Kolitis Ulseratif: Kenali Penyebab, Gejala, dan Perawatan untuk Kondisi Radang Usus yang Satu Ini
Tahukah Moms kondisi apa itu kolitis ulseratif? Kolitis ulseratif adalah salah satu kelompok gejala dari kondisi yang disebut dengan inflammatory bowel disease (IBD) atau penyakit radang usus.
Gejala ini dapat menyebabkan iritasi dan borok (luka terbuka) di usus besar. Kondisi ini sering menyebabkan diare yang dapat mengeluarkan darah dan menyebabkan kram perut.
Terkadang gejala ini bisa membuat tidur terganggu di malam hari karena merasakan ingin buang air besar.
Peradangan yang terjadi biasanya dimulai dari rektum, yang dekat dengan anus (tempat keluarnya kotoran).
Inflamasi dapat menyebar dan memengaruhi sebagian, atau bahkan seluruh area usus besar.
Tingkat keparahan kolitis ulseratif tergantung pada seberapa besar bagian yang terdampak peradangan dan lokasi terjadinya peradangan. Setiap orang dapat mengalami masalah yang berbeda.
Beberapa orang dapat mengalami peradangan parah di area rektum saja, atau dapat mengalami peradangan yang tergolong ringan namun tersebar di seluruh usus besar.
Baca Juga: Ini Gejala Flu Perut Pada Bayi, Wajib Tahu!
Kolitis Ulseratif pada Anak
Foto: healthtalk.unchealthcare.org
Tidak hanya orang dewasa, kolitis ulseratif juga dapat dialami oleh anak-anak.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di Journal of Pediatric Psychology, anak-anak yang menderita gejala IBD ini dapat mengalami beberapa masalah berikut:
- Merasa malu akan kondisi yang dialami
- Mengalami gangguan perilaku
- Terlambat mengalami masa pubertas
Anak-anak yang masih kecil belum dapat memahami apa yang mereka alami.
Nyeri dan diare yang terjadi, tidak hanya memengaruhi fisiknya saja, namun juga dapat memengaruhi mental dan perkembangan anak dalam bersosialisasi
Baca Juga: Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati Radang Sendi
Gejala Kolitis Ulseratif atau Radang Usus pada Anak
Foto: dailymail.co.uk
Beberapa gejala di bawah ini sering terjadi pada Si Kecil yang menderita radang usus, meliputi:
- Kram perut
- Diare
- Terdapat darah di rektum atau kotoran
- Keinginan BAB yang sulit ditahan
- Demam
- Tubuh lemas dan lelah
- Nafsu makan menurun
- Penurunan berat badan
- Kehilangan nutrisi dan cairan tubuh
- Anemia akibat perdarahan yang parah
Radang usus pada anak bisa menyebabkan masalah lain seperti koreng di kulit, ruam, masalah mata, osteoporosis, batu ginjal, nyeri sendi dan artritis, hingga penyakit hati.
Baca Juga: Radang Panggul, Cari Tahu Gejala hingga Pengobatannya
Penyebab Kolitis Ulseratif pada Anak
Foto: ibdnewstoday.com
Penyebab pasti kondisi radang usus belum diketahui.
Bisa jadi karena kombinasi genetik, sistem kekebalan tubuh yang bermasalah, dan virus atau bakteri yang menyebabkan peradangan di saluran gastrointestinal.
Radang usus yang disebabkan oleh genetik memiliki kemungkinan dapat berlangsung atau bertahan lama, sedangkan yang tidak disebabkan oleh genetik dapat sembuh dengan sendirinya.
Diet dan stres juga bisa memperparah gejala yang dialami.
Baca Juga: Kenali Penyakit Radang Panggul, Apakah Memengaruhi Kesuburan?
Siapa yang Berisiko Terkena Kolitis Ulseratif?
Kondisi ini cenderung diwariskan melalui keturunan.
Radang usus biasanya terdiagnosis pada usia 15 - 30 tahun, namun pada dasarnya bisa terjadi pada usia berapapun.
Anak-anak yang mengalami kolitis ulseratif mungkin tidak dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebaik anak lain dan masa pubertasnya biasanya datang terlambat.
Baca Juga: 25 Makanan untuk Penderita Radang Usus Buntu dan Radang Usus Besar
Diagnosis Kolitis Ulseratif
Foto: Unsplash.com
Saat melakukan diagnosis pada dokter ahli, umumnya pemeriksaan awal dilakukan dengan memberi riwayat kesehatan Si Kecil.
Setelah itu, beberapa tes pemeriksaan lanjutan juga diperlukan, seperti:
1. Tes Darah
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah anak memiliki sedikit kadar sel darah merah yang sehat.
