Ciri-Ciri Dataran Tinggi, Kondisi Iklim, dan Contohnya
Tahukah Moms bahwa ciri-ciri dataran tinggi yang paling mencolok terletak pada ketinggiannya yang minimal mencapai 500 mdpl?
Indonesia memiliki beberapa kawasan dataran tinggi populer, seperti dataran tinggi Kerinci, Gayo, dan Dieng.
Artikel berikut ini akan mengulas tentang ciri-ciri dataran tinggi.
Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah ini!
Baca Juga: 10 Jenis Tanaman Dataran Rendah dengan Perawatan Mudah
Ciri-Ciri Dataran Tinggi
Indonesia memiliki topografi wilayah yang beragam, mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi.
Suhu udaranya juga beragam, mulai dari 0 derajat Celsius di Dieng, sampai lebih dari 32° di wilayah Jakarta dan Surabaya.
Kendati begitu, keadaan iklim Indonesia secara keseluruhan dikategorikan sebagai tropis, karena letaknya di garis khatulistiwa dengan cuaca yang hangat dan lembap.
Sayangnya, suhu udara yang hangat tampak tidak berlaku di dataran tinggi, seperti Dieng dan Kerinci.
Kedua daerah itu justru dikenal memiliki suhu dibawah 0 derajat Celsius pada bulan-bulan tertentu.
Ada pun ciri-ciri dataran tinggi secara umum, yaitu:
- Ketinggian dataran tinggi minimal 500 mdpl
- Rata-rata bentuk kawasannya berbukit
- Suhu udaranya cenderung rendah, sehingga terasa sejuk dan dingin
- Terdapat banyak terasering untuk mencegah longsor
- Kondisi tanah yang subur, karena adanya aktivitas erupsi gunung berapi yang mengeluarkan abu vulkanik
Baca Juga: Cara Menggambar Pemandangan, dari Gunung hingga Pantai
Iklim Dataran Tinggi
Iklim dataran tinggi cenderung sejuk dan dingin. Rata-rata suhunya hanya berkisar 20-30 derajat Celsius saja.
Bahkan, pada bulan-bulan tertentu, suhu ini bisa turun secara drastis dan menyebabkan embun es.
Kondisi ini biasanya terjadi sekitar bulan Juni-Agustus, di mana suhu kawasan Dieng turun dibawah 0 derajat Celsius dan menciptakan fenomena embun es.
Iklim di dataran tinggi sangat dipengaruhi oleh ketinggian wilayahnya.
Semakin tinggi tempatnya, semakin rendah pula suhunya.
Misalnya, daerah dengan ketinggian sekitar 700-1500 mdpl biasanya memiliki suhu sekitar 17-22 derajat Celsius.
Daerah dengan suhu tersebut cenderung terasa sejuk pada siang hari, karena adanya kawasan pegunungan yang luas.
Pada umumnya, sebagian besar kawasan pegunungan ini merupakan hutan dengan banyak pepohonan yang bisa menghambat embusan angin dan sinar matahari.
Selain hutan, banyak pula wilayah yang dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai lahan pertanian.
Kebanyakan masyarakat yang tinggal di dataran tinggi memilih berprofesi sebagai petani sayur.
Hal ini karena iklim sejuk dan tanah yang subur sangat cocok untuk menanam sayur.
Selain itu, topografi wilayah dataran tinggi juga turut menunjang keberagaman penggunaan lahan.
Salah satu upaya pemanfaatan lahan pertanian, yakni berupa terasering di area perbukitan.
Terasering merupakan lahan miring yang dibuat bertingkat-tingkat untuk pertanian yang berfungsi menurunkan risiko longsor.
Jadi, kalau Moms berkunjung ke tempat wisata dan menjumpai banyak terasering, itu adalah ciri-ciri dataran tinggi yang sangat mudah ditemukan di pinggir jalan.
Baca Juga: Mengenal Ciri dan Karakteristik Hewan Mamalia, dan 15 Contoh Hewannya
Contoh Dataran Tinggi di Indonesia
Indonesia memiliki banyak kawasan dataran tinggi yang terkenal akan keelokan alam dan potensi ekonominya.
Berikut ini contoh dataran tinggi di Indonesia yang bisa Moms kunjungi bersama keluarga:
1. Dieng di Jawa Tengah
Dieng merupakan dataran tinggi yang terletak di 2 wilayah, yaitu Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara.
