Balita Terlalu Sensitif Terhadap Bau? Kenali 4 Penyebabnya
Balita memiliki indera penciuman yang masih berkembang, namun bukan berarti hidungnya belum bisa mencium bau. Bahkan, sebaliknya, banyak ditemukan kasus balita sensitif terhadap bau, melebihi orang dewasa. Hidung mereka dapat mencium bau dari kejauhan dan bisa langsung menebak sumber bau tersebut. Hebat, ya, Moms?
Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata beberapa hal ini membuat balita sensitif terhadap bau:
1. Sensivitas Sensornya Di Atas Rata-Rata
Foto: mirror.co.uk
Dalam istilah psikologis, ada yang dinamakan sensory sensivity atau tingkat sensivitas sensor pada tubuh seseurang. Sensory sensivity adalah cara tubuh untuk sadar dan awas dengan keadaan lingkungan tubuhnya, terutama yang menyentuh kulit dan tercium oleh hidung.
Baca juga: Stimulasi Indra Bayi dengan Mandi
Bagi balita yang memiliki sensitivitas sensor di atas rata-rata, mereka dapat mencium bau atau wangi yang tidak akan dapat tercium oleh orang normal. Tapi bahayanya, balita yang memiliki sensivitas sensor di atas rata-rata ini rentan terkena gangguan psikologis.
Mereka menjadi lebih mudah merasa kesal, mudah marah, serta memiliki reaksi yang kuat dan cenderung agresif jika mencium bau yang tidak mereka sukai.
Banyak juga dari mereka yang tumbuh menjadi orang dewasa dengan penyakit OCD (obsessive compulsive disorder), yakni mereka menjadi sangat terobsesi pada kebersihan lingkungan sekitarnya.
2. Disfungsi pada Hidung
Foto: pathways.org
Apakah Moms tahu kalau bayi yang baru lahir mengandalkan indera penciumannya untuk dapat bertahan hidup? Ya, indera penciuman adalah salah satu indera yang pertama kali dipakai oleh manusia untuk mencari makan. Karena itulah, ada beberapa bayi yang enggan digendong oleh orang lain, karena mereka bisa membedakan orang tua dan orang asing dari baunya.
Bagi balita yang memiliki indera penciuman sensitif, ada kemungkinan hidungnya mengalami disfungsi atau tidak dapat bekerja dengan normal. Bisa jadi olfactory bulb pada otaknya bermasalah atau jalur akses dari hidung ke amygdala dan hippocamus pada otak terganggu.
3. Gangguan Pada Indera Penciuman
Foto: babycenter.com
Gangguan pada indera penciuman juga berpotensi membuat si kecil lebih sensitif terhadap bebauan. Gangguan ini biasa disebut olfactory disorder, yakni indra penciuman yang tidak normal sehingga dapat mengganggu perilakunya sehari-hari.
Pada kasus yang sederhana, balita akan terus mencoba mengendus bau badan dari orang lain. Ia juga seringkali mencari bau yang kuat, seperti parfum atau sabun saat berada di tempat umum. Selain itu, balita juga akan menggunakan indera penciumannya untuk berinteraksi di tempat yang baru dia kunjungi.
4. Menderita Hyperosmia
Foto: pinterest.com
Nah, ini dia yang berbahaya: penyakit hyperosmia yang mempengaruhi sensitivas indera penciuman seseorang. Gangguan ini akan menyebabkan tubuh seseorang bereaksi secara ekstrem jika mencium bau yang kuat, seperti sabun atau parfum misalnya. Mereka akan merasa mual dan ingin muntah begitu mencium bau tersebut, bahkan berpotensi pingsan dan kehilangan kesadaran.
Penyebab hyperosmia ini adalah gangguan pada penerima saraf di otak, yang membuat otak mengirim sinyal 'ekstrem' ke seluruh bagian tubuh. Gangguan hyperosmia ini termasuk penyakit genetik yang bisa diturunkan dari kedua orang tuanya.
Nah, sudah jelas, kan, apa saja penyebab hidung balita sensitif? Setelah mengetahui penyebab pastinya, jangan asal memberikan obat atau terapi, ya, Moms. Konsultasikan dulu ke dokter anak untuk mendapatkan solusi agar indera penciuman balita tetap sehat hingga dewasa nanti.
Apakah balita kesayangan Mama tak suka dengan bau tertentu?
(WA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.