23 Februari 2021

Mengenal Motif Tie Dye dan Cara Sederhana Membuatnya di Rumah

Cara membuat tie dye ternyata mudah, namun perlu dirawat dengan baik

Jika Moms adalah salah satu orang yang selalu mengikuti perkembangan fashion, maka Moms pasti sadar bahwa motif tie dye kini kembali naik daun.

Di berbagai media sosial sekarang banyak anak muda yang memamerkan kemampuan mereka dalam berkreasi untuk menciptakan motif tie dye yang bagus pada pakaian mereka.

Tie dye adalah metode pencelupan dengan tangan di mana pola-pola warna dihasilkan pada kain dibuat dengan mengumpulkan banyak bagian kecil dari bahan dan mengikatnya erat-erat dengan tali sebelum kemudian dibenamkan ke dalam bak pencelup.

Motif tie dye akan tercipta karena pewarna gagal menembus bagian yang telah diikat. Setelah kering, kain dilepaskan ikatannya untuk memperlihatkan lingkaran, titik, dan garis yang tidak beraturan.

Pola beraneka warna dapat dihasilkan dengan pengikatan dan pencelupan berulang dalam warna tambahan.

Metode pewarnaan pakaian ini dalam cukup umum di India dan Indonesia, namun kini juga banyak yang telah disesuaikan dengan mesin.

Baca Juga: Ini 6 Tren Fashion yang Tidak Lekang Dimakan Waktu

Sejarah Singkat Tie Dye

Sejarah Singkat Tie Dye
Foto: Sejarah Singkat Tie Dye

Foto: liveforlivemusic.com

Jika Moms mengira bahwa tie dye berasal dari tahun 1960-an dan diciptakan oleh orang Amerika Serikat, maka Moms salah besar.

Meskipun popularitasnya meningkat di Amerika Serikat selama masa kejayaan kaum hippies, tie dye adalah motif yang berasal dari Asia kuno.

Selain itu, meskipun di Amerika Serikat sendiri tie dye menjadi populer selama era hippie, sebenarnya pewarna itu telah menjadi bagian dari budaya Amerika sejak 1920-an.

Rasanya desain tie dye tidak pernah ketinggalan zaman dan belakangan ini popularitasnya terus meningkat.

Mengutip artikel dari The Adair Group, bukti tertulis paling awal tentang pewarna ikat berasal dari Cina dan Jepang.

Proses ini digunakan selama Dinasti T'ang di Cina dan Periode Nara di Jepang sejak abad ke-6.

Orang-orang menggunakan pewarna alami dari buah beri, daun, akar, dan bunga untuk mewarnai pakaian.

Bahan alami ini direbus, lalu kainnya direndam dalam air panas yang diwarnai untuk mendapatkan warna baru.

Namun, sejak abad ke-6 di India, orang mempraktikkan sejenis pewarna ikat yang dikenal sebagai Bandhani.

Proses ini melibatkan penggunaan benang untuk mengikat potongan-potongan kecil kain dengan pola yang rumit sebelum mencelupkan kain ke dalam pewarna.

Jenis pewarnaan ikat ini masih dilakukan sampai sekarang.

Sementara itu di Amerika Serikat, tie dye pertama kali menjadi populer pada periode yang dikenal sebagai Roaring '20s.

Motif ini tetap populer selama masa The Great Depression sebagai cara bagi orang untuk mendekorasi rumah dan pakaian mereka dengan murah.

Kemudian pada tahun 1960-an, tentu saja, popularitasnya meningkat berkat kaum hippie karena tie dye berfungsi sebagai cara sederhana dan murah untuk mengekspresikan kreativitas.

Kaum hippies ingin sekali lepas dari norma sosial yang ketat di tahun 1950-an, dan pewarna tie dye adalah simbol dari kebebasan.

Ketika bintang-bintang besar seperti Janis Joplin dan Jerry Garcia mulai mengenakan tie dye, kaum muda Amerika dengan cepat mengikuti tren tersebut dan akhirnya menjadi salah satu penampilan paling ikonik pada periode waktu tersebut.

Memasuki tahun 1980-an pun, para desainer mulai memasukkan tie dye ke dalam peragaan busana mereka.

Jenis pewarna baru yang beredar di pasaran selama tahun 1980-an memiliki daya tahan yang jauh lebih besar, dan menawarkan variasi corak dan warna yang lebih banyak.

Saat ini, tie dye tetap populer seperti sebelumnya dan mereka hadir dalam berbagai warna dan gaya.

Dari pusaran berwarna cerah hingga pastel yang lebih lembut dan dengan bentuk motif yang cocok untuk hampir semua orang.

