27 September 2024

Fenomena Doom Spending yang Kerap Dialami Gen Z, Ini Cara Mengatasinya!

Bisa buat jadi tambah stres, lho
Fenomena Doom Spending yang Kerap Dialami Gen Z, Ini Cara Mengatasinya!

Foto: Freepik.com/tirachardz

Doom spending kerap menjadi kebiasaan yang sulit dihindari, terutama saat seseorang merasa tertekan secara emosional atau finansial.

Banyak orang tanpa sadar melakukan pembelian impulsif untuk mengatasi kecemasan yang muncul.

Sedangkan, tindakan ini seringkali hanya memberikan kepuasan sementara.

Dalam jangka panjang, perilaku doom spending bisa berdampak negatif pada stabilitas keuangan pribadi.

Lantas, apa itu doom spending? Yuk, cari tahu di bawah ini.

Baca Juga: Tips Thrift Shopping dan Rekomendasi Tempat Belanjanya

Pengertian Doom Spending

Doom Spending
Foto: Doom Spending (Freepik.com/krishnatedjo)

Doom spending adalah istilah yang menggambarkan kebiasaan pengeluaran uang secara berlebihan, terutama dalam situasi krisis atau tekanan emosional.

Menurut artikel di Psychology Today, doom spending terjadi ketika seseorang melakukan pengeluaran impulsif sebagai respons terhadap stres yang muncul akibat situasi ekonomi atau masalah global.

Hal ini sering kali dilakukan meski individu tersebut sadar akan keterbatasan finansial mereka, seperti kekhawatiran terhadap kenaikan biaya hidup, inflasi, dan ketidakpastian ekonomi.

Survei oleh Qualtrics dan Intuit Credit Karma menemukan bahwa 27% orang Amerika melakukan doom spending untuk mengatasi stres, terutama di kalangan Gen Z (35%) dan milenial (43%).

Orang yang doom spending cenderung mengalami peningkatan utang.

Tindakan ini dapat memperburuk kondisi finansial dan menyebabkan masalah keuangan jangka panjang.

Baca Juga: 10 Cara Menabung Anak Sekolah, Ajarkan Si Kecil, Yuk!

Dampak Doom Spending

Dampak doom spending bisa memengaruhi kesehatan finansial dan psikologis seseorang.

Berikut beberapa dampaknya:

1. Penumpukan Utang

Keuangan
Foto: Keuangan (Freepik.com/Skata)

Doom spending sering kali dilakukan tanpa mempertimbangkan situasi finansial yang sebenarnya.

Akibatnya, banyak orang yang akhirnya menambah utang karena pengeluaran impulsif yang tidak terencana​.

2. Penurunan Tabungan

Seiring dengan peningkatan pengeluaran, orang cenderung mengurangi jumlah uang yang ditabung.

Masih dari survei Qualtrics, menunjukkan hampir separuh dari responden mengakui bahwa jumlah tabungan mereka berkurang dalam enam bulan terakhir.

3. Kecemasan dan Stres Tambahan

Meskipun doom spending dapat memberikan pelarian sementara dari stres, hal itu justru dapat memperburuk keadaan mental dalam jangka panjang.

Ketika utang dan beban finansial meningkat, tingkat kecemasan juga ikut bertambah​.

4. Ketidakstabilan Finansial

Pada akhirnya, doom spending bisa membuat ketidakstabilan finansial jangka panjang, terutama jika tidak dikendalikan.

Orang-orang yang sering melakukan pengeluaran impulsif cenderung mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan perencanaan finansial.

Baca Juga: 18 Daftar Belanja Bulanan Rumah Tangga yang Dibutuhkan

Cara Menghindari Doom Spending

Untuk menghindari doom spending, beberapa langkah penting dapat diambil untuk mengendalikan pengeluaran yang dipicu oleh stres:

1. Fokus pada Tujuan Jangka Panjang

Mengatur Keuangan
Foto: Mengatur Keuangan (Orami Photo Stocks)

Ketika merasa tertekan atau tidak yakin dengan kondisi ekonomi, penting untuk kembali mengingat tujuan keuangan jangka panjang.

Ini membantu mengurangi dorongan untuk melakukan pembelian impulsif dan lebih fokus pada pengeluaran yang benar-benar diperlukan untuk mencapai tujuan​.

2. Buat Rencana Keuangan yang Mindful

Berlatih kesadaran penuh dalam mengelola uang dapat membantu mencegah doom spending.

Hindari multitasking saat menghadapi keputusan finansial, dan secara sadar memahami emosi serta pikiran saat berbelanja​.

3. Kurangi Penggunaan Kartu Kredit

Menggunakan uang tunai daripada kartu kredit bisa membantu membatasi pengeluaran berlebihan.

Ini memaksa untuk lebih berhati-hati terhadap berapa banyak uang yang keluar, sehingga mencegah belanja impulsif yang tidak terkontrol​.

4. Terapkan "Waiting Period"

Tunda keputusan pembelian setidaknya 24 jam untuk menghindari keputusan yang tergesa-gesa.

Ini memberi waktu untuk berpikir ulang apakah barang tersebut benar-benar diperlukan atau hanya hasil dari stres​.

5. Cari Dukungan Profesional

Jika merasa kesulitan untuk mengatasi perilaku belanja berlebihan, cobalah untuk berkonsultasi ke terapis yang dapat memberikan panduan.

Itulah informasi seputar doom spending. Semoga bisa dikendalikan, ya keinginan untuk belanja!

  • https://www.psychologytoday.com/us/blog/thinking-solo/202312/how-to-avoid-doom-spending
  • https://www.psychologytoday.com/intl/blog/a-funny-bone-to-pick/202312/27-of-americans-are-doom-spending-due-to-stress#:~:text=%22Doom%20spending%22%20occurs%20when%20you%20are%20stressed%20about%20things%20like,to%20cope%20with%20the%20stress.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.