muntah, flu perut juga bisa menyebabkan mual, sakit perut, dan diare.
Muntah-muntah biasanya didului dengan rasa mual. Saat mual, anak akan terlihat pucat, berkeringat, dan tidak nafsu makan.
Dalam laman IDAI disebutkan, mual merupakan suatu mekanisme perlindungan untuk mencegah sesuatu yang tertelan lebih masuk ke dalam tubuh.
Yuk, kita kenali anak muntah lebih lanjut, Moms!
Baca Juga: 12 Penyebab Muntah, Cara Mengatasi, dan Mencegahnya
Penyebab Anak Muntah
Ada sejumlah kemungkinan penyebab anak muntah, yang akan dijelaskan secara detail di bawah ini, dikutip dari National Health Service.
1. Gastroenteritis
Seperti dijelaskan di atas, gastroenteritis ini merupakan penyebab umum dari anak muntah.
Gastroenteritis adalah infeksi pada usus, yang biasanya bisa berlangsung selama beberapa hari.
Gejala dapat timbul pada 12-48 jam pasca paparan kuman pada tubuh. Selain muntah, Si Kecil dapat mengalami diare dan kram perut.
"Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengakibatkan anak muntah dan dehidrasi," jelas dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A (K) Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastroenterologi Hepatologi Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.
Infeksi gastroenteritis biasanya tidak berlangsung lama dan tidak berbahaya.
Namun, anak-anak (terutama bayi) yang tidak cukup minum dan juga mengalami diare bisa mengalami dehidrasi.
Ini berarti tubuh mereka kehilangan nutrisi dan air, yang menyebabkan penyakit lebih lanjut.
Penting untuk Moms agar tetap tenang ketika mengalami anak muntah dan diare.
Muntah memang menakutkan bagi anak kecil dan melelahkan bagi anak-anak dari segala usia.
Mencegah dehidrasi adalah kunci agar anak bisa pulih dengan cepat.
2. Alergi Makanan
Alergi makanan dapat menyebabkan anak muntah, serta gejala lainnya.
Seperti timbulnya ruam kulit merah, gatal (urtikaria) dan pembengkakan pada wajah di sekitar mata, bibir, lidah atau langit-langit mulut.
Sekitar 9 dari 10 reaksi alergi terkait dengan makanan-makanan berikut:
- Kacang kacangan
- Kacang pohon (almond, kacang mete, atau kenari, misalnya)
- Ikan
- Kerang (udang, misalnya)
- Telur
- susu
- Gandum
- Kedelai
Bayi dengan usia dini yang mengonsumsi susu, kedelai, biji-bijian tertentu untuk pertama kalinya berisiko mengalami sesuatu yang disebut “sindrom enterokolitis yang diinduksi protein makanan” (FPIES).
Kondisi ini muncul 2 hingga 6 jam setelah mereka makan dan muntah berkali-kali.
Mereka mungkin juga mengalami diare yang berdarah.
Segera bawa anak muntah ke dokter jika curiga Si Kecil mengidap FPIES.
Waspadai makanan yang dapat menyebabkan anak muntah dan temui dokter anak untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Jika benar anak alergi makanan, dokter mungkin akan meresepkan obat yang dibutuhkan.
Baca Juga: Sering Batuk Sampai Muntah? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
3. Infeksi lainnya
Muntah terkadang bisa menjadi tanda infeksi selain gastroenteritis.
Ini seperti infeksi saluran kemih (ISK), infeksi telinga tengah, pneumonia, meningitis, hingga stres dan kecemasan.
Hubungi dokter anak jika mereka muntah dan mengalami gejala infeksi tambahan, seperti suhu tubuh yang tinggi (demam) dan mudah marah atau rewel.
4. Radang Usus Buntu
Radang usus buntu atau apendisitis dapat menyebabkan penderitanya mengalami muntah, demam, dan nyeri perut di sekitar pusar hingga ulu hati.
Rasa sakit ini biasanya akan bertambah parah dan berpindah ke perut bagian kanan bawah.