Baca Juga: Tetap Modis, Ini 5 Supermodel Indonesia yang Sudah dan akan Menjadi Supermom

Cara Membuat Tie Dye pada Kaos Putih

Cara Membuat Tie Dye pada Kaus Putih
Foto: Cara Membuat Tie Dye pada Kaus Putih

Foto: patchpuppy.com

Untuk membuat kaos dengan motif tie dye sebetulnya tidaklah rumit. Apalagi karena tampilannya yang bisa dikreasikan, Moms bisa mendapatkan motif kaos yang tidak ada duanya dengan orang lain.

Namun, Moms mungkin perlu mengeluarkan biaya lebih jika ingin menggunakan lebih banyak warna.

Jangan khawatir, Moms juga bisa menggunakan hanya satu jenis pewarna untuk tie dye. Begini cara membuat tie dye pada kaos putih dengan motif spiral:

Alat dan Bahan:

  • Kaos putih polos, usahakan yang terbuat dari bahan katun 100 persen atau kombinasi 50 persen kain katun dan 50 persen kain polyester.
  • Pewarna pakaian dalam bentuk bubuk yang bisa Moms beli di toko tekstil atau toko alat kerajinan. Jika Moms ingin berhemat, maka cukup beli tiga warna dasar yakni merah, kuning, dan biru. Pasalnya ketiga warna ini bisa Moms kombinasikan untuk membuat warna lain seperti oranye, ungu, dan hijau.
  • Karet gelang atau tali untuk mengikat kaos.
  • 4 liter air hangat.
  • 250 ml soda abu.
  • Kantong plastik atau zip lock untuk membungkus kaos.
  • 1 pasang sarung tangan lateks.
  • Karton atau kardus untuk mencegah permukaan lantai atau meja kotor.
  • Botol saus dengan moncong lancip untuk tempat pewarna.

Cara Membuat:

  1. Siapkan dahulu alas dan kaos yang akan dibuat menjad tie dye shirt
  2. Bentangkan kaos di atas permukaan yang rata dan bersih, di meja atau lantai. Jangan lupa untuk menggunakan kardus atau karton sebagai lapisan pelindung.
  3. Untuk mendapatkan motif spiral, cubit bagian tengah kaos dan putar secara perlahan untuk membentuk spiral. Sambil memutar kaos, Moms perlu menekan bagian pinggiran supaya tetap rata.
  4. Jika sudah membentuk spiral sempurna, ikat kaos dengan karet gelang. Bagi kaos menjadi 8-10 bagian dengan menggunakan karet atau tali.
  5. Kini waktunya mewarnai kaos dengan pewarna yang sudah dilarutkan. Moms bisa segera memberikan warna pada setiap bagian kaos yang sudah dibagi tadi. Di sini Moms bisa berkreasi mengenai warna-warna apa saja yang diinginkan.
  6. Jika sudah, maka masukkan kaos tie dye tadi ke dalam kantong plastik atau zip lock dan diamkan warna meresap hingga 24 jam.
  7. Jika sudah, maka Moms bisa melepas karet gelang dari kaos tie dye dan segera bilas dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa pewarna yang masih menempel.
  8. Jika sudah tak ada sisa warna yang menempel, maka jemur hingga kering dan kaos tie dye siap Moms kenakan.

Tak hanya pada kaos, Moms juga bisa mengaplikasikannya pada sweater atau hoodie.

Namun, jika pakaiannya berwarna selain putih, maka pewarna tersebut diganti dengan produk pemutih pakaian.

Baca Juga: Sepele Tapi Penting! Ini 5 Fashion Item untuk Ibu Hamil

Lantas, Apa Rekomendasi Pewarna untuk Tie Dye?

Lantas, Apa Rekomendasi Pewarna untuk Tie-Dye
Foto: Lantas, Apa Rekomendasi Pewarna untuk Tie-Dye

Foto: parade.com

Cat warna pakaian adalah salah satu komponen yang cukup penting dalam membuat motif tie dye. Karena eksperimen ini akan mengecewakan jika Moms salah memilih produk pewarna untuk produk tie dye.

Bisa saja karena produknya tidak menghasilkan warna yang bagus atau kurang memuaskan, atau karena produknya berbahaya.

Supaya Moms memiliki kaos tie dye dengan warna yang bagus, berikut ini rekomendasi pewarna untuk tie dye dari yang buatan hingga yang menggunakan bahan organik:

1. Pewarna Buatan

Beberapa merek yang cukup sering digunakan dan memiliki kualitas yang baik, antara lain:

  • Wantex

Ini adalah salah satu merek pewarna pakaian yang cukup populer karena punya kualitas warna yang cukup tajam. Produk ini juga memiliki harga yang lebih terjangkau dan mudah dicari. Moms bisa memilih hingga 36 varian warna yang berbeda.

