21 Mei 2024

Keindahan Anggrek Serat, Tumbuhan Endemik Sulawesi Tenggara

Keberadaannya di alam liar sudah sangat langka
Keindahan Anggrek Serat, Tumbuhan Endemik Sulawesi Tenggara

Foto: Pinterest.com

Anggrek serat (Dendrobium utile) merupakan puspa endemik Sulawesi Tenggara yang keberadaannya terancam punah.

Tumbuhan epifit ini, selain memiliki keindahan estetika, juga memegang peran penting dalam budaya dan ekonomi masyarakat Suku Tolaki.

Secara botani, anggrek serat tergolong dalam famili Orchidaceae.

Ciri khasnya adalah batang panjang berwarna kuning keemasan dan bunga yang harum.

Bagian umbinya mengandung serat yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tikar, hiasan rumah adat, dan aksesoris tradisional.

Nilai ekonominya yang tinggi menjadikan tanaman ini banyak diambil untuk kepentingan komersil. Alhasil, keberadaannya di alam liar pun terancam punah.

Ingin tahu informasi selengkapnya? Simak artikel ini sampai akhir, ya!

Baca Juga: Wisata Taman Bunga Celosia, Bisa Jadi Spot Hunting Foto!

Taksonomi Anggrek Serat

Anggrek Serat
Foto: Anggrek Serat (Liberezmoussa.fr)

Melansir dari Useful Tropical Plants, anggrek serat (Dendrobium utile) termasuk dalam famili Orchidaceae, salah satu famili tumbuhan berbunga terbesar dan paling beragam di dunia.

Famili ini terdiri dari lebih dari 28.000 spesies, yang tersebar di berbagai belahan dunia.

Berikut adalah taksonomi lengkap anggrek serat:

  • Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
  • Division: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
  • Class: Liliopsida (Monocots)
  • Order: Asparagales
  • Family: Orchidaceae (Anggrek)
  • Genus: Dendrobium
  • Species: Dendrobium utile

Anggrek serat diklasifikasikan sebagai anggrek epifit, yaitu tumbuhan yang hidup menempel pada batang pohon lain tanpa mengambil nutrisi darinya.

Anggrek ini memiliki batang panjang berwarna kuning keemasan, daun berdaging, dan bunga yang harum.

Pada bunga umumnya berwarna putih dengan semburat ungu atau pink.

Baca Juga: Arti Bunga Matahari dalam Kehidupan dan Percintaan

Habitat dan Persebaran

Melansir dari Jurnal Universitas Gajah Mada, anggrek serat tumbuh di wilayah Wallacea, khususnya di Sulawesi pada ketinggian 1.200-1.400 mdpl.

Tanaman ini berkembang dengan baik di lingkungan dengan kelembapan tinggi (70-80%), suhu sedang (25-30°C), dan intensitas cahaya sedang (40-60%).

Anggrek serat merupakan puspa endemik yang keberadaannya terkonsentrasi di wilayah Sulawesi Tenggara.

Keberadaannya tersebar di beberapa kabupaten dan kota, yang menjadikan Sulawesi Tenggara sebagai rumah istimewa bagi anggrek serat.

Habitatnya terbilang spesifik, menempel pada batang pohon-pohon besar dan kokoh, dengan iklim sejuk dan kelembaban tinggi yang mendukung pertumbuhannya.

Meskipun tersebar di beberapa wilayah, populasi anggrek serat saat ini terancam punah.

Eksploitasi berlebihan untuk bahan baku kerajinan tangan dan kerusakan habitat akibat penebangan hutan menjadi faktor utama yang perlu diatasi.

Upaya pelestarian, seperti penanaman kembali, budidaya, penelitian, dan edukasi, sangat diperlukan untuk memastikan kelestarian anggrek serat dan menjaga pesonanya di bumi Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Keindahan yang Memukau, Yuk Intip Arti Bunga Aster!

Nilai Budaya dan Ekonomi Anggrek Serat

Anggrek Endemik Sulawesi
Foto: Anggrek Endemik Sulawesi (Instagram.com/planterum)

Bagi masyarakat Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara, anggrek serat bukan sekadar tumbuhan biasa.

Anggrek ini memiliki kaitan erat dengan budaya dan kehidupan mereka sejak lama.

Berikut beberapa nilai budaya dan ekonomi tumbuhan endemik ini.

1. Simbolisme Budaya

Anggrek serat, yang dikenal sebagai "sorume" dalam bahasa Tolaki, memiliki makna simbolis yang penting dalam berbagai ritual dan upacara adat.

