Jarak Aman dalam Social Distancing
Dengan jumlah kasus positif virus corona (COVID-19) yang meningkat setiap harinya, berbagai upaya dilakukan untuk menekan jumlah penyebaran infeksi virus corona. Salah satu cara yang ditawarkan adalah melakukan social distancing.
Mengutip American Psychological Association, istilah social distancing ini berarti menjaga jarak yang aman dari orang lain dan menghindari ruang pertemuan seperti sekolah, gereja, ruang konser dan transportasi umum.
Social distancing ini dianjurkan hampir oleh semua pemerintah di seluruh dunia, terutama untuk negara-negara yang memang sudah terinfeksi virus corona.
Namun berapakah jarak aman social distancing yang dimaksudkan?
Baca Juga: Infeksi Virus COVID-19 Lebih Cepat Jika Menyentuh Wajah, Pakar Jelaskan Pentingnya Social Distancing
Jarak Aman Social Distancing untuk Mencegah COVID-19
Foto: bbc.com
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jarak tepat yang dianjurkan saat melakukan social distancing adalah 1-3 meter ketika berada di tempat umum, terlebih jika ada seseorang yang batuk atau bersin.
Dengan menjaga jarak tersebut, ketika seseorang batuk atau bersin, tetesan cairan kecil yang disemprotkan dari hidung atau mulut mereka yang mungkin mengandung virus, tidak akan bisa menjangkau kita.
Sedangkan jika terlalu dekat, kita bisa menghirup tetesan air, termasuk virus COVID-19 jika orang tersebut batuk.
Jarak aman social distancing selama masa pandemi COVID-19 ini dilakukan untuk menciptakan ruang fisik antara orang-orang untuk menghindari penyebaran penyakit.
Baca Juga: Dari Persatuan Dokter Emergensi Indonesia, Ini Panduan Mencuci Tangan untuk Hindari Virus COVID-19
Cara Melakukan Social Distancing
Foto: theverge.com
Membatalkan acara yang cenderung menarik perhatian banyak orang adalah contoh melakukan social distancing. Dengan menghindari kegiatan-kegiatan sosial yang melibatkan banyak orang, kita sudah menghindari penyebaran COVID-19.
Cara lain yang bisa dilakukan untuk menerapkan social distancing menurut Johns Hopkins Medicine adalah:
- Bekerja dari rumah, daripada di kantor
- Menutup sekolah atau beralih ke kelas online
- Berkabar dengan orang yang dicintai dengan perangkat elektronik daripada secara langsung
- Membatalkan atau menunda konferensi dan rapat besar
Baca Juga: Berita Baik, Obat Antivirus COVID-19 Mulai Masuk Uji Coba Tahap Tiga
Namun semuanya kembali kepada kebijakan masing-masing perusahaan tempat bekerja dan sekolah yang ada. Namun jika sudah dilakukan itu semua, sebaiknya gunakan kesempatan ini sebaik mungkin agar terhindar dari infeksi virus corona.
Mengatasi Stress saat Social Distancing
Foto: sweat.com
Kita yang melakukan social distancing dengan tinggal di rumah, akan mengalami rehat sejenak dari rutinitas yang dilakukan sehari-hari selama setidaknya dua minggu, perkiraan masa inkubasi untuk virus tersebut.
Selama masa ini, mungkin kita akan mengalami stres, terlebih untuk seseorang yang biasa aktif berkegiatan di luar rumah. Untuk mengatasinya, American Psychological Association menyarankan beberapa hal berikut.
- Kurangi membaca atau melihat pemberitaan negatif tentang COVID-19 dan lihatlah berita pada sumber yang terpercaya saja
- Buat dan lakukan rutinitas harian selama di rumah
- Tetap berkomunikasi dengan keluarga dan teman secara virtual
- Tidur yang cukup, olahraga rutin, dan makan makanan sehat
- Gunakan strategi psikologis untuk mengelola stres dan tetap positif
Baca Juga: Pentingnya Tingkatkan Imunitas Tubuh dari Infeksi Virus Corona Novel (COVID-19), Berikut Tipsnya
Dengan melakukan hal-hal di atas, Moms dan keluarga bisa melakukan jarak social distancing dengan aman dan nyaman.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.