  • Dylon

Jika wantex memiliki 36 jenis warna, maka Dylon hanya memiliki 20 varian warna berbeda. Namun, Dylon memiliki sifat warna permanen yang tidak akan mudah pudar untuk jangka waktu lama. Moms kini bisa mendapatkannya di toko daring supaya lebih mudah.

2. Pewarna Alami

Sementara itu, ada juga beberapa bahan alami yang bisa Moms gunakan sebagai pewarna untuk tie dye, antara lain:

  • Kunyit

Jika Moms menginginkan sentuhan warna kuning untuk kaos tie dye yang akan dibuat, maka Moms bisa memilih kunyit.

Pigmen warna kuning yang disebut kurkuminoid pada kunyit juga dikenal mudah menempel di permukaan kain.

Cara membuat kunyit menjadi pewarna pakaian juga mudah, Moms hanya perlu merebus dan mengaduk parutan kunyit yang sudah dicampur dengan air secukupnya.

Jika sudah, maka Moms bisa masukkan kain yang telah direndam air dingin ke dalam panci sambil diaduk beberapa menit sampai warna kain merata dan kemudian dikeringkan.

  • Kulit Manggis

Warna ungu adalah salah satu warna favorit untuk tie dye, dan bahan alami yang bisa Moms coba untuk mendapatkan warna ini adalah kulit manggis.

Moms bisa menumbuk kulit manggis hingga halus dan kemudian dicampur dengan larutan etanol. Jika sudah kering, maka bahan alami ini siap digunakan.

  • Daun Bayam

Jika Moms menginginkan warna hijau, maka pigmen warna hijau yang ada di klorofil daun bayam bisa memberikan efek warna hijau alami yang indah pada kain.

Untuk menggunakannya, metode yang digunakan tak jauh beda dengan kunyit.

Namun, proses pencelupan atau pewarnaan harus dilakukan beberapa kali sampai mendapatkan warna yang Moms inginkan.

Moms juga perlu menggunakan kain yang dibuat dari serat alami, seperti kain katun dan sutra supaya mendapatkan hasil terbaik. Untuk memperkuat warna, Moms juga bisa menggunakan cuka dan garam.

Baca Juga: Agar Pakaian Lebih Awet, Ketahui Arti Simbol pada Label Pakaian

Tips Merawat Baju Tie Dye Supaya Warnanya Tidak Cepat Pudar

Tips Merawat Baju Tie-Dye Supaya Warnanya Tidak Cepat Pudar
Foto: Tips Merawat Baju Tie-Dye Supaya Warnanya Tidak Cepat Pudar

Foto: kiddomag.com.au

Seperti baju berwarna pada umumnya, ada perawatan khusus yang harus dilakukan jika Moms tak ingin kaos tie dye cepat pudar warnanya.

Meski memerlukan perawatan khusus, tetapi umumnya perawatan ini tidak sulit untuk dilakukan. Ini tipsnya:

1. Pisahkan dengan Pakaian Lain Saat Dicuci

Kaos tie dye ini perlu dipisahkan dari pakaian lain karena kaos tie dye berpotensi luntur dan bisa menyebabkan pakaian lain kena lunturannya, begitu juga sebaliknya.

2. Cuci dengan Tangan

Tak hanya untuk mencegah kerusakan akibat dicuci dengan mesin, dengan mencuci dengan tangan, maka Moms bisa mengontrol penggunaan deterjen.

Pasalnya, deterjen yang digunakan dapat berpotensi untuk membuat pewarna pada kaos menjadi luntur dan lama-kelamaan menghilang.

3. Cuci dengan Lembut

Jangan mengucek dan memeras pakaian tie dye terlalu keras pasalnya ini bisa merusak serat pada kain kaos dan membuat warnanya luntur.

Cukup cuci dengan direndam dan dicelup lalu angkat secara berulang.

4. Gunakan Sikat Kecil

Jika ada noda membandel pada kaos tie dye, maka gunakan sikat kecil seperti sikat gigi untuk menghilangkan noda tersebut.

Cara ini lebih aman dan tidak akan merusak serat kain pakaian.

5. Jangan Dijemur Langsung di Bawah Sinar Matahari

Jika sudah membilas kaos dengan air bersih, maka keringkan dengan cara diangin-anginkan saja.

Jangan menjemurnya langsung di bawah sinar matahari karena panasnya matahari bisa menyebabkan warna menjadi rusak dan semakin pudar.

Itulah informasi mengenai cara membuat tie dye, jenis pewarna untuk tie dye dan tips merawatnya. Selamat mencoba ya Moms!

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.