6 Mitos dan Fakta Melahirkan di Rumah Sakit selama Pandemi
Di tengah masa pandemi virus corona (COVID-19) ini, semua hal menjadi penuh ketidakpastian, termasuk di dalamnya mengenai melahirkan di rumah sakit saat pandemi.
Untuk para Moms yang sedang hamil tua dan sebentar lagi akan melahirkan, melahirkan di tengah pandemi tentu membawa kecemasan dan kekhawatiran sendiri. Baik untuk ibu maupun anak nantinya ketika lahir.
Berbagai pertanyaan muncul, apakah aman melahirkan di rumah sakit selama pandemi, mungkinkah terpapar virus jika melahirkan di rumah sakit? Apakah alat pelindung diri yang disediakan rumah sakit sudah memadai? Semuanya serba tidak jelas.
Namun jangan khawatir, semua kekhawatiran Moms tentang benar atau tidaknya informasi yang bertebaran mengenai melahirkan di tengah pandemi akan terjawab.
Mitos dan Fakta Seputar Melahirkan saat Pandemi
Kekhawatiran dan kecemasan Moms yang akan melahirkan sebentar lagi, akan terjawab bersama dr. Darrell Fernando, SpOG, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi. Disimak, yuk.
Baca Juga: 9 Istilah Selama Pandemi COVID-19, Moms Sudah Tahu Semuanya?
1. Rumah Sakit Menolak Proses Persalinan selama Pandemi
Foto: Orami Photo Stock
Mitos. Tentu saja rumah sakit tidak menolak menangani kelahiran selama masa pandemi ini. Namun kembali lagi bahwa hal ini tergantung dari kebijakan rumah sakit masing-masing.
“Saat ini ada rumah sakit yang dijadikan sebagai rujukan untuk menangani pasien COVID-19. Jadi mungkin mereka mereferensikan para ibu untuk melahirkan di rumah sakit lain,” jelas dr. Darrell.
2. Setelah Melahirkan, Ibu dan Bayi Harus Isolasi Diri
Foto: Orami Photo Stock
Mitos. Tentu tidak, kalau tidak ada kontak dan gejala COVID-19 yang timbul. Namun secara umum dianjurkan ibu dan bayi untuk stay at home. Jadi setelah melahirkan, tetap harus di rumah saja, dan tidak boleh banyak orang yang berkunjung.
Pun jika ada yang ingin berkunjung, sebaiknya isolasi diri terlebih dahulu selama 14 hari, untuk memastikan benar-benar aman dan terbebas dari virus.
Baca Juga: Selain Bima Arya, Ini Tokoh Masyarakat Indonesia yang Positif Terkena COVID-19
3. Pendamping selama Persalinan Dibatasi
Foto: Orami Photo Stock
Fakta. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kontak dan penyebaran virus corona. Karena jika semakin banyak orang, maka semakin banyak pula risiko pembawa virus tersebut. Jadi selama pandemi ini, pendamping yang diperbolehkan maksimal hanya satu orang, dan orang tersebut pun tidak boleh bergejala.
Menurut dr. Darell, tipsnya lainnya untuk Moms sejak 36 minggu kehamilan, sebaiknya Moms dan pendamping melakukan isolasi diri 14 hari dulu sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL). Tujuan nya supaya ibu dan pendamping terbebas dari virus, jadi benar-benar bersih.
4. Lebih Aman C-Section daripada Melahirkan Normal selama Pandemi
Foto: Orami Photo Stock
Pilihan untuk melahirkan normal atau caesar selama pandemi, perlu dipertimbangkan berdasarkan risk dan benefit yang akan didapat. Hal ini dikarenakan masing-masing pilihan memiliki risk dan benefit yang berbeda.
Jadi tidak wajib untuk semua ibu hamil harus di c-section selama pandemi, karena melahirkan normal pun masih memungkinkan.
Namun kembali lagi tergantung dari ibu hamil itu sendiri, berapa lama ibu mau menunggu melahirkan di RS misalnya, tergantung diskusi pasien dan dokternya. Jadi tidak harus langsung c-section ya, Moms.
Baca Juga: Saya Berjuang di Tengah Pandemi CoVID-19 dengan Kondisi Hamil Tua dan LDR dengan Suami
5. Apakah Ibu Hamil Positif COVID-19 Bisa Menularkan ke Bayi?
Foto: Orami Photo Stock
“Karena COVID-19 merupakan penyakit baru dan menurut penelitian juga, sejak akhir Desember muncul hingga akhir Maret, belum ada bukti ibu hamil bisa menularkan COVID-19 ke bayi,” terang dr. Darell.
Penelitian Obstetrics & Gynaecology menyatakan bahwa dari penelitian terhadap beberapa ibu yang melahhirkan tidak ada kasus penularan vertikal yang dilaporkan.
Namun mulai ada penelitian yang menunjukkan kemungkinan penularan. Jadi jika berbicara penularan dari ibu ke bayi, masuk kategori mungkin bisa.
6. Protokol Khusus Menangani Proses Melahirkan selama Pandemi
Foto: gulfnews.com
Hal ini kembali lagi tergantung dari kebijakan masing-masing rumah sakit, seperti apa sistem yang diterapkan. Selain itu juga tergantung kesediaan Alat Pelindung Diri (APD) dari rumah sakit tersebut.
“Secara umum, rumah sakit di Indonesia tidak wajib jika ibu negatif COVID-19. Jika ibu tidak memiliki gejala, maka melakukan prinsip umum saja, seperti memakai masker, menjaga jarak, menghindari keramaian, dan mencuci tangan setiap melakukan kontak,” tutup dr. Darell.
Nah, sekarang Moms sudah lebih tenang bukan untuk melahirkan di rumah sakit selama pandemi? Selamat mempersiapkan diri ya, Moms!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.