6 Jenis Pakaian Adat Sulawesi Selatan dan Keunikannya
Moms mungkin sudah familiar dengan baju bodo, salah satu pakaian adat Sulawesi Selatan.
Ternyata selain baju bodo khas Makassar, provinsi di bagian selatan Pulau Sulawesi ini punya ragam pakaian adat yang lain.
Masing-masing pakaian adat itu memiliki keunikan dan ciri khas yang mewakili daerah asalnya.
Umumnya, pakaian adat Sulawesi Selatan dikenakan pada acara-acara tertentu, seperti upacara adat dan pernikahan.
Namun, pakaian adat Sulawesi Selatan juga dapat dikenakan untuk acara non formal, seperti pertunjukan seni atau festival hingga acara-acara di sekolah.
Lalu, apa saja pakaian adat Sulawesi Selatan selain baju bodo?
Simak dalam artikel berikut ini.
Baca Juga: 6 Rumah Adat Sulawesi Selatan dan Beragam Keunikannya
Penggunaan Pakaian Adat Sulawesi Selatan
Pakaian adat Sulawesi Selatan digunakan dalam berbagai acara resmi yang mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi masyarakat setempat.
Berikut beberapa acara resmi yang paling sering menggunakan pakaian adat dari provinsi ini:
1. Pernikahan
Pakaian adat seperti Baju Bodo untuk wanita Bugis dan Baju Tutu untuk pria Bugis sering dikenakan dalam upacara pernikahan.
Masyarakat Toraja juga menggunakan Baju Pokko dan Seppa Tallung dalam pernikahan mereka, menambah keindahan dan makna pada acara tersebut.
2. Upacara Adat
Berbagai upacara adat, seperti ritual keagamaan atau perayaan budaya, juga menjadi momen penting untuk mengenakan pakaian adat.
Misalnya, Baju Pattuqduq Towaine dari Suku Mandar sering digunakan dalam upacara tradisional dan pertunjukan seni.
3. Pesta Kematian
Dalam tradisi Toraja, pakaian adat seperti Baju Pokko digunakan dalam pesta kematian sebagai penghormatan kepada yang telah meninggal.
Acara ini merupakan salah satu momen penting dalam budaya Toraja, di mana pakaian adat menjadi simbol penghormatan.
4. Pertunjukan Seni dan Budaya
Acara seni budaya, seperti festival tari atau pertunjukan musik tradisional, juga menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk mengenakan pakaian adat.
Pakaian seperti Baju Labbu dan Seppa Tallung sering terlihat dalam pertunjukan tersebut.
5. Acara Resmi Pemerintahan
Di beberapa daerah, pegawai negeri sipil (PNS) diwajibkan mengenakan pakaian adat pada hari tertentu sebagai bentuk pelestarian budaya.
Misalnya, di Tana Toraja, pemakaian Baju Pokko oleh PNS pada hari tertentu menjadi bagian dari kebijakan pemerintah setempat.
Ragam Pakaian Adat Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan terdiri dari beragam suku, di antaranya Suku Makassar, Suku Bugis, Suku Mandar, Suku Toraja dan beberapa suku lainnya.
Setiap suku memiliki pakaian adat sendiri-sendiri, yang makin memperkaya khasanah budaya provinsi beribukota Makassar ini.
Untuk lebih mengenal ragam pakaian adat Sulawesi Selatan, yuk disimak artikelnya, Moms!
1. Baju Bodo
Baju bodo adalah pakaian adat tradisional Bugis-Makassar.
Baju bodo merupakan penamaan Makassar, sedangkan dalam bahasa Bugis disebut waju ponco.
Baju bodo berbentuk persegi yang tampak seperti balon, berlengan pendek, hanya setengah siku, sesuai dengan namanya baju bodo. Dalam bahasa Makassar berarti baju pendek.
Baju bodo dibedakan menjadi dua menurut panjang bajunya.
Baju bodo pendek sampai pinggang umumnya dipakai para penari, pengantin dan gadis remaja.