"Radang usus buntu termasuk kondisi darurat dan memerlukan perawatan medis," kata dr. Frieda.
Apendisitis adalah pembengkakan usus buntu yang menyakitkan, kantong seperti jari yang terhubung ke usus besar.
Ini menyebabkan sakit perut parah yang semakin memburuk dari waktu ke waktu.
Jika anak Moms mengalami sakit perut yang semakin parah, hubungi dokter anak ya, Moms.
Simak apa yang perlu Moms lakukan ketika anak sakit perut, di artikel: 7 Langkah Mudah Pertolongan Pertama Anak Sakit Perut.
Mungkin perlu menggunakan ambulans juga jika Si Kecil mengalami nyeri yang memburuk dengan cepat dan menyebar ke seluruh perut mereka.
Dalam sebagian besar kasus radang usus buntu, usus buntu tersebut perlu diangkat dengan operasi sesegera mungkin.
5. Keracunan Makanan
Kuman menempel pada makanan yang dimakan anak, ada kemungkinan mereka bisa terkena penyakit yang ditularkan melalui makanan (keracunan makanan).
Keracunan makanan terjadi akibat adanya kontaminasi bakteri dari bahan makanan, seperti daging, makanan laut, atau telur.
"Khususnya yang pengolahannya tidak higienis, tidak dimasak hingga matang, atau tidak disimpan dengan benar," kata dr. Frieda.
Beberapa bakteri yang biasanya bersembunyi di dalam makanan adalah:
- Salmonella
- Listeria
- Campylobacter
- E. coli
Anak bisa terkena keracunan makanan dari hampir semua makanan, terutama jika tidak dimasak atau disimpan dengan benar.
Penyebab paling umum adalah:
- Daging
- Unggas
- Telur
- Sayuran yang belum dicuci, seperti selada
Anak mungkin akan mulai muntah dalam beberapa jam setelah makan makanan yang terkontaminasi.
Terkadang perlu satu atau dua hari sampai gejala muncul.
Biasanya anak muntah juga akan mengalami mual, diare berair, dan sakit perut.
Gejala dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari.
Baca Juga: 6 Tingkat Penurunan Kesadaran, Mulai dari Kesulitan Mengenali Sekitar, hingga Koma
6. Gegar Otak
Anak-anak sering kali melukai atau membenturkan kepala mereka, terutama saat mereka berjalan atau berolahraga.
Kapanpun ketika Si Kecil mengalami cedera kepala, penting untuk memperhatikan tanda-tanda gegar otak.
Ini karena anak muntah adalah salah satu dari tanda-tandanya. Adapun tanda lainnya dilansir dari WebMD, termasuk:
- Kehilangan kesadaran
- Sakit kepala
- Penglihatan kabur
- Kesulitan berjalan
- Kebingungan
- Bicara cadel
- Kesulitan bangun
Muntah dan gejala lainnya mungkin tidak muncul hingga 24 hingga 72 jam setelah kepala Si Kecil terbentur.
Baiknya, segera cari pertolongan medis jika anak muntah terjadi setelah mengalami cedera kepala.
7. Dehidrasi
Tidak semua penyebab anak muntah dikarenakan sakit atau cedera serius lho, Moms.
Walau memang, penyebab umumnya adalah virus perut dan terkadang keracunan makanan.
Namun, salah satu hal yang bisa jadi penyebabnya adalah dehidrasi. Ini juga bisa muncul ketika anak-anak sakit dan kekurangan cairan.
Anak-anak mengalami dehidrasi lebih cepat daripada orang dewasa. Awasi Si Kecil jika menunjukkan tanda-tanda:
- Lebih cepat lelah atau rewel
- Mulut kering
- Sedikit air mata saat menangis
- Kulit dingin
- Mata tampak cekung
- Tidak buang air kecil sesering biasanya, dan ketika mereka melakukannya, tidak terlalu banyak air seni yang keluar dan berwarna kuning gelap
Untuk mencegah dan meredakan dehidrasi, usahakan agar Si Kecil tetap minum walau dalam jumlah yang sangat sedikit.
