Segala Hal yang Moms Perlu Tahu Tentang CPAP Bayi
Bayi yang lahir prematur biasanya perlu dipasangkan CPAP bayi.
Secara sederhana, alat ini dapat membantu bayi bernapas lebih baik. Namun, bayi dengan kondisi seperti apa yang membutuhkan alat ini dan seberapa lama bayi perlu menggunakannya?
Cari tahu jawabannya pada ulasan berikut ini.
Apa Itu CPAP Bayi?
CPAP adalah kependekan dari continuous positive airway pressure, yakni terapi untuk meredakan penyumbatan saluran napas bagian atas saat tidur.
Prosesnya melibatkan pengiriman udara normal ke jalan napas sesuai dengan tekanan yang ditetapkan, yang membuat jalan napas tetap terbuka.
Terapi ini paling sering digunakan pada bayi yang baru lahir dengan kesulitan napas, sehingga disebut dengan CPAP bayi.
Namun bisa juga digunakan orang dewasa untuk mengobati sleep apnea parah dan gangguan saluran napas lainnya.
Baca juga: Mengenal Sounding atau Teknik Hipnosis agar Bayi Lebih Tenang
Kenapa Perlu CPAP Bayi?
Foto: sternbildinc.com
Adanya CPAP bayi memberikan dukungan pernapasan non-invasif pada mereka yang sulit untuk bernapas dengan normal.
Berikut ini adalah kondisi bayi yang perlu bantuan CPAP, seperti dikutip dari situs Very Well Family.
Sindrom Gangguan Pernapasan
CPAP bayi digunakan untuk mengobati sindrom gangguan pernapasan (Respiratory Distress Syndrome/RDS).
RDS terjadi ketika bayi lahir prematur sebelum paru-parunya berkembang sempurna.
Paru-paru bayi ini kekurangan surfaktan, zat licin yang memungkinkan ekspansi dan kontraksi paru-paru mulus.
Tanpa surfaktan ini, pernapasan menjadi sulit.
Apnea Prematuritas
Apnea adalah suatu kondisi yang ditandai dengan jeda lama dalam bernapas yang menyebabkan detak jantung lambat yang tidak normal (bradikardia).
Apnea umumnya disebabkan oleh keterlambatan perkembangan di bagian otak yang mengontrol pernapasan dan memengaruhi beberapa bayi prematur.
CPAP bayi dapat mengurangi beberapa episode apnea dengan mendukung pernapasan bayi jadi lebih teratur.
Baca juga: Zakat Fitrah untuk Bayi dalam Kandungan, Bagaimana Hukumnya?
Seperti Apa Cara Kerja CPAP Bayi?
Foto: legalexaminer.com
CPAP tidak berbeda jauh dengan kanula hidung, yakni selang oksigen yang dipasang di hidung.
Alat ini memberikan tekanan udara konstan ke hidung bayi, sehingga membantu kantung udara di paru-paru bayi tetap terbuka dan membantu mencegah apnea.
Bedanya, tekanan yang diberikan oleh CPAP pada hidung jauh lebih besar ketimbang kanula hidung.
Oleh sebab itulah, CPAP sering digunakan untuk bayi yang bernapas cukup baik sendiri sehingga mereka tidak memerlukan ventilasi mekanis yang lebih invasif seperti ventilator.
Sejauh ini peneliti telah mengembangkan CPAP dalam bentuk helm untuk bayi.
Studi yang diterbitkan pada jurnal Pediatrics ini menunjukkan jika helm bayi CPAP lebih baik, karena memiliki risiko kebocoran dan luka kulit yang lebih rendah daripada masker CPAP tradisional.
Untuk pemasangan CPAP, bayi perlu melakukan pemasangan masker di rumah sakit.
Masker akan digunakan selama tidur, dan polisomnografi semalaman (studi tidur) diatur untuk memeriksa tekanan CPAP yang optimal untuk Si Kecil.
Namun sebelum studi tidur dilakukan, kabel akan ditempelkan ke kulit anak untuk mengukur pola tidur dan pernapasan mereka.
Tim medis akan memastikan bahwa masker terpasang dengan pas dengan nyaman.
Orangtua maupun pengasuh akan diajari cara memasang masker dan memantau seberapa baik masker tersebut dapat bekerja sepanjang malam.
Baca juga: Moms, Kenali Penyebab dan Bahaya pada Kaki Bayi Bengkok
Seberapa Lama CPAP Bayi Perlu Digunakan?
Foto: Orami Photo Stock
Lamanya setiap bayi menggunakan alat ini berbeda-beda. Ada beberapa pertimbangan dokter untuk menghentikan penggunaan CPAP.
Pertama, dokter akan melihat usia kronologis bayi, yaitu usia berdasarkan hari mereka dilahirkan, dan usia koreksi mereka, yaitu usia sebenarnya dikurangi jumlah hari atau minggu mereka lahir prematur.
Itu perbedaan penting karena bayi berusia 4 minggu yang lahir prematur sebulan mungkin mengalami beberapa keterlambatan perkembangan dibandingkan dengan bayi cukup bulan pada usia 4 minggu.
Kemudian, dokter juga melihat berat bayi dan apakah mereka memenuhi penanda pernapasan tertentu untuk menentukan kapan aman untuk menghentikan CPAP.
Tergantung pada kasusnya, bayi dapat berhenti menggunakan CPAP secara tiba-tiba dan sepenuhnya, memasang kanula hidung sebagai pengganti CPAP, dan atau secara bertahap mengurangi dukungan pernapasan dari waktu ke waktu.
Baca juga: Mengenal Hipotiroid Kongenital : Kondisi Saat Bayi baru Lahir Kekurangan Hormon Tiroid
Komplikasi Terkait Penggunaan CPAP Bayi
Foto: Orami Photo Stock
Seperti prosedur medis lainnya, penggunaan CPAP bayi bisa menimbulkan komplikasi.
Berikut ini adalah beberapa risiko komplikasi yang mungkin terjadi dari perawatan intensif ini.
- Penyakit paru-paru kronis
- Distensi lambung
- Refluks gastroesofageal
- Kerusakan hidung
- Keterlambatan makan
Satu alat gelembung CPAP (b-CPAP), menyediakan campuran gas yang dipanaskan dan dilembabkan untuk bayi, dan ini dikaitkan dengan penurunan paru-paru, salah satu komplikasi CPAP yang lebih serius pada bayi.
Meski begitu, manfaat penggunaan CPAP pada bayi yang membutuhkan jauh lebih besar ketimbang risikonya ini.
Jadi, sebelum bayi dipasangkan CPAP, orang tua perlu menjalani konsultasi lebih lanjut dengan dokter.
- https://publications.aap.org/pediatrics/article-abstract/135/4/e868/33522/Continuous-Positive-Airway-Pressure-With-Helmet?redirectedFrom=fulltext
- https://www.verywellfamily.com/continuous-positive-airway-pressure-cpap-2748545
- https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Continuous_positive_airway_pressure_CPAP/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.