Sementara yang panjangnya sampai di bawah betis, dipakai orang dewasa.
Warna baju bodo umumnya berwarna terang dan menunjukkan identitas, usia dan status sosial perempuan yang memakainya.
Misalnya, warna jingga berarti pemakainya berusia 10 tahun, jingga dan merah dipakai anak perempuan berusia 10-14 tahun, merah dikenakan perempuan berusia 17-25 tahun.
Sementara putih dikenakan perempuan dari kelas bawah, hijau untuk kalangan bangsawan dan ungu dipakai seorang janda.
Namun, di masa sekarang pemakaian berdasarkan ketentuan warna perlahan memudar.
Semua kalangan masyarakat dapat memilih warna yang ingin dipakai sesuai selera.
Selain itu, semakin banyak bermunculan baju bodo modern yang modis dengan pilihan warna dan motif beraneka macam.
Saat dikenakan, baju bodo dipadukan sarung tradisional yang disebut lipa' dengan motif kotak-kotak.
Selain itu dilengkapi dengan aksesoris berwarna emas yang terdiri dari hiasan kepala, kalung, gelang dan beragam hiasan lainnya untuk mempercantik pemakainya.
2. Baju Bella Dada
Kalau baju bodo adalah pakaian adat perempuan Bugis-Makassar, pakaian adat para pria Makassar disebut baju bella dada.
Sesuai namanya, baju ini memiliki arti baju dengan belahan pada dada.
Model bajunya berlengan panjang dengan leher berkerah dam dibubuhi kancing berwarna emas atau perak.
Terdapat saku pada bagian kiri dan kanan baju.
Sementara bagian bawah berupa celana yang disebut paroci yang dibalut dengan sarung atau disebut lipa' garusu.
Saat memakai baju ini, para pria Makassar juga mengenakan hiasan penutup kepala bernama passapu'.
Baju bella dada umumnya berupa kain tradisional tanpa motif atau polos dan berwarna terang mencolok seperti merah dan hijau.
Selain hiasan kepala passapu', baju tradisional Makassar ini juga dilengkapi dengan aksesoris seperti gelang, badik, dan hiasan lainnya.
Kaum pria Makassar nenggunakan pakaian ini untuk menghadiri upacara adat, pernikahan, acara kenegaraan ataupun acara formal lainnya.
Baca Juga: 3 Pakaian Adat Sulawesi Barat, Ada Filosofi Bernilai Magis!
3. Baju Labbu
Baju labbu hampir mirip dengan baju bodo.
Bedanya, baju labbu memiliki lengan panjang dan agak ketat dari siku sampai pergelangan tangan.
Tak heran kalau baju labbu dikenal juga sebagai baju bodo panjang. Baju ini umumnya menggunakan kain sutera tipis yang tidak menerawang.
Sama halnya dengan baju bodo, pakaian adat Sulawesi Selatan ini dipadupadankan dengan sarung tradisional atau lipa' bermotif kotak cerah.
Selain itu, juga dilengkapi dengan asesori berupa perhiasan lempeng berwarna emas atau perak.
Dulunya, baju labbu dikenakan oleh para perempuan bangsawan Kerajaan Luwu, namun di masa modern bisa dikenakan perempuan kalangan manapun.
Tak ada ketentuan atau batasan khusus seperti usia ataupun status sosial.
Para perempuan di beberapa daerah di Sulawesi Selatan sering mengenakan pakaian adat ini sebagai busana pengantin dan untuk menghadiri acara-acara adat.
4. Jas Tutu'
Jas tutu' merupakan pakaian adat untuk laki-laki Bugis yang memiliki makna tutup. Sesuai dengan modelnya yang tertutup.
Hampir serupa dengan baju bella dada, jas tutu' bentuknya berupa jas lengan panjang yang dihiasi kancing emas dan lehernya berkerah.