Moms juga bisa mencoba memberikan minuman olahraga, atau larutan rehidrasi oral seperti CeraLyte, Enfalyte, atau Pedialyte.
Pertolongan Pertama Anak Muntah Terus-Menerus
Berikut ini beberapa hal yang dapat Moms lakukan jika anak muntah terus menerus menurut dr. Frieda:
- Jaga posisi Si Kecil tetap tegak atau berbaring miring agar ia tidak menghirup muntahan ke saluran pernapasan dan paru-paru.
- Berikan cairan seperti air putih, sup kaldu hangat, oralit, atau ASI jika masih menyusui, secara perlahan dan bertahap ketika perut Si Kecil sudah tenang.
- Jangan memaksa Si Kecil untuk minum apapun ketika ia masih muntah setiap 5–10 menit.
- Berikan Si Kecil minuman pereda mual dan muntah seperti teh hangat. Hindari memberikan Si Kecil minuman berkarbonasi atau minuman yang tinggi gula.
- Hindari makanan yang sulit dicerna seperti makanan berlemak. Apabila muntah sudah mulai mereda, berikanlah Si Kecil makanan lunak dan sup kaldu secara perlahan-lahan tetapi dengan frekuensi yang sering.
Tanda Muntah yang Berbahaya Menurut Dokter
Anak muntah umumnya dapat dirawat dengan cepat. Namun, perhatikan beberapa tanda muntah yang berbahaya, seperti:
- Muntah darah
- Muntah hingga dehidrasi yang ditandai dengan lemas, kelopak mata cekung, frekuensi buang air kecil (BAK) yang jarang dan sedikit
- Disertai dengan sakit perut hebat
Jika Si Kecil muntah dengan disertai kondisi-kondisi tersebut, segera bawa ia ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca Juga: 10 Obat Muntah Anak Tradisional, Ampuh dan Mudah Didapatkan!
Cara Mengatasi Anak Muntah
Anak muntah tidak selalu menandakan masalah yang serius.
Biasanya, ini disebabkan oleh virus, mabuk perjalanan, atau keracunan makanan.
Moms bahkan mungkin berpikir untuk memberikan beberapa obat kepadanya.
Namun, sebagian besar anak kecil tidak suka minum obat, apalagi obat tablet atau kapsul.
Oleh sebab itu, Moms harus mempertimbangkan beberapa pengobatan rumahan untuk muntah.
Berikut ini sejumlah langkah yang bisa Moms lakukan untuk mengatasi anak muntah secara rumahan.
Yuk, kita lihat Moms.
1. Tetap Tenang
Melihat anak muntah dan lemas memang bisa bikin orang tua khawatir.
Namun, Jennifer Gershman, PharmD, CPh, ahli farmasi dan kontributor di situs web Pharmacy Times mengingatkan Moms dan Dads agar tetap tenang supaya bisa memberikan mengatasi muntah pada balita yang tepat.
Banyak-banyaklah cuci tangan untuk meminimalisasi risiko tertular kuman penyebab infeksi dari Si Kecil.
Kemungkinan besar anak muntah akan membaik dalam waktu 1x24 jam.
2. Cegah Dehidrasi
Salah satu dampak fatal dari muntah-muntah adalah dehidrasi atau kekurangan cairan.
Oleh karena itu, mengatasi anak muntah yang tak kalah penting adalah menjaga agar asupan cairan tetap tercukupi.
Berikan hanya air putih atau cairan yang mengandung elektrolit.
Selain berbentuk cairan, Moms juga bisa memberikan dalam bentuk es batu atau es loli.
Hindari memberikan minuman bergula atau bersoda kepada anak yang muntah-muntah.
Setelah Si Kecil muntah, tunggu sekitar 30 menit sebelum memintanya untuk minum atau menyuapkan cairan.
