Gedung Joang 45, Bangunan Bersejarah yang Menjadi Saksi Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Negara Indonesia memiliki banyak peninggalan dari masa penjajahan, seperti bangunan-bangunan yang saat ini dijadikan museum, salah satunya adalah Gedung Joang 45.
Bangunan museum ini terletak di Jakarta Pusat dengan desain bangunan yang tidak memiliki banyak perubahan dari tahun ke tahun.
Gedung ini menyimpan banyak sejarah bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Baca Juga: Sederet Rekomendasi Film Tentara Indonesia, Bikin Tambah Cinta Indonesia!
Sejarah Gedung Joang 45
Foto: Gedung Joang 45 (instagram.com/dunialoka.id)
Gedung Joang 45 atau yang dahulu dikenal dengan Gedung Menteng Raya 31 ini tidak dapat lepas dari fakta perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.
1. Sebagai Bangunan Hotel oleh Pemerintah Belanda
Dilansir dari Cagar Budaya Kemdikbud, bangunan ini dibangun pada tahun 1938 di zaman Hindia Belanda dan digunakan oleh pemerintah Belanda sebagai hotel dengan nama Hotel Schomper I.
Bangunan hotel ini merupakan tempat persinggahan bagi pejabat Belanda dan pejabat pribumi yang datang ke Jakarta.
2. Diambil Alih oleh Jepang
Setelah Belanda menyerah pada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, bangunan ini diambil alih oleh Jepang dan diserahkan kepada Gunseikanbu Sendenbu (Jawatan Propaganda Jepang).
3. Diserahkan Kepada Pemuda Indonesia
Foto: koleksi museum (instagram.com/jakarta_tourism)
Lalu pada bulan Juli 1942, bangunan ini diserahkan kepada pemuda Indonesia sebagai tempat pendidikan politik yang juga menjadi asrama.
Pusat pendidikan ini kemudian dikenal dengan nama Ashrama Angkatan Baru Indonesia atau Ashrama Menteng 31.
Pada awalnya Jepang bermaksud untuk mendidik para pemuda Indonesia, seperti Wikana, Chairul Saleh, Adam Malik, D.N. Aidit menjadi kader-kader politik demi kepentingan Asia Timur Raya.
Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan oleh para pemimpin Indonesia yang ditugaskan menjadi guru di tempat ini untuk menanamkan cita-cita kemerdekaan Indonesia tanpa campur tangan Jepang.
Pemuda-pemuda yang dididik disini terdiri dari pelajar dan mahasiswa yang memiliki kesadaran akan kemerdekaan Indonesia.
Pengajar di pusat pendidikan ini merupakan para pemimpin bangsa Indonesia, diantaranya adalah:
- Ir. Soekarno: Ilmu Politik
- Drs. Moh. Hatta: Imu Ekonomi Umum
- Mr. Sunario: Ilmu Negara
- Mr. Achmad Soebardjo: Ilmu Hukum Internasional
- Mr. Amir Syarifuddin: Ilmu Sosiologi dan Filsafat Timur
- M. Zein Djambek: Agama Islam
- Mr. Moh. Yamin: Ilmu Sejarah
- Mr. Dayoh: Bahasa dan Kesusastraan Indonesia.
Semua pelajaran yang diberikan di asrama ini kemudian distensil dan kemudian disebarluaskan kepada pemuda-pemuda di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Sejarah Pembangunan Museum Wayang Kekayon dan Koleksinya
4. Sebagai Gedung Pusat Kegiatan Pemuda dan Angkatan 45
Setelah Indonesia merdeka, gedung ini digunakan sebagai pusat kegiatan pemuda.
Banyak organisasi yang didirikan baik yang bersifat politis, semi militer, sosial yang kemudian bergabung dengan Komite Van Aksi (Panitia Aksi).
Hingga pada tahun 1968–1972 gedung ini menjadi pusat kegiatan Angkatan 45.
5. Ditetapkan Sebagai Bangunan Bersejarah
Mengingat pentingnya fungsi dan peranan gedung ini maka pemerintah melindungi gedung ini sebagai bangunan bersejarah yang dilindungi dengan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah DKI Jakarta pada tanggal 10 Januari 1972 dengan No. CB-11/1/12/72.
Gedung induk dijadikan Museum Joang 45 yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 19 Agustus 1974.
Pemberian nama gedung Joang 45 tentunya mempunyai alasan, karena gedung ini memiliki peran yang besar dalam sejarah perjuangan.
