24 Juni 2024

Museum Gedung Sate: Sejarah, Fasilitas, dan Cara Berkunjung

Dilengkapi teknologi media interaktif yang mumpuni
Museum Gedung Sate: Sejarah, Fasilitas, dan Cara Berkunjung

Foto: museum.co.id

Museum Gedung Sate menjadi salah satu tempat wisata sejarah yang terkenal di Kota Bandung.

Beda dengan museum lain yang kental dengan nuansa kuno, museum ini ini justru dilengkapi dengan teknologi media interaktif yang kekinian.

Maka tak heran jika para wisatawan tak ingin melewatkan berlibur ke tempat bersejarah ini.

Penasaran dengan isi museum dan kecanggihannya?

Yuk, simak informasi selengkapnya tentang Museum Gedung Sate berikut ini!

Baca Juga: Museum Bali: Lokasi, Tiket Masuk, dan Koleksi di Dalamnya

Sejarah Museum Gedung Sate

Museum Gedung Sate
Foto: Museum Gedung Sate (Google.com/Maps/christian sumanto)

Museum Gedung Sate adalah museum yang dibandung khusus untuk menjelaskan gaya arsitektur dan nilai sejarah dari Gedung Sate.

Museum Gedung Sate beralamat di Jl. Diponegoro Nomor 22, Citarum, Bandung Wetan, Kota Bandung.

Lokasinya berada satu wilayah dengan Gedung Sate, tepatnya di bagian belakang gedung dekat lapangan tenis.

Salah satu tujuan dibangunnya museum ini dilatarbelakangi oleh Gedung Sate yang menjadi lambang Jawa Barat dengan nilai sejarah tinggi.

Sama seperti namanya, Gedung Sate memiliki ciri khas berupa ornamen tusuk sate dengan 6 bulatan yang menancap pada menara sentralnya.

Ornamen tersebut menjadi penanda atau markah tanah Kota Bandung yang terkenal hingga ke seluruh Indonesia.

Pembangunan gedung ini dirintis sejak tahun 1920.

Pada masa Hindia Belanda, Gedung Sate disebut dengan Gouvernements Bedrijven (GV).

Baca Juga: Museum Basoeki Abdullah: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket

Peletakan batu pertama dilakukan oleh putri sulung Wali Kota Bandung, yakni Johanna Catherina Coops.

Ada pula B. Coops dan Petronella Roelofsen yang turut mendampingi mewakili Gubernur Jenderal di Batavia.

Arsitektur Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Ir. J. Gerber yang dilengkapi dengan sentuhan maestro arstitek Belanda Dr. Hendrik Petrus Berlage.

Maka tak heran hasil gedungnya pun sangat megah dan kokoh dengan nuansa wajah tradisional Nusantara.

Dalam kurun waktu 4 tahun, tepatnya pada bulan September 1924, gedung berwarna putih ini selesai dibangun.

Khusus untuk Museum Gedung Sate diresmikan pada tanggal 8 Desember 2017 oleh Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat pada saat itu.

Kokohnya bangunan Gedung Sate yang masih berdiri tegak hingga saat ini tak lepas dari bahan dan teknis konstruksi yang digunakan.

Struktur bangunan Gedung Sate tersusun dari bebatuan ukuran besar yang diambil dari kawasan perbukitan batu di Bandung Timur.

Moms bisa melihatnya secara asli dari penampakan dinding yang sengaja dikupas pada salah satu sudut museum.

Baca Juga: Museum Mandala Bhakti, Museum Koleksi Militer di Semarang

Fasilitas Museum Gedung Sate

Koleksi Museum Gedung Sate
Foto: Koleksi Museum Gedung Sate (Disbudpar.bandung.go.id)

Museum Gedung Sate terletak di lantai dasar.

Museum ini berisi berbagai macam koleksi seni tentang Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat.

Moms bisa melihat contoh batu kali, batu gelas, dan batu Swedia yang menjadi bahan utama pembangunan Gedung Sate.

Jauh dari kesan kuno khas museum pada umumnya, Museum Gedung Sate disajikan secara kekinian dan modern.

Museum ini mengusung konsep "Smart Museum" yang memberikan pengalaman baru bagi pengunjung melalui teknologi digital.

Kronologi sejarah Kota Bandung hingga pembangunan gedung bersejarah ini terpampang dengan jelas di bagian dinding museum.

Informasi sejarahnya secara lengkap ditampilkan dalam bentuk grafis melalui interactive glass.

Setiap pengunjung akan ditemani oleh seorang edukator bersertifikasi yang akan memandu saat melihat sejarah Gedung Sate.

Di sini juga terdapat Ruang Audio Visual yang menayangkan film pendek tentang sejarah.

Menonton film di ruang teater mini ini tak kalah menarik seperti menonton di bioskop, lho!

Tepat di ruangan sebelahnya, terdapat teknologi Augmented Reality (AR) yang menceritakan pembangunan Gedung Sate.

Tiap pengunjung diberikan kesempatan untuk memakai kacamatan AR untuk mendapatkan gambaran tiga dimensi tentang Gedung Sate.

Baca Juga: Museum Tubuh di Jawa Timur, Cocok untuk Wisata Edukasi Anak

Setiap lorongnya pun dilengkapi dengan Interactive Floor yang bercahaya.

Menariknya lagi, ada wahana Virtual Reality 3D Gedung Sate yang dilengkapi dengan keranjang balon terbang.

Moms akan merasakan seperti sedang mengelilingi Gedung Sate dengan balon udara, lho!

Museum ini juga menyediakan berbagai merchandise unik yang bisa dibeli untuk oleh-oleh Bandung bagi keluarga tersayang.

Keindahan Gedung Sate juga terlihat dari taman-taman di sekeliling gedung yang terpelihara dengan baik.