3. Hindari Pemberian Makanan Padat
Saat sedang muntah-muntah, pencernaan Si Kecil sedang tidak nyaman.
Moms tak perlu memberikan makanan padat kepada anak yang sedang muntah-muntah.
Tunggu hingga 24 jam pasca muntah pertama kali, sebelum memberikan makanan padat seperti kentang rebus, pisang, nasi lembut, roti, atau kraker.
Bila setelah mengatasi muntah pada balita di atas Si Kecil menunjukkan salah satu atau beberapa gejala berikut, segera bawa ia ke dokter:
- Tidak buang air kecil selama 6−8 jam
- Mulut kering, bibir pecah-pecah
- Kulit kering, berkeriput, pucat
- Lemas dan kesadaran berkurang
- Bernapas mendalam dan cepat
- Denyut nadi melemah atau lebih cepat
- Mata cekung
4. Cobalah Jus Jahe dan Madu
Jahe bekerja dengan baik untuk mual dan anak muntah.
Parut jahe, kemudian peras sari jahe parut dan tambahkan beberapa tetes madu untuk membuatnya enak.
Berikan kepada anak Moms dua atau tiga kali sehari.
Campuran sari jahe dan madu tidak hanya akan menyembuhkan mual tetapi juga membantu proses pencernaan.
5. Berikan Jus Mint
Daun mint segar sangat efektif untuk muntah dan mual. Haluskan beberapa daun mint segar dan ekstrak sarinya.
Ambil sekitar 1 sendok makan jus mint dalam mangkuk dan tambahkan 1 sendok teh jus lemon ke jus mint.
Moms dapat menambahkan sedikit madu ke dalam campuran ini untuk meningkatkan rasanya.
Sebagai alternatif, kita juga dapat memberikan beberapa lembar daun mint segar kepada anak untuk dikunyah.
6. Coba Berikan Anak Air Beras
Air beras membantu menyembuhkan muntah akibat gastritis.
Nasi putih adalah pilihan yang lebih baik daripada nasi merah saat membuat air beras.
Ambil secangkir nasi putih dan rebus dengan dua gelas air.
Rebus nasi setengah matang lalu saring air atau pati yang berlebih, dan minta anak Moms minum air ini untuk menghentikan muntahnya.
7. Rebus Biji Kapulaga
Salah satu pengobatan rumahan yang paling efektif untuk anak muntah adalah biji kapulaga.
Biji kapulaga memiliki efek menenangkan pada perut Si Kecil, dan juga dapat membantu meredakan mual dan muntah.
Giling setengah sendok teh biji kapulaga, tambahkan sedikit gula dan berikan campuran ini kepada anak Moms untuk meredakan muntahnya.
8. Merebus Cengkeh dan Tambahkan Madu
Salah satu bahan pengobatan tradisional yang bisa meredakan anak muntah adalah cengkeh.
Ini dikarenakan cengkeh mengandung eugenol, senyawa yang dianggap memiliki kemampuan antibakteri.
Cengkeh membantu pencernaan dan bisa meredakan muntah.
Jika anak Moms sudah sedikit lebih besar dan bisa mengunyah cengkeh, berikan ia satu untuk dikunyah langsung.
Moms juga bisa membuat teh cengkeh dengan merebus beberapa siung dalam secangkir air.
Tambahkan satu sendok teh madu dan berikan kepada Si Kecil.
9. Gunakan Biji Adas
Biji adas dapat membantu menenangkan saluran pencernaan.
Sifat antimikroba biji adas bekerja sangat baik untuk mual dan anak muntah.
Rebus satu sendok teh biji adas dalam air selama sekitar sepuluh menit.
Saring dan berikan kepada Si Kecil. Moms bisa memberikannya kepada anak sebanyak 3-4 kali sehari.
10. Gunakan Campuran Cuka Apel
Sifat antimikroba cuka apel bekerja sangat baik untuk mencegah mual dan anak muntah.
Cuka apel dapat menenangkan perut dan membantu detoksifikasi juga.