Bagian bawah berupa celana panjang yang dibalut sarung berwarna mencolok, seperti merah, kuning atau hijau.
Pria yang mengenakan baju tutu' juga biasanya menggunakan tutup kepala.
Kalau pada baju bella dada penutup kepala bernama passapu', pada jas tutu' disebut songkok.
Jas tutu' menjadi andalan para pria Bugis untuk dikenakan pada acara-acara formal termasuk upacara adat dan acara kenegaraan.
Baca Juga: 8 Ragam Pakaian Adat Sulawesi Utara, Unik dan Mewah!
5. Baju Pokko'
Baju pokko' adalah sebutan untuk pakaian adat perempuan Tana Toraja. Modelnya berlengan pendek, dengan warna baju dan rok senada.
Baju pokko' umumnya dibuat dari kain polos dengan warna-warna mencolok seperti kuning, merah, oranye, putih dan hitam.
Namun, ada juga yang bermotif tenun khas Toraja.
Saat mengenakannya, baju pokko' dipadupadankan dengan aksesori khas Toraja berupa anyaman manik-manik pada bagian dada dan pinggang yang disebut kandaure.
Begitu juga dengan gelang dan ikat kepala terbuat dari manik.
Baju pokko' umumnya dikenakan para perempuan Toraja untuk upacara adat seperti pernikahan, pesta kematian dan pertunjukan seni tarian ma'gellu.
Untuk acara tidak resmi, biasanya perempuan Toraja memakai baju pokko' tanpa kandaure.
Namun, dilengkapi dengan aksesoris khas Toraja berupa kalung dan gelang yang dibuat dari manik masak.
Sedangkan untuk busana pengantin perempuan Toraja, baju pokko' didesain dengan lebih mewah dengan warna-warna terang seperti emas, silver, biru, putih atau sesuai dengan selera.
Warna kandaure yang dipilih disesuaikan dengan warna baju pokko'. Aksesoris yang dikenakan pun lebih kompleks, terdiri dari hiasan kepala, kalung, gelang dan keris yang disebut gayang.
6. Seppa Tallung Buku
Seppa tallung buku merupakan pakaian adat Sulawesi Selatan untuk pria Toraja. Berupa satu set baju dan celana dengan panjang selutut.
Baju tradisional ini bermotif polos ataupun motif tenun tradisional Toraja dengan warna cerah seperti merah, kuning dan putih.
Saat dikenakan, seppa tallung buku dilengkapi dengan beberapa aksesoris seperti seledang kain, gayang, ikat kepala dan kalung.
Sama halnya dengan baju pokko', seppa tallung buku digunakan saat upacara adat, acara budaya maupun pertunjukan seni seperti tari-tarian khas Toraja.
Lain lagi dengan busana pengantin pria Toraja. Modelnya berupa set baju berlengan panjang, mirip dengan jas tutu' suku Bugis dan kain sepanjang mata kaki.
Baju pengantin pria menggunakan warna-warna terang mencolok, seperti kuning emas, biru, silver dan warna terang lainnya, diselaraskan dengan warna baju pengantin wanita.
Baca Juga: Rumah Adat Toraja Tongkonan, Kenali Keunikan, dan Fungsinya
Itu dia ragam pakaian adat Sulawesi Selatan yang masih dilestarikan hingga sekarang, Moms.
Dengan berkembangnya zaman menjadi semakin modern, pakaian adat ini juga dimodifikasi agar lebih modis dan sesuai dengan tren tanpa melunturkan nilai-nilai aslinya.
Bagaimana, kira-kira ada pakaian adat Sulawesi Selatan yang ingin Moms atau si Kecil coba kenakan?
- http://disbudpar.sulselprov.go.id
- https://museum.maroskab.go.id/2020/10/18/baju-adat-suku-bugis-makassar/
- https://repository.ung.ac.id
- https://tribratanews.polri.go.id/blog/nasional-3/berikut-ciri-khas-dan-karakteristik-baju-adat-sulawesi-selatan-46294
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.