06 Maret 2024

6 Ragam Pakaian Adat Banjar dan Atributnya, Yuk Kenali!

Memiliki atribut busana yang unik dan khas

Suku Banjar merupakan salah satu etnis asli Kalimantan, tepatnya Kalimantan Selatan. Selain memiliki adat istiadat dan bahasa yang unik, pakaian adat Banjar juga menarik untuk dikulik lho.

Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010, orang suku Banjar di Indonesia berjumlah 4,1 juta jiwa. Sekitar 2,7 juta orang Banjar tinggal di Kalimantan Selatan, 1 juta orang Banjar tinggal di wilayah Kalimantan lainnya, serta 500 ribu orang Banjar lainnya tinggal di luar Kalimantan

Lantas, bagaimana bentuk busana adat suku mayoritas yang mendiami Kalimantan Selatan tersebut?

Baca Juga: 5 Jenis Pakaian Adat Kalimantan Timur dan Keunikannya, Yuk Cari Tahu!

Ragam Pakaian Adat Banjar dan Atributnya

Pakaian Adat Banjar
Foto: Pakaian Adat Banjar (BPMI Setpres/Muchlis Jr)

Merangkum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pakaian adat Banjar terbagi atas busana adat laki-laki dan busana adat perempuan, di antaranya:

1. Baju Taluk Balanga

Pakaian Adat Banjar (Orami Photo Stock)
Foto: Pakaian Adat Banjar (Orami Photo Stock)

Baju taluk balanga merupakan busana laki-laki suku Banjar berbentuk kemeja bertangan panjang. Leher baju bundar tanpa kerah, di mana bagian leher berbelah sampai ke dada.

Panjang belahan biasanya menyesuaikan tinggi badan si pemakai.

Sekeliling leher baju bagian dalam sampai ke belahan dibagian dada diberi lapisan kain yang sama dengan bahan baju.

Sementara bagian dada yang terbelah diberi kancing sebanyak 3 buah, dan dijahit di belahan sebelah kanan. Sedangkan di belahan sebelah kiri dibuat lubang kancing yang juga berjumlah 3 buah.

Pakaian adat Banjar taluk balanga dibuat dari bermacam-macam bahan seperti kain kaci, satin, dan cita patis palos. Untuk warna baju terdiri dari putih, biru muda, biru langit, atau kuning babanyun atau kuning muda.

2. Baju Jas Tutup

Pakaian Adat Banjar (Orami Photo Stock)
Foto: Pakaian Adat Banjar (Orami Photo Stock)

Berbeda dengan baju taluk balanga, pakaian adat Banjar berupa jas tutup tampak lebih formal.

Busana adat ini umumnya dikenakan oleh orang dewasa laki-laki suku Banjar, untuk menghadiri rangkaian upacara adat.

Contohnya, menyambut tamu-tamu terhormat, menghadiri pesta-pesta besar, dan berbagai kegiatan upacara lainnya.

Baju jas tutup serupa dengan jas pada umumnya. Bentuk lehernya bundar, memakai kerah kecil dan tegak. Lengan bajunya panjang sampai ke bagian atas telapak tangan.

Di bagian ujung tangan kiri dan kanan baju terdapat kancing masing-masing tiga buah.

Kantong baju berjumlah tiga buah, satu kantong terdapat di bagian kiri dada, dua kantong lainnya di bagian bawah depan kiri dan kanan.

Bagian depan jas terbelah. Pada belahan sebelah kanan terpasang kancing sebanyak lima buah. Sementara belahan kiri terdapat lubang kancing sebanyak lima biji.

Kancing-kancing ini berguna untuk merapatkan atau menutup baju.

Bahan yang digunakan untuk baju jas tutup adalah kain lena, kain ekstrimin dan jenis kain lainnya yang agak tebal seperti kain wol dan belini.

Pilihan warna baju terdiri dari putih, krem, kuning gading, dan cokelat muda.

Baca Juga: 7 Pakaian Tradisional Korea, Bisa Dipakai Wisatawan!

3. Baju Kurung Basisit

Pakaian Adat Banjar (Orami Photo Stock)
Foto: Pakaian Adat Banjar (Orami Photo Stock)

Pakaian adat Banjar untuk perempuan berupa baju kurung basisit yang biasanya dikenakan remaja dan dewasa.