Tempat wisata ini berada di ketinggian lebih dari 2.000 mdpl dan diapit oleh Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing di sisi barat.
Dieng memiliki iklim tropis yang bervariasi. Saat musim kemarau suhunya mencapai 10-15 derajat Celsius pada siang hari dan sekitar 5-10 derajat Celsius pada malam hari.
Kendati begitu, pada bulan-bulan tertentu suhu udara di daerah ini bisa berubah-ubah, terutama pada bulan Juni-Agustus.
Dalam 3 bulan itu suhu udara di Dieng bisa mencapai minus sehingga menimbulkan fenomena Bun Upas, yaitu embun es di sepanjang perkebunan saat pagi hari.
Fenomena ini menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang ingin merasakan fenomena embun es atau salju seperti di luar negeri.
Sementara itu, aktivitas vulkanik di Dieng juga masih ada sampai sekarang, yaitu Kawah Sileri dan Kawah Sikidang.
2. Gayo di Aceh
Dataran tinggi Gayo merupakan bagian dari Bukit Barisan yang membentang di sepanjang Pulau Sumatera.
Secara spesifik, dataran tinggi ini terletak di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues.
Dataran tinggi Gayo berada di ketinggian sekitar 1.000-2.600 mdpl sehingga iklimnya sangat cocok untuk bertani.
Salah satu hasil tani yang paling terkenal yaitu Kopi Gayo. Kepopuleran varietas kopi ini bahkan sudah sampai ke luar negeri, lho!
3. Agam di Sumatera Barat
Dataran tinggi Agam terletak di Sumatera Barat dan memiliki ketinggian mencapai 1.031 mdpl.
Salah satu ciri-ciri dataran tinggi Agam yang menonjol yaitu Danau Maninjau yang merupakan hasil dari ledakan dahsyat erupsi gunung berapi.
Sementara itu, suhu rata-rata di daerah ini berkisar 20-29 derajat Celsius di sekitar Tilatang Kamang dengan penyinaran matahari sekitar 58%.
Namun, beberapa waktu terakhir ini iklim di daerah Agam mengalami perubahan besar karena akibat dari pemanasan global.
Baca Juga: Mengenal Perbedaan Hiking dan Trekking Serta Manfaat Keduanya
Tanaman di Dataran Tinggi
Dataran tinggi memiliki suhu yang sangat cocok untuk bercocok tanam, mulai dari sayuran, buah-buahan, sampai tembakau.
Contohnya, Dieng menjadi lokasi yang tepat untuk menanam buah carica, purwaceng, jamur, kacang tanah, kentang, dan kemar atau terong Belanda.
Carica sering disebut “pepaya gunung” karena bentuknya menyerupai buah pepaya, namun ukurannya jauh lebih kecil.
Buah ini dikenal dapat tumbuh dengan baik di kawasan dengan ketinggian 1.400-2.400 mdpl seperti Dieng.
Selain itu, ada pula purwaceng atau purwoceng, yaitu tanaman obat yang dikeringkan lalu dijadikan teh dan bermanfaat bagi tubuh.
Tanaman ini dipercaya bisa meningkatkan hormon testosteron, menenangkan masuk angin, mengatasi pegal linu, demam, dan mencegah kanker.
Selain tanaman-tanaman tersebut, ada pula tanaman padi, sayur-sayuran, kopi, dan tembakau yang tumbuh subur di dataran tinggi Gayo.
Kopi Gayo merupakan ciri-ciri dataran tinggi Gayo yang sangat ikonik karena memiliki kualitas yang telah diakui dunia.
Bahkan, harga kopi Gayo juga cenderung lebih mahal ketimbang kopi arabika dan robusta dari daerah lain.
Baca Juga: 5+ Resep Es Kopi Segar, Bikin Moms Makin Berenergi!
Sampai di sini, Moms sudah lebih tahu tentang ciri-ciri dataran tinggi, bukan?
Jangan lupa untuk dikenalkan juga kepada Si Kecil, ya, Moms!
- https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/1690/tentang-kabagam
- https://diengplateau.com
- https://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/fastek/article/view/2445/2245
- https://www.kompas.com/skola/read/2021/09/14/150000569/lokasi-dataran-tinggi-di-indonesia-dan-ciri-cirinya
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.