Pandemi Berakhir dalam Waktu Dua Tahun? Ini Kata Kepala WHO
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, memprediksi bahwa virus Corona akan berakhir dalam waktu kurang dari dua tahun.
Dalam pidato yang disampaikan di Jenewa, Tedros bercerita bahwa saat terjadi wabah flu di Spanyol yang menewaskan sedikitnya 50 juta orang, dibutuhkan waktu 2 tahun untuk membasmi wabah tersebut.
Baca Juga: Benarkah Vaksin Flu Kurangi Risiko Terkena Covid-19?
Tedros menambahkan, di era modern dengan kemajuan teknologi semakin canggih, memungkinkan dunia untuk menghentikan penyebaran virus mematikan tersebut dengan waktu yang lebih singkat.
"Meskipun banyak hal yang menyebabkan virus menyebar lebih pesat, namun di saat yang bersamaan, kita juga memiliki teknologi untuk menghentikannya, dan pengetahuan untuk menghentikannya," kata Tedros dikutip dari BBC.
Pendapat Berbeda
Foto: Orami Photo Stocks
Hingga kini, COVID-19 telah menewaskan lebih dari 800 ribu orang dan hampir 23 juta orang dinyatakan terinfeksi COVID-19.
Meski begitu menurut Tedros jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 diperkirakan lebih dari yang dilaporkan karena terkendala berbagai fasilitas kesehatan dan alat swab test atau rapid test.
Baca Juga: Berita Baik, Obat Antivirus COVID-19 Mulai Masuk Uji Coba Tahap Tiga
Meskipun Tedros memprediksi bahwa COVID-19 hilang dalam waktu kurang dari 2 tahun, pendapat berbeda disampaikan oleh Prof Sir Mark Walport, anggota Kelompok Penasihat Ilmiah Inggris untuk Keadaan Darurat (Sage) yang menyebut bahwa COVID-19 tidak bisa dihilangkan dan menjadi bagian dari lingkungan masyarakat selamanya namun dalam bentuk yang berubah-ubah.
Walport menyarankan agar masyarakat melakukan vaksinasi COVID-19 secara berkala.
Korupsi APD di Berbagai Negara
Foto: Orami Photo Stocks
Di beberapa negara seperti Kenya, Afrika Selatan, pada Jumat 22/8/2020) dikabarkan masyarakat berdemo atas dugaan korupsi terhadap APD atau fasilitas kesehatan lainnya selama pandemi.
Selain itu, beberapa dokter di sejumlah rumah sakit melakukan mogok kerja karena gajinya hingga kini tidak dibayarkan dan fasilitas kesehatan yang kurang memadai.
Baca Juga: Viral Video Dua Pengunjung Supermarket Diusir saat Belanja Pakai APD
Terkait persoalan itu, Tedros menyampaikan bahwa korupsi terkait dengan pasokan alat pelindung diri (APD) selama pandemi "tidak dapat diterima", dan menyebutnya sebagai "pembunuhan".
"Jika petugas kesehatan bekerja tanpa APD, kami mempertaruhkan nyawa mereka. Dan itu juga membahayakan nyawa orang yang mereka layani," tambahnya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.