Bolehkah Puasa setelah Berhubungan Intim? Yuk, Simak!
Saat bulan Ramadan, mungkin Moms dan Dads bertanya-tanya, bolehkah puasa setelah berhubungan intim?
Berhubungan intim bagi pasangan suami istri memang dapat meningkatkan keharmonisan.
Selain itu, dikutip dari Health Harvard berhubungan seksual juga memiliki manfaat kesehatan, salah satunya untuk jantung.
Sebuah studi di The American Journal of Cardiology mencatat bahwa tidak perlu ada keraguan untuk berhubungan intim.
Hal tersebut karena masih ada kemungkinan untuk memiliki kehidupan seks yang sehat dan aktif meski memiliki penyakit jantung.
Berhubungan intim saat puasa juga bukan menjadi halangan. Bagi pasangan suami istri, ada kalanya melakukan hubungan intim secara spontan.
Namun terkadang keduanya melakukan hubungan intim di malam hari hingga lupa untuk mandi wajib bahkan sahur setelah berniat untuk berpuasa.
Jika itu yang terjadi, bolehkah puasa setelah berhubungan intim?
Bagaimana jika seseorang memiliki hadas besar atau dalam kondisi junub di malam yang mengharuskannya mandi junub?
Namun, tertidur hingga pagi dan sudah masuk waktu ibadah puasa?
Baca Juga: Apakah Mengupil Membatalkan Puasa? Ini Penjelasannya
Bolehkah Puasa setelah Berhubungan Intim?
Dilansir NU Online menurut hadis riwayat Bukhari dan Muslim yang menceritakan pengalaman Rasulullah SAW mengenai hubungan intim dan juga puasa.
Dalam keterangan tersebut, beliau masih dalam kondisi junub di pagi hari waktu puasa sebagaimana keterangan istrinya.
“Dari Aisyah RA dan Ummu Salamah RA, Nabi Muhammad SAW pernah berpagi hari dalam kondisi junub karena jimak, kemudian beliau mandi, dan terus berpuasa,” (HR. Muttafaq Alaih).
Hal ini memberikan jawaban mengenai pertanyaan bolehkah puasa setelah berhubungan intim, yakni adalah sesuatu yang dibolehkan, dengan catatan, harus mandi junub setelahnya.
Selain itu, Imam Muslim dalam riwayat dari Ummu Salamah RA menyebutkan bahwa Rasulullah SAW tidak mengqadha puasanya saat itu.
Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki menerangkan bahwa ‘Rasulullah SAW tidak mengqadha.
Ini mengisyaratkan bahwa puasa yang dijalani oleh Rasulullah SAW di hari saat beliau junub tersebut tidak berkekurangan sesuatu apa pun.
“Maksudnya adalah tidak mengqadha puasa hari tersebut di bulan lainnya karena puasanya hari itu tetap sah tanpa cacat sedikit pun di dalamnya.”
(Lihat Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki, Ibanatul Ahkam, [Beirut, Darul Fikr: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz II, halaman 312).
Sejumlah ulama pun telah berfatwa bahwa hadas atau keadaan tidak suci pada diri seorang muslim menyebabkan ia tidak boleh untuk salat dan melakukan banyak ibadah lain kecuali puasa.
Baca Juga: 7+ Cara Menahan Lapar saat Puasa, Praktikkan Yuk!
Bolehkah Puasa Setelah Berhubungan Intim dan Belum Mandi Wajib?
Lantas, bolehkah puasa setelah berhubungan intim tapi belum sempat mandi junub?
Dapat disimpulkan bahwa orang yang dalam keadaan junub dan tertidur hingga pagi hari sehingga lupa mandi wajib, dapat terus melanjutkan ibadah puasanya.
Ia cukup mandi junub lalu berpuasa hingga matahari tenggelam. Puasanya terbilang sah tanpa perlu mengqadhanya di bulan-bulan selanjutnya.
Islam membolehkan orang yang junub untuk menunda mandi wajibnya di bulan Ramadan maupun di luar bulan Ramadan.
Tetapi sebaiknya orang yang junub segera melakukan mandi wajib agar dapat menjalani ibadah puasa seharian dalam keadaan suci dari hadas besar.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa mandi wajib tidak harus dilakukan sebelum Subuh.
Seseorang boleh mandi wajib setelah Subuh dan puasanya tetap sah.
Mandi Wajib atau Sahur Terlebih Dulu?
Bolehkah puasa setelah berhubungan intim dan ingin makan sahur dulu sebelum mandi wajib? Boleh saja, Moms!
Jika harus memilih apakah mandi junub dulu atau sahur, maka bisa sahur terlebih dulu. Karena, batas akhirnya waktu sahur adalah Subuh.
Seseorang tidak boleh sahur setelah masuk waktu Subuh. Seseorang dapat menunda mandi wajib, tapi tidak mungkin menunda sahur.