Campurkan satu sendok teh cuka apel dan madu dalam segelas air dan minta anak Moms meminumnya sepanjang hari.
Baca Juga: Penyebab Bayi Batuk Sampai Muntah Menurut Dokter Anak
11. Cobalah Campuran Jus Bawang Merah dan Jus Jahe
Bawang adalah sumber yang kaya akan antibiotik alami. Moms dapat mencegah serangan muntah anak secara efektif dengan jus bawang.
Ambil bawang bombay dan jus jahe dalam jumlah yang sama dalam mangkuk dan aduk rata. Buat Si Kecil menyesap jus ini beberapa kali sehari.
Sebagai alternatif, Moms juga bisa menambahkan madu organik ke dalam jus bawang untuk meredakan mual dan muntah.
12. Gunakan Aromaterapi
Aromaterapi dapat membantu meredakan mual dan muntah.
Menurut Iranian Red Crescent Medical Journal, menghirup minyak lemon membantu mengurangi mual dan muntah.
Untuk menghirup aromaterapi, ajarkan anak untuk mencoba bernapas dalam-dalam dengan botol minyak esensial terbuka atau tambahkan beberapa tetes ke kapas.
Moms juga bisa menambahkan minyak ini ke diffuser ruangan.
Jika tidak memiliki minyak lemon, coba potong lemon segar dan hirup aromanya.
Aroma lain yang dapat meredakan mual adalah:
- Cengkeh
- Lavender
- Kamomil
- Mawar
13. Minum Obat dengan Benar
Obat untuk menghentikan muntah (antiemetik) seperti Pepto-Bismol dan Kaopectate mengandung bismut subsalisilat.
Kandungan tersebut dapat membantu melindungi lapisan perut dan mengurangi muntah yang disebabkan oleh keracunan makanan.
Sedangkan Antihistamin OTC (H1 blocker) seperti Dramamine membantu menghentikan muntah yang disebabkan oleh mabuk perjalanan.
Efek samping antihistamin mungkin termasuk mulut kering, penglihatan kabur, dan retensi urin.
14. Berikan Kaldu Ayam
Saat anak muntah dan diare, berikan asupan nutrisi berupa kaldu ayam.
Selain mengatasi muntah, kaldu ayam juga bermanfaat menggantikan cairan tubuh yang selama selama muntah.
15. Beri Larutan Elektrolit (oralit)
Elektrolit (oralit) sebenarnya adalah larutan yang mengandung garam, gula dan serta mineral lainnya, seperti potasium dan kalium.
Larutan ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
Saat muntah, Si Kecil dapat kekurangan cairan tubuh dalam jumlah yang besar sehingga berisiko tinggi mengalami dehidrasi.
WHO telah merekomendasikan pemberian oralit sebagai cara mengatasi muntah untuk mengatasi dan mencegah dehidrasi.
Menurut riset yang diterbitkan Current Gastroenterology Reports, larutan elektrolit (oralit) terbukti manjur untuk mencegah dehidrasi berkat kandungan glukosa pada yang merangsang natrium menyerap cairan di usus kecil.
Obat Medis Anak Muntah di Apotek
Berdasarkan pertimbangan di atas, barulah dokter dapat memberikan obat sebagai cara mengatasi mual anak.
Selain tentunya untuk meredakan rasa mual, pemberian obat dapat mencegah anak jadi muntah-muntah yang bisa berisiko menyebabkan dehidrasi.
Kemungkinan dokter akan memberikan salah satu dari obat yang bisa dibeli di apotek berikut ini.
1. Metoclopramide
Metoclopramide merupakan obat mual muntah yang tidak hanya mengurangi rasa mual dan ingin muntah, obat ini juga mempercepat proses pencernaan di lambung.
Metoclopramide umum digunakan pada anak yang memiliki gejala GERD.
Adapun efek samping yang ditimbulkan seperti diare, sakit kepala, kantuk, mulut kering, dan kram perut.
