Seberapa Penting ASI Booster untuk Meningkatkan Produksi ASI?
Menyusui Si Kecil adalah momen berharga bagi para ibu. Selain Moms bisa melakukan bonding dengan buah hati, Moms juga memberikan sumber makanan terbaik bagi tumbuh kembangnya.
Tetapi, banyak ibu merasa rendah diri ketika mengetahui jumlah ASI yang diproduksi lebih sedikit atau bahkan kurang untuk diberikan Si Kecil. Biasanya, untuk mengatasi hal ini, Moms akan mengonsumsi ASI booster.
ASI booster merupakan makanan yang dapat meningkatkan pasokan ASI. Namun, apakah konsumsi ASI booster itu penting dan perlu diberikan kepada setiap ibu? Seperti apa konsumsi ASI booster yang disarankan ahli agar pasokan ASI melimpah?
Baca Juga: Memberikan MPASI untuk Bayi Prematur, Sebaiknya Dimulai Kapan?
Perlukah Setiap Ibu Konsumsi ASI Booster?
Foto: medicalnewstoday.com
Menurut dr. Margaret Mutiaratirta Sugondo, Konselor Laktasi RS Pondok Indah - Puri Indah, tidak semua ibu menyusui membutuhkan tambahan ASI booster.
"Karena rata-rata ibu bisa menghasilkan ASI yang cukup, sesuai dengan kebutuhan bayinya terutama pada ibu yang menyusui langsung pada payudara (direct breastfeeding) apabila rutin menyusui setiap 2-3 jam," jelasnya saat diwawancarai Orami.
Ia menambahkan, penggunaan ASI booster atau laktogogue lebih disarankan pada ibu yang ingin menyusui bayi adopsi (induksi menyusui), menyusui kembali setelah berhenti (relaktasi) atau untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu dengan produksi ASI rendah (low milk supply) yang disebabkan kondisi ibu atau bayi sakit atau setelah dipisahkan karena alasan tertentu (contoh: bayi lahir prematur/sakit di ruang perawatan intensif NICU).
Konsumsi ASI booster juga sering diperlukan untuk ibu yang tidak menyusui secara langsung, tetapi yang memerah ASI dengan pompa (exclusive pumping) di mana seringkali mengalami masalah penurunan produksi ASI.
Baca Juga: Mudah Diikuti dan Nikmat, Ini 5 Resep Makanan Pelancar ASI
Waktu yang Tepat Konsumsi ASI Booster?
Foto: cforcat.com
Lalu, kapan waktu yang tepat bagi para ibu untuk mengonsumsi ASI booster?
"Ketika ibu mengalami penurunan produksi ASI walaupun sudah rutin mengeluarkan ASI atau ingin meningkatkan pasokan ASI sampai pada jumlah yang diinginkan," jelas dr Margaret.
Perlu diingat meskipun sudah mengonsumsi ASI booster, Moms harus melakukan pengosongan payudara secara rutin maksimal per 3 jam ya.
Tak hanya itu, Moms juga perlu tetap mengonsumsi asupan makanan dengan gizi seimbang agar dapat memenuhi nutrisi harian yang kemudian nutrisi tersebut diberikan kepada Si Kecil untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Memang, belum ada penelitian berbasis bukti ilmiah yang cukup mengenai efektivitas ASI booster, karena produksi dan pengeluaran ASI dari payudara sangat dipengaruhi berbagai faktor, terutama faktor psikologis ibu.
Salah satu laktogogue yang sudah terbukti efektivitasnya pada banyak penelitian dan merupakan salah satu yang paling banyak digunakan adalah domperidone.
"Domperidone merupakan golongan obat anti emetik (anti mual muntah) yang bekerja secara antagonis pada reseptor dopamin, sehingga merangsang produksi hormon prolaktin yang berpengaruh positif pada produksi ASI," jelas dr Margaret.
Sementara, beberapa lactagogue herbal seperti fenugreek, milk thistle, daun katuk, atau fennel seed juga dikatakan efektif pada beberapa penelitian, namun mekanisme peningkatan ASI karena zat -zat tersebut belum diketahui secara pasti.
Dr Margaret mengatakan, boleh saja ibu jika para ibu menyusui ingin mengonsumsi ASI booster agar lebih percaya diri saat menyusui buah hatinya. Namun, dikonsumsi dalam batas wajar.
Jika Moms ingin mengonsumsi ASi booster, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu mengenai pemilihan dan dosis ASI booster yang efektif dan aman dikonsumsi pada dokter spesialis anak atau konselor laktasi setempat ya, Moms.
Penggunaan ASI booster bukan menjadi prioritas dalam meningkatkan produksi ASI, tetapi kegiatan pengosongan payudara yang rutin dan efektif harus lebih diutamakan agar peningkatan produksi ASI yang Moms inginkan bisa tercapai. Selamat mengASIhi!
(AP/AND)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.