Terutama di masa-masa akhir penjajahan Jepang masa menjelang Proklamasi 17 Agustus 1945.
Isi Gedung Joang 45
Foto: koleksi Gedung Joang 45 (instagram.com/isvando)
Bangunan induk Museum Joang 45 berbentuk persegi panjang dengan dua sayap di sisi kiri dan kananya.
Atap bangunan merupakan atap perisai kombinasi yang ditutup genteng tanah liat.
Bangunan ini didesain dengan gaya Eropa, namun disesuaikan dengan iklim di Indonesia.
Pada bagian muka dan belakang terdapat serambi yang bersifat terbuka. Pada dinding depan bangunan terdapat 3 pintu.
Dari 3 pintu bagian depan yang ada di bangunan ini, hanya pintu bagian tengah yang difungsikan sebagai pintu masuk.
Tepat di bagian dalam pintu masuk terdapat relief tokoh Pemuda Menteng 31.
1. Ruangan Gedung di Joang 45
Bangunan Museum Joang 45 terbagi menjadi delapan ruangan, dua ruangan di bagian tengah bangunan induk dan masing-masing 3 ruangan di sayap kiri dan kanannya.
Ruangan-ruangan tersebut saat ini terdiri dari:
- Ruang Pendahuluan.
- Ruang Pintu Masuk.
- Ruang Pendudukan Jepang.
- Ruang Seputar Proklamasi.
- Ruang Diplomasi.
- Ruang NKRI.
- Ruang Laskar Putri.
- Ruang Semesta atau Ruang Memorabilia.
Pada bagian belakang sayap kiri dan kanan bangunan terdapat toilet.
Bangunan ini memiliki 6 pintu masuk, yaitu 3 pintu masuk di depan dan masing-masing satu pintu masuk di sisi kiri, kanan dan belakang bangunan.
Pintu masuk yang terdapat di bagian depan bangunan merupakan pintu berbentuk kupu tarung yang terdiri dari 2 bagian, bagian dalam terbuat dari kaca dan kayu dan daun pintu bagian luar merupakan daun pintu krepyak.
Pada pintu yang terletak di sisi kiri dan kanan bangunan merupakan pintu krepyak dengan bentuk kupu tarung.
Sementara itu pintu masuk yang terdapat di belakang bangunan merupakan pintu masuk yang terbuat dari kayu dan kaca berbentuk kupu tarung.
Selain pintu masuk, pada setiap ruangan di dalam bangunan ini juga terdapat pintu dengan satu daun pintu yang terbuat dari kayu.
Baca Juga: Menelusuri Museum Wayang: Sejarah, Lokasi, Koleksi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk
2. Koleksi Gedung Joang 45
Foto: patung dada tokoh perjuangan (instagram.com/jakarta_tourism)
Koleksi bangunan ini memperlihatkan jejak perjuangan kemerdekaan RI, seperti benda-benda peninggalan para pejuang Indonesia.
Beberapa contoh koleksnya, seperti:
- Mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI Pertama yang dikenal dengan mobil REP 1 dan REP 2.
- Mobil Peristiwa Pemboman di Cikini.
- Koleksi foto-foto dokumentasi, lukisan dan diorama yang menggambarkan perjuangan sekitar tahun 1945–1950-an.
- Patung dada tokoh-tokoh perjuangan.
Alamat, Jam Operasional dan Harga Tiket Masuk
Gedung Joang 45 bealamat di Jalan Menteng Raya 31, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.
Bangunan ini beroperasi Selasa–Minggu pukul 08.00–16.00 WIB, dengan harga tiket masuk untuk dewasa Rp5.000, mahasiswa Rp3.000, dan anak-anak Rp2.000.
Demikian informasi mengenai Gedung Joang 45 yang menjadi salah satu bangunan bersejarah yang mengiringi peristiwa Kemerdekaan Indonesia. Semoga bermanfaat!
Nah, menyambut hari kemerdekaan tahun 2022 ini, Orami memberikan promo kemerdekaan dengan diskon menarik. Yuk cek potongan harganya Moms.
- http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2016051800007/bangunan-cagar-budaya-gedung-joang-45-di-jakarta-pusat
- https://www.mitramuseumjakarta.org/history/joang
- https://www.instagram.com/dunialoka.id/
- https://www.instagram.com/isvando/
- https://www.instagram.com/jakarta_tourism/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.