2. Ondansetron
Ondansetron awalnya hanya disetujui untuk mencegah mual dan muntah bagi pasien yang akan menjalani kemoterapi atau pembedahan.
Namun, obat ini juga dapat diberikan untuk mual dan muntah pada anak yang disebabkan muntaber akut.
Melansir About Kids Health, ondansetron termasuk golongan obat antagonis reseptor 5-HT3 serotonin.
Obat ini bekerja menghalangi aksi serotonin, zat alami yang diproduksi otak untuk memicu mual dan muntah.
Obat mual untuk anak ini hanya bisa didapat dengan menebus resep dokter.
Takaran dosis dan waktu pemberian obatnya pun hanya bisa diberikan di rumah sakit di bawah pengawasan dokter.
3. Bismuth Subsalicylate
Terdapat dua jenis golongan obat yang termasuk dalam bismuth subsalisilat yakni Kaopectate dan pepto bismol.
Kedua jenis obat ini bisa menghentikan mual dan muntah pada anak-anak dan bisa digunakan dengan sangat aman.
Obat biasanya juga mudah diberikan kepada anak karena hanya perlu dikunyah dengan rasa buah yang disukai anak seperti jeruk dan semangka.
Obat ini bisa digunakan untuk mengobati mual yang berhubungan dengan kondisi diare, kelelahan, masuk angin, keracunan makanan dan penyakit yang disebabkan oleh virus seperti flu.
Untuk menggunakan obat ini sebaiknya mendapatkan resep dari dokter untuk menetapkan dosis sesuai dengan kondisi penyakit anak.
4. Antihistamin
Antihistamin berfungsi untuk mengendalikan syaraf dalam otak yang kemudian bisa menghentikan perintah untuk mual dan muntah.
Obat ini sangat baik untuk anak yang sudah berumur lebih dari 1 tahun.
Obat bisa bekerja dengan cepat untuk mual dan muntah yang menjadi dampak dari kondisi seperti flu, mabuk perjalanan dan masuk angin.
Namun antihistamin bisa menyebabkan mengantuk sehingga penggunaan harus mendapatkan pengawasan dari dokter dan orang tua.
5. Emetrol
Emetrol (asam fosfat) berfungsi sebagai obat untuk mengatasi mual akibat infeksi pada pencernaan, seperti kasus keracunan dan muntaber atau akibat makan berlebihan.
Namun, emetrol tidak boleh digunakan oleh pengidap diabetes tanpa pengawasan ketat dari dokter karena mengandung gula.
Emetrol tidak boleh dikonsumsi lebih dari 5 dosis dalam satu jam tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Konsultasikan juga dengan dokter sebelum menggunakan obat ini, terutama pada ibu hamil, ibu menyusui atau anak kecil.
Efek Jangka Panjang
Jika muntah terjadi berulang kali atau dalam jangka panjang, anak dapat mengalami komplikasi seperti dehidrasi yang serius, ketidakseimbangan elektrolit, malnutrisi, dan iritasi atau kerusakan pada esofagus akibat asam lambung yang naik.
Kondisi ini juga bisa menyebabkan penurunan berat badan dan perkembangan yang terhambat jika tidak ditangani dengan baik.
Selain itu, muntah yang berkepanjangan bisa menjadi tanda kondisi medis yang lebih serius, seperti gangguan pencernaan atau masalah neurologis yang memerlukan evaluasi lebih lanjut oleh dokter.
Itulah serba-serbi gejala hingga langkah-langkah mengatasi muntah pada anak.
Moms bisa bertindak dengan lebih tenang sekarang, bukan?
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4005434/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3950600
- https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/apa-yang-perlu-dilakukan-bila-anak-muntah
- https://www.healthline.com/health/how-to-stop-vomiting-remedies#herbs
- https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/stomach-liver-and-gastrointestinal-tract/vomiting-in-children-and-babies
- https://www.webmd.com/children/guide/child-throw-up-no-fever
- https://www.webmd.com/children/ss/nausea-vomiting-remedies-treatment
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.