Bagian depan baju kurung basisit tidak berbelah. Lengannya panjang sampai ke batas telapak tangan, dan semakin ke bawah semakin mengecil bentuknya.

Leher baju bundar dan di bagian belakang dibelah sedikit. Belahan itu berguna untuk memasukkan tali pengikat yang terdapat di bagian leher baju.

Leher baju yang tadinya longgar, akan pas di leher setelah setelah disisit. Panjang baju sampai di bawah lutut, dan sekeliling bagian bawah baju diberi hiasan benang emas.

Sama halnya dengan bagian leher, bagian ujung pergelangan tangan juga diberi tali atau karet.

Bahan dalam membuat baju kurung basisit adalah kain sutra, satin, kain sasirangan dan kain lain yang kualitasnya seperti sutra.

Sebagian besar warnanya terdiri dari warna-warna muda seperti merah muda, ungu muda, hijau muda, kuning muda, biru muda, krem, dan putih.

4. Salawar Panjang

Pakaian Adat Banjar (Orami Photo Stock)
Foto: Pakaian Adat Banjar (Orami Photo Stock)

Pasangan baju taluk balanga adalah salawar atau celana batik yang panjangnya sampai ke mata kaki. Bentuknya sangat sederhana dan tidak memakai kantong.

Pada bagian pinggang terdapat tempat untuk memasukkan tali. Bahan salawar terbuat dari tapih bahalai atau kain batik tulis yang berasal dari Pekalongan atau Solo.

Sementara pasangan baju jas tutup adalah salawar panjang tidak bersaku. Bahannya sama dengan bahan baju, begitu pula dengan warnanya.

5. Tapih

Pakaian Adat Banjar
Foto: Pakaian Adat Banjar (Wikimedia Commons)

Pasangan dari pakaian adat Banjar untuk perempuan adalah tapih atau sarung yang dibentuk seperti rok.

Baju kurung basisit dapat dipadukan dengan beragam tapih seperti tapih lasam, tapih pegatan, dan tapih air guci.

Tapih batik lasam diproduksi di Jawa. Sementara tapih pegatan adalah sarung khas kota Pegatan, yang ditenun oleh wanita Bugis dengan alat tenun tradisional.

Lalu, tapih air guci terbuat dari kain beludru dengan berbagai macam warna dan motif.

Tapih dipakai tanpa menggunakan babat atau stagen. Jadi hanya dibelitkan di pinggang, kemudian ditutup dengan baju.

6. Tutup Kepala

Pakaian Adat Banjar (Orami Photo Stock)
Foto: Pakaian Adat Banjar (Orami Photo Stock)

Ketika memakai baju taluk balanga dan salawar batik, pria suku Banjar juga mengenakan penutup kepala berupa kopiah atau peci khas Padang, atau kopiah beludru hitam.

Bentuknya agak rendah dibandingkan dengan kopiah pada umumnya. Ketika tidak dipakai, kopiah dilipat, lalu disimpan di dalam kantong.

Atribut penutup kepala untuk baju jas tutup adalah laung tajak siak yang terbuat dari kain segitiga. Tinggi segitiga disesuaikan dengan tinggi laung yang dinginkan.

Laung Banjar atau tajak siak ini mirip dengan laung Melayu, namun tidak sertinggi atau selancip laung Melayu.

Mengikatnya pun dengan cara khusus. Lapisan luar ditarik ke depan sehingga membentuk sebuah lekukan, seperti sebuah kelopak. Sedangkan bagian depan waktu dipakai tetap tegak.

Bahan yang dibuat jadi laung ada bermacam-macam, seperti kain tenun pegatan, kain beludru dan jenis kain lainnya yang berbahan

keras.

Baca Juga: Nikmat, 14 Makanan Khas Kalimantan yang Wajib Moms Coba

Itulah dia pakaian adat Banjar beserta atributnya yang beberapa di antaranya dipengaruhi oleh budaya luar seperti Jawa dan Melayu.

  • https://media.neliti.com/media/publications/49956-ID-kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.pdf
  • http://repositori.kemdikbud.go.id/12698/1/PAKAIAN%20ADAT%20TRADISIONAL%20DAERAH%20KALIMANTAN%20SELATAN.pdf

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.