Warna kuning keemasan pada batangnya melambangkan kejayaan, kesucian, dan martabat.

Anggrek serat sering digunakan sebagai dekorasi pelaminan, seserahan pernikahan, dan persembahan dalam ritual adat.

Kehadirannya dalam upacara adat mencerminkan nilai-nilai budaya dan spiritualitas Suku Tolaki.

2. Bahan Baku Kerajinan

Sejak zaman dahulu, serat anggrek telah dimanfaatkan oleh Suku Tolaki sebagai bahan baku pembuatan berbagai kerajinan tangan.

Keahlian mengolah serat anggrek diwariskan turun-temurun, menghasilkan tikar, hiasan rumah adat, dan aksesoris tradisional yang unik dan bernilai tinggi.

Tikar anyaman serat anggrek Tolaki terkenal dengan ketahanannya, keindahan desainnya, dan nilai budayanya yang tinggi.

Kerajinan ini menjadi sumber pendapatan penting bagi masyarakat Tolaki.

3. Kearifan Lokal

Hubungan Suku Tolaki dengan anggrek serat mencerminkan kearifan lokal mereka dalam mengelola sumber daya alam.

Masyarakat Tolaki memiliki pengetahuan dan teknik tradisional untuk memanen dan mengolah serat anggrek secara berkelanjutan, menjaga kelestarian populasi anggrek di alam liar.

Kearifan lokal ini menjadi contoh bagaimana manusia dapat hidup selaras dengan alam.

Baca Juga: 20 Jenis Tanaman Obat dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Ancaman Pelestarian Anggrek Serat

Anggrek Serat
Foto: Anggrek Serat (Instagram.com/planterum)

Anggrek serat keberadaannya kini terancam punah.

Keindahannya yang memikat dan nilai budayanya yang tinggi terancam pudar akibat berbagai faktor.

Berikut adalah beberapa ancaman utama dan upaya pelestarian yang perlu dilakukan:

Ancaman:

  • Eksploitasi Berlebihan: Permintaan tinggi untuk bahan baku kerajinan tangan, seperti tikar dan aksesoris, menyebabkan pemanenan anggrek serat yang berlebihan. Hal ini dapat merusak populasi dan menghambat regenerasi alaminya.
  • Kerusakan Habitat: Penebangan hutan, konversi lahan, dan kebakaran hutan menjadi penyebab utama hilangnya habitat alami anggrek serat. Fragmentasi habitat dan hilangnya pohon inang juga memperparah kondisi ini.
  • Perubahan Iklim: Perubahan pola cuaca dan suhu ekstrem dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan anggrek serat.
  • Penyakit dan Hama: Serangan penyakit dan hama dapat merusak tanaman anggrek serat dan mengganggu proses reproduksinya.
  • Kurangnya Kesadaran: Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian anggrek serat dapat menghambat upaya pelestarian.

Upaya Pelestarian:

  • Penanaman Kembali: Melakukan penanaman kembali anggrek serat di habitat alaminya untuk memulihkan populasi yang menurun.
  • Budidaya: Mengembangkan budidaya anggrek serat di luar habitat alaminya untuk mengurangi tekanan pada populasi liar.
  • Penelitian: Melakukan penelitian untuk mempelajari ekologi, biologi, dan potensi ancaman terhadap anggrek serat.
  • Pendidikan dan Penyuluhan: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian anggrek serat melalui edukasi dan penyuluhan.
  • Penegakan Hukum: Memperkuat penegakan hukum terhadap eksploitasi ilegal anggrek serat.
  • Pemberdayaan Masyarakat: Melibatkan masyarakat lokal dalam upaya pelestarian anggrek serat, memberikan mereka manfaat ekonomi dan meningkatkan rasa tanggung jawab mereka terhadap kelestarian alam.

Upaya pelestarian anggrek serat membutuhkan kerjasama dan komitmen dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, LSM, masyarakat lokal, akademisi, dan pelaku usaha.

Sinergi dan kolaborasi antar pihak sangat penting untuk memastikan kelestarian anggrek serat dan menjaga keindahannya untuk generasi mendatang.

Baca Juga: Antisipasi Telur Ular di Rumah, Harus Segera Dicegah Moms!

Itulah informasi seputar keindahan anggrek serat dan kondisinya kini yang terancam punah.

Semoga informasi ini dapat menambah wawasan dan meningkatkan kesadaran kita, ya!

  • https://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Dendrobium+utile
  • https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/192125
  • https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Anggrek_serat
  • https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulsel/tradisi-anyaman-anggrek-serat-kab-konawe/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.