Pakaian Adat Suku Sasak, Jadi Daya Tarik Wisatawan!
Masyarakat pulau Lombok didominasi oleh suku sasak. Apakah Moms tahu tentang pakaian adat suku sasak?
Tak heran, kalau budaya di tempat ini juga sangat dipengaruhi oleh suku ini. Salah satunya adalah pakaian adat suku sasak.
Pakaian adat suku sasak dibagi menjadi dua, untuk wanita dan pria.
Sebutannya juga berbeda, pakaian adat suku sasak wanita adalah Lambung, sementara pria yaitu Pegon.
Mari cari tahu lebih lanjut tentang pakaian adat suku Sasak.
Baca Juga: 10 Fakta tentang Pakaian Adat Bali yang Unik dan Sarat akan Makna
Sejarah Pakaian Adat Suku Sasak
Pakaian suku sasak memiliki sejarah yang panjang dan beragam.
Pakaian adat suku sasak terbagi dalam dua bagian, yakni pakaian adat untuk wanita dan pria.
Pakaian adat untuk wanita disebut Pakaian Lambung, sedangkan untuk pria disebut Pakaian Pegon.
Pakaian ini biasanya digunakan pada waktu menyambut tamu dan saat melaksanakan upacara adat, seperti Mendakin atau Nyongkol.
Bentuk pakaian adat ini berupa model kerah berbentuk V yang diberi hiasan pada bagian gigir baju.
Sejarah pakaian suku sasak juga dipengaruhi oleh pengaruh budaya lain, seperti Bali dan Melayu.
Pengaruh Bali dapat dilihat dalam adat istiadat suku sasak, seperti Gendang Beleq, Gamelan Tokol, Perang Topat, dan Cakepung atau Cepung.
Sementara pengaruh Melayu berasal dari pendakwah Islam di gumi sasak, yang mempengaruhi praktik agama Islam Wetu Telu yang unik di suku sasak.
Baca Juga: 6 Pakaian Adat Lampung, Beserta Atributnya yang Bersahaja
Pakaian Adat Suku Sasak di Lombok
Biasanya pakaian adat suku Sasak digunakan untuk acara adat seperti Mendakin atau Nyongkol.
Selain itu, masyarakat suku Sasak juga suka menggunakan pakaian adat ini untuk menyambut kedatangan tamu ke daerahnya.
Moms yang ingin mengenal lebih dalam mengenai pakaian adat suku Sasak Lombok, simak terus artikelnya, ya.
1. Pakaian Adat Suku Sasak Wanita
Pakaian adat suku Sasak untuk wanita disebut Lambung.
Terdiri dari dress hitam tanpa lengan dengan kerah berbentuk huruf “V” dan sedikit hiasan pada kaos gigir.
Pakaian ini menggunakan kain pelung.
Ditambah selendang menjuntai di bahu kanan bermotif ragi yang merupakan jenis khas kain songket sasak, dipadukan dengan ikat pinggang anteng yang dililitkan dan ujungnya berumbai dibuang di pinggang kiri.
Bawahannya memakai kain panjang sampai lutut atau mata kaki dengan pinggiran kain bordir bermotif kotak-kotak atau segitiga.
Pakaian adat Lambung digunakan gadis-gadis Sasak khusus untuk menyambut tamu dan pembawa buah-buahan dalam upacara mendaki atau nyongkol.
Biasanya para wanita Sasak akan menggunakan berbagai aksesoris untuk memperindah penampilannya saat mengenakan lambung.
Sepasang gelang perak ditambahkan untuk aksesori wanita Lombok. Sowang (anting) berbentuk bulat terbuat dari daun lontar.
Kemudian Rambut diikat rapi dan sebagai aksen terselip bunga mawar dan krisan, atau bisa juga disanggul dengan model plotet punjung.
Penggunaan endit atau pending yaitu berupa rantai perak yang berfungsi sebagai ikat pinggang, onggar-onggar atau hiasan bunga emas yang diselipkan di bagian konde.
Terdapat juga ketip yang terbuat dari uang logam emas dan perak yang dibentuk dari bros dan kalung.
Baca Juga: 10 Pakaian Adat Jawa Tengah, Anggun dan Berkelas
2. Pakaian Adat Suku Sasak Pria
Pakaian adat suku sasak disebut Pegon yang mendapat pengaruh dari busana eropa.
Berbeda dengan pakaian Sasak lainnya yang terbuat dari kain songket, pegon menggunakan kain biasa berwarna gelap, kemungkinan pegon merupakan hasil akulturasi dengan tradisi Jawa.
Pegon digunakan khusus untuk upacara adat dan bangsawan suku Sasak.