Maka tak heran jika Museum Gedung Sate selalu diminati wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Tempat wisata sejarah kekinian ini juga sering dijadikan lokasi kegiatan, syuting video, tempat foto keluarga, hingga lokasi prewedding.

Bagi para generasi muda, tentu tidak ada alasan lagi untuk melewatkan liburan sambil belajar ke Museum Gedung Sate.

Baca Juga: 10 Tempat Wisata Malam di Bandung yang Wajib Dikunjungi!


Cara Berkunjung ke Museum Gedung Sate

Gedung Sate
Foto: Gedung Sate (Tempatwisatamu.com)

Sebelum berkunjung ke Museum Gedung Sate, pastikan untuk mengetahui jam operasionalnya terlebih dahulu, ya.

Tempat wisata sejarah di Bandung ini buka dari hari Selasa sampai Sabtu mulai pukul 09.30 sampai 16.00 WIB.

Akses menuju Museum Gedung Sate terbilang mudah karena berada di pusat kota.

Jarak dari Bandar Udara Husein Sastranegara hanya terpaut 5,4 km.

Moms yang naik kereta dari Stasiun Bandung pun tak perlu khawatir karena jaraknya cukup dekat, hanya 2,9 km untuk sampai ke museum.

Museum ini juga dapat dicapai dari Terminal Leuwipanjang sekitar 7,2 km dari museum.

Jika berangkat naik kendaraan dari arah Pasteur, arahkan tujuan ke Jalan Dr. Djunjunan kemudian ke Flyover Pasupati.

Lanjutkan perjalanan ke Jalan Surapati hingga Jalan Sentot Alibasjah menuju Jalan Diponegoro.

Baca Juga: 11 Rekomendasi Wisata Anak di Bandung, Menyenangkan!

Jika sudah berada di sekitaran Gedung Sate, masuklah dari gerbang timur yang ada di Jalan Cimandiri.

Namun, pastikan Moms sudah melakukan reservasi minimal sehari sebelum jadwal kunjungan.

Reservasi dapat dilakukan melalui nomor WhatsApp 0877-0833-592 atau Instagram Museum Gedung Sate.

Isi formulir yang diberikan dan pilih waktu kunjungan pada pagi atau siang hari.

Pengunjung yang tidak melakukan reservasi tidak diperkenankan masuk ke area museum.

Setelah tiba di lokasi, jangan lupa daftar ulang sebelum masuk, ya.

Lakukan registrasi dan pembelian di loket tiket yang tersedia.

Biaya tiket masuk Museum Gedung Sate adalah Rp5.000 per orang untuk pengunjung usia 3 tahun ke atas.

Setelah membayar tiket, petugas akan memberikan gelang penanda sebagai akses masuk ke dalam museum.

Pastikan untuk tidak membawa makanan dan minuman ke dalam museum, ya.

Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan museum agar tetap memberikan kenyamanan.

Wisata Dekat Museum Gedung Sate

Teras Braga
Foto: Teras Braga

Bandung, kota yang dijuluki Kota Kembang, selalu memikat hati para wisatawan dengan beragam pesonanya.

Dari wisata alam yang indah hingga kuliner yang memanjakan lidah, Bandung menawarkan pengalaman tak terlupakan.

Jika Moms hendak mencari tempat wisata dekat Museum Gedung Sate, bisa coba mengunjungi beberapa tempat di bawah ini.

1. Lapangan Gasibu: Bersejarah dan Modern

Tepat di seberang Gedung Sate yang ikonik, Moms bisa mengunjungi Lapangan Gasibu.

Lapangan ini tak hanya menjadi saksi bisu sejarah Bandung, tapi juga menjadi tempat favorit bagi warga untuk berolahraga dan bersantai.

Di pagi hari, Lapangan Gasibu ramai dengan berbagai jajanan tradisional.

Terlebih bagi Moms pecinta olahraga, trek lari di sekitar lapangan yang dikelilingi pepohonan rindang menawarkan suasana yang menyegarkan.

Baca Juga: Wisata D’DieuLand di Bandung, Ide Liburan Akhir Tahun!

2. Taman Lansia: Oase Sejuk di Tengah Kota

Bersebelahan dengan Gedung Sate, Taman Lansia hadir sebagai oase sejuk di tengah hiruk pikuk kota.

Taman ini dijuluki Taman Lansia karena banyaknya lansia yang memanfaatkan jalur setapak batu di taman untuk refleksi kaki.

Suasana teduh dan asri di taman ini menjadikannya tempat yang ideal untuk bersantai, membaca buku, atau sekadar menikmati udara segar.

Taman Lansia buka 24 jam sehari dan tidak dipungut biaya masuk.

3. Jalan Braga: Menelusuri Jejak Sejarah dan Budaya

Kunjungan ke Bandung tak lengkap tanpa menjelajahi Jalan Braga.

Sebagai wisata dekat Museum Gedung Sate, kawasan bersejarah ini dihiasi dengan berbagai bangunan bergaya kolonial Belanda yang menawan.

Di sepanjang jalan, Moms dapat menemukan deretan kafe, restoran, dan toko yang menawarkan berbagai pilihan menarik.

Jalan Braga menjadi tempat yang sempurna untuk berfoto, mencicipi kuliner khas Bandung, dan merasakan atmosfer unik kota kembang.

Itu dia informasi lengkap seputar Museum Gedung Sate, dari sejarah hingga cara pembelian tiketnya.

Museum ini membuat aktivitas belajar sejarah jadi menyenangkan, ya Moms!

  • https://museum.kemdikbud.go.id/museum/profile/museum+gedung+sate
  • https://jabarprov.go.id/layanan/museumgedungsate
  • https://museum.co.id/directory-museum/listing/museum-gedung-sate-bandung-wetan/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.