Karena itu, yang mungkin dilakukan adalah mendahulukan sahur dan menunda mandi wajib. Hanya saja, sebelum makan sahur dianjurkan agar berwudu terlebih dahulu.
Sebagaimana keterangan dari Aisyah RA, beliau mengatakan:
“Apabila Nabi SAW berada dalam kondisi junub, kemudian beliau ingin makan atau tidur, beliau berwudu sebagaimana wudu ketika hendak salat,” (HR Muslim).
Meski begitu, ‘Aisyah RA berkata:
“Rasulullah SAW pernah menjumpai waktu fajar di bulan Ramadhan dalam keadaan junub bukan karena mimpi basah, kemudian beliau mandi dan tetap berpuasa," (HR Muslim).
Al Qurthubi RA memiliki penjelasan tersendiri mengenai hadis tersebut.
“Dalam hadis ini terdapat dua faedah. Pertama, Nabi SAW menyetubuhi istrinya di bulan Ramadan, lantas beliau menunda mandinya hingga setelah terbit fajar.
Ini menunjukkan bolehnya menunda mandi junub seperti itu. Kedua, beliau dalam keadaan junub karena jima’ (berhubungan badan dengan istrinya).
Karena Nabi SAW tidaklah pernah ihtilam (mimpi basah). Mimpi basah hanyalah dari setan, sedangkan beliau sendiri adalah orang yang ma’shum (terjaga dari kesalahan)."
Mandi Wajib Sebaiknya Dilakukan Sebelum Subuh
Ahli tafsir sekaligus penyusun Tafsir Al-Misbah, Quraish Shihab menyatakan, mandi wajib setelah Subuh sebenarnya tidak membatalkan puasa.
Namun, mandi wajib setelah berhubungan intim seharusnya tidak dilakukan pada siang hari, karena umat Islam wajib melaksanakan salat Subuh.
Menurut Quraish Shihab dalam bukunya Quraish Shihab Menjawab: 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui (2008),
Mandi junub di siang hari tidak boleh dilakukan, bukan karena hal tersebut membatalkan puasa, melainkan karena wajib salat Subuh.
Mandi junub harus dilakukan sebelum waktu Subuh berlalu.
Waktu yang Dibolehkan Berhubungan Intim saat Bulan Puasa
Agar Moms tidak bingung mengenai jawaban atas pertanyaan bolehkah puasa setelah berhubungan intim, baiknya memahami waktu yang dibolehkan berhubungan seksual di bulan puasa.
Jika hendak melakukan puasa, saat Ramadan atau bulan-bulan lain, misalnya melakukan puasa Daud, ada waktu tertentu untuk melakukan hubungan intim agar tidak membatalkan puasanya.
Allah SWT berfirman:
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu, mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.
Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu.
Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam," (QS. Al-Baqarah: 187).
Berikut ini adalah waktu yang dibolehkan untuk berhubungan intim, terutama di bulan Ramadan.
1. Setelah Berbuka Puasa
Waktu berbuka puasa merupakan waktu untuk umat muslim yang berpuasa sudah diperbolehkan untuk menyantap makanan berbuka.
Artinya, pasangan suami istri juga diperbolehkan untuk melakukan hubungan intim setelah magrib hingga subuh.
2. Setelah Salat Tarawih
Malam hari setelah usai menunaikan salat tarawih, suami istri diperbolehkan melakukan hubungan intim.
Waktu ini merupakan waktu terbaik karena pasangan suami istri memiliki waktu yang cukup banyak dan juga akan merasa nyaman saat melakukannya.
3. Sebelum Qiyaamul-layl
Tahajud atau Qiyamul-layl merupakan ibadah malam yang biasanya dilakukan sekitar pukul 00.00-04.00.
Pasangan suami istri bisa menggunakan waktu ini untuk berhubungan intim.
4. Setelah Qiyaamul-layl
Pilihan yang terakhir yaitu berhubungan intim setelah qiyaamul-layl.
Usai berhubungan intim, pasangan bisa sekaligus mempersiapkan makan sahur bersama.
Seseorang bisa memilih untuk mandi wajib atau sahur dahulu, tergantung keinginannya.
Baca Juga: Hukum Puasa Isra Mi'raj dan Bacaan Niat Puasa, Lengkap!
Jawaban mengenai bolehkah puasa setelah berhubungan intim ini memiliki alasan kuat berdasakan keterangan nabi, sehingga bisa dicontoh untuk seseorang yang berada dalam kondisi tersebut.
- https://www.ajconline.org/article/S0002-9149(02)03367-2/fulltext
- https://islam.nu.or.id/bahtsul-masail/kondisi-junub-hingga-pagi-karena-tertidur-apakah-puasa-bisa-dilanjutkan-cOkp3
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.