DILEMA CAITLYN JENNER

Bukan hal yang baru bagi Caitlyn untuk melakukan perubahan-perubahan fisik pada dirinya lewat cara-cara medis. Sejak tahun 1980an dia sudah melakukan suntik hormon untuk pembesaran payudara, serta melakukan prosedur operasi plastik untuk membentuk karakter feminin di wajahnya. Perubahan-perubahan ini tampak nyata pada dirinya, sampai timbul perasaan takut untuk terus melakukan prosedur medis karena khawatir akan pandangan orang-orang di sekelilingnya.

Tantangan terberat Caitlyn tentu datang dari keluarganya sendiri. Ia pernah menikah tiga kali, termasuk di antaranya dengan Kris Kardashian. Paska perceraiannya, dia tidak lagi menjumpai keluarganya dalam waktu yang lama, termasuk anak-anak kandungnya Kylie dan Kendall Jenner. Tentu hal ini berdampak langsung pada keharmonisan hubungan rumah tangganya, terlebih lagi ketika Caitlyn menyatakan identitas barunya. Walaupun Caitlyn mencoba mendekati semua keluarganya secara personal, tetap butuh waktu lama bagi anggota keluarganya untuk menerima perubahan besar ini, karena Caitlyn seharusnya menjadi sosok ayah bagi mereka.

Dilahirkan sebagai seorang pria, tentu Caitlyn tidak akan bisa berubah seutuhnya menjadi wanita. Akan selalu ada ciri-ciri biologis yang menonjolkan maskulinitasnya. Paska operasi facial feminization, Caitlyn lebih memperhatikan lagi cara perawatan kulitnya untuk mempertahankan citra inner woman-nya. Perawatan anti-aging dan moisturizing menjadi andalannya.