Sebab, pada beberapa anak sering kali terjadi pendarahan yang menyebabkan anemia.
Tes ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah anak memiliki jumlah sel darah putih yang lebih tinggi.
Jika benar seperti itu, maka diindikasi terjadi masalah peradangan.
Terkadang peradangan usus jangka panjang dapat menyebabkan penyerapan yang buruk atau kehilangan protein di usus, yang juga dapat diperiksa melalui tes darah.
2. Pemeriksaan Feses
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat darah pada feses (kotoran), yang tidak dapat terlihat melalui mata telanjang.
Beberapa pemeriksaan bahkan dapat mengetahui adanya infeksi oleh parasit atau bakteri. Pemeriksaan lainnya juga bisa menemukan adanya peradangan di tinja.
Baca Juga: 5 Perbedaan Radang Amandel dengan Radang Tenggorokan, Jangan Bingung Lagi!
3. Endoskopi Atas
Tes ini dapat memeriksa bagian dalam saluran pencernaan. Pemeriksaan ini menggunakan tabung kecil fleksibel yang disebut endoskop.
Ujung tabung kecil ini memiliki cahaya dan lensa kamera sehingga dapat dengan mudah melihat bagian dalam saluran pencernaan.
Saluran pencernaan yang diperiksa yaitu bagian kerongkongan, perut, hingga usus dua belas jari (duodenum).
Selain itu, sampel jaringan atau biopsi yang didapatkan dari dalam saluran pencernaan dapat diambil untuk dilakukan pengujian lanjutan.
4. Kolonoskopi
Pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi seluruh bagian dari usus besar dan rektum dengan menggunakan tabung panjang yang fleksibel, serta memiliki cahaya dan kamera di ujungnya.
Alat tersebut lalu dimasukkan melalui anus menuju rektum dan usus besar.
Tabung fleksibel ini memungkinkan untuk melihat lapisan di dalam usus besar dan mengambil sampel jaringan atau biopsi untuk pengujian lebih lanjut.
5. Barium Enema
Tes ini memeriksa usus besar dan rektum dengan cara memasukkan cairan kental berkapur yang disebut barium melalui tabung.
Barium melapisi organ usus, sehingga usus akan dengan jelas terlihat karena dapat menyerap sinar X.
Bentuk sinar X pada perut anak akan menunjukkan area yang bermasalah.
Baca Juga: Serba-serbi Frostbite, Radang Dingin yang Menyerang Kulit
Mengatasi Radang Usus pada Anak
Foto: compote.slate.com
Kondisi ini tidak dapat disembuhkan kecuali dengan operasi. Namun, gejalanya dapat diredakan penggunaan obat-obatan.
Dilansir dari Stanford Children’s Health, sekitar 1 dari 4 orang dengan kondisi ini memerlukan tindakan operasi, terutama jika memiliki faktor sebagai berikut:
- Ada lubang di usus
- Usus melebar dan membengkak (megakolon toksik)
- Perdarahan yang tidak dapat dihentikan
- Gejala tidak dapat diredakan dengan pengobatan
- Berisiko mengalami kanker
- Nyeri yang parah
Baca Juga: Ini Penyebab Radang Usus Buntu pada Balita, Atasi Sebelum Fatal!
Perawatan Radang Usus pada Anak
Foto: simplemost.com
Nafsu makan menurun, diare, serta buruknya pencernaan zat gizi membuat penderita kolitis ulseratif sulit mendapat kalori dan zat gizi yang diperlukan tubuh.
Si Kecil yang menderita radang usus ini perlu mengonsumsi beragam makanan, banyak minum, dan menghindari makanan yang memperparah gejala.
Anak yang pertumbuhannya kurang baik membutuhkan dukungan gizi tambahan seperti suplemen. Kondisi radang usus pada anak memerlukan perawatan jangka panjang.
Ada kalanya gejala tidak muncul selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Namun, suatu hari gejala tersebut tiba-tiba bisa menyerang kembali.
Nah, itu dia Moms penjelasan tentang kolitis ulseratif. Jika melihat tanda-tandanya pada Si Kecil, segera hubungi dokter, ya, Moms!
- https://academic.oup.com/jpepsy/article/29/4/243/883145
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10351-ulcerative-colitis
- https://www.healthline.com/health/ulcerative-colitis-in-children#complications
- https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=90&contentid=P02020#:~:text=Ulcerative%20colitis%20is%20an%20inflammatory,have%20stomach%20pain%20and%20diarrhea.
- https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=ulcerative-colitis-in-children-90-P02020
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.