Bagi masyarakat biasa, pria Sasak memakai baju lengan panjang yang terbuat dari kain pelung berwarna terang.
Untuk bawahannya, pria Sasak menggunakan wiron atau imut. Wiron berbahan batik Jawa dengan motif jaket nangka atau kain pelung hitam.
Cara menggunakannya sama seperti kain di Jawa atau Sunda yang menjuntai sampai mata kaki.
Namun, untuk penggunaan wiron tidak diperkenankan menggunakan kain polos berwarna merah atau putih.
Baca Juga: 10 Pakaian Adat Sumatera Barat yang Perlu Dikenal
Bisa juga digunakan kain tenun dengan motif tapo kemalo dan songket dengan motif serat penginang.
Hindari penggunaan kain putih dan merah polos. Wiron atau Imut yang ujungnya lurus sampai ke kaki bumi berarti tawadduk atau sederhana.
Sebagai hiasan, para pria sasak biasanya menggunakan sapuk atau mahkota.
Aksesoris ini merupakan simbol untuk Tuhan Yang Masa Esa dan menjaga pikiran dari hal-hal kotor atau tidak baik.
Jenis sapuk sendiri dibagi dua Moms, untuk ritual khusus dan sehari.
Untuk penggunaan sehari-hari jenis sapuk yang digunakan berbentuk segitiga sama sisi, sedangkan untuk ritual khusus seperti upacara adat atau ritual khusus biasanya menggunakan sapuk atau perade yang terbuat dari bahan songket dari benang emas.
Pakaian adat suku sasak ini bahkan pernah dikenakan oleh Presiden Joko Widodo pada saat menyampaikan pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR 2019 lalu.
Baca Juga: Keunikan Pakaian Adat Papua dan Jenis-Jenisnya yang Wajib Diketahui
Perkembangan Pakaian Adat Suku Sasak
Seiring perkembangan zaman, pakaian adat suku sasak juga mengalami berbagai perubahan.
Jika sebelumnya masyarakat sasak tidak menggunakan alas kaki, tetapi tidak dengan saat ini.
Biasanya para wanita atau pria suku sasak akan memilih alas kaki berbahan karet atau kulit sesuai dengan kenyamanan mereka masing-masing.
Selain alas kaki, saat ini wanita yang menggunakan jilbab juga sudah diperbolehkan untuk menggunakan pakaian adat ini.
Biasanya hiasan kepala seperti mahkota akan disematkan di jilbab yang digunakan.
Baca Juga: 9 Ragam Pakaian Adat Sumatera Utara dan Ciri Khasnya!
Penggunaan Pakaian Adat Suku Sasak
Pakaian adat suku Sasak memiliki fungsi yang sangat penting dalam budaya dan kehidupan masyarakat Sasak di Lombok.
Pakaian adat ini digunakan untuk berbagai acara, seperti menyambut tamu, upacara adat, dan perayaan kebudayaan.
Pakaian adat Wanita disebut Lambung, yang terdiri dari dress hitam tanpa lengan dengan kerah berbentuk huruf “V” dan sedikit hiasan pada kaos.
Pakaian adat Pria disebut Pegon, yang memiliki model yang sederhana namun menyimpan banyak makna simbolis.
Pakaian adat ini biasanya digunakan pada waktu menyambut kedatangan tamu dan saat tengah melaksanakan upacara adat.
Pakaian adat suku Sasak juga memiliki makna filosofis yang sangat dalam.
Pakaian adat Wanita melambangkan keagungan bagi wanita, ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan pengabdian kepada orang tua, suami, dan masyarakat.
Pakaian adat Pria melambangkan keagungan seorang pria, kesopanan sikap kepada sesama, dan penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pakaian adat suku Sasak juga digunakan sebagai simbol budaya dan identitas etnis.
Pakaian adat ini menarik perhatian banyak orang karena desainnya indah dan memiliki makna filosofis yang dalam.
Dengan demikian, pakaian adat suku Sasak tidak hanya berfungsi sebagai penampilan, tapi juga sebagai simbol budaya dan identitas etnis yang unik.
Baca Juga: 8 Pakaian Adat NTT Sesuai Suku, Punya Ciri Khas yang Unik!
Demikian Moms pengenalan pakaian adat suku sasak Lomok dan juga perkembangannya. Semoga bermanfaat ya.
- https://factsofindonesia.com/how-to-dress-in-lombok
- https://www.indonesia.travel/id/en/destinations/bali-nusa-tenggara/lombok/kidnapping-the-brid-a-traditional-sasak-wedding-in-lombok
- https://lombokbaratkab.go.id/masyarakat-sasak-sebenarnya-rajin/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.