04 Juni 2024

6 Peran Indonesia dalam KAA (Konferensi Asia-Afrika)

Berkomitmen kuat dalam menghapus penjajahan dunia
6 Peran Indonesia dalam KAA (Konferensi Asia-Afrika)

Foto: Commons.wikimedia.org

Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang diadakan pada tahun 1955 di Bandung, Indonesia, merupakan sebuah momen penting dalam sejarah diplomasi internasional. Apa saja ya, peran Indonesia dalam KAA?

Sebagai negara yang baru saja memperoleh kemerdekaannya dari penjajahan Belanda, ternyata Indonesia memainkan peran penting dalam inisiasi dan penyelenggaraan konferensi ini, lho.

Di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, Indonesia tidak hanya berperan sebagai tuan rumah.

Namun, Indonesia juga menjadi pemimpin yang mempromosikan solidaritas dan kerjasama antar negara-negara di Asia dan Afrika yang baru merdeka atau masih berjuang untuk kemerdekaan.

Mari simak lebih lanjut peran Indonesia dalam KAA dalam artikel berikut.

Baca Juga: 29 Nama Pahlawan Nasional Indonesia dan Kisah Perjuangannya

Peran Indonesia dalam KAA

Konferensi Asia Afrika
Foto: Konferensi Asia Afrika (Blogs.lse.ac.uk)

Indonesia memiliki peranan penting dalam Konferensi Asia Afrika yang diadakan pada tahun 1955, di mana konferensi ini diikuti oleh 29 negara dari Asia dan Afrika.

Konferensi ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dan politik antar negara-negara tersebut.

Berikut ini peran Indonesia dalam KAA:

1. Inisiator dan Penyelenggara

Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, memainkan peran kunci sebagai inisiator Konferensi Asia-Afrika.

Ide untuk mengadakan konferensi ini pertama kali muncul setelah Indonesia merdeka dan ingin mempromosikan solidaritas antara negara-negara di Asia dan Afrika yang menghadapi masalah yang serupa, yaitu penjajahan.

Setelah berhasil menggagas konferensi, Indonesia juga menjadi tuan rumah dan penyelenggara utama acara tersebut.

Melansir laman Direktorat Sekolah Menengah Pertama, pertemuan perdamaian dunia yang disebut dengan Konferensi Asia Afrika ini diadakan di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 18-24 April 1955.

Sebagai penyelenggara, Indonesia bertanggungjawab untuk semua aspek penyelenggaraan konferensi, mulai dari logistik, keamanan, hingga akomodasi para delegasi.

Kota Bandung dipilih karena dinilai sebagai kota yang representatif dan memiliki infrastruktur yang memadai untuk menyelenggarakan event internasional sebesar itu.

Pemerintah Indonesia, khususnya pemerintah kota Bandung dan pemerintah pusat pun bekerja keras untuk memastikan bahwa konferensi berjalan lancar dan sukses.

Baca Juga: Tujuan Dibentuknya PPKI beserta Sejarah, Tokoh, dan Tugasnya

2. Membangun Solidaritas Antarnegara

Konferensi Asia-Afrika yang diadakan di Bandung pada tahun 1955 adalah momen penting di mana negara-negara yang baru merdeka atau yang masih berjuang untuk kemerdekaan dari penjajahan berkumpul untuk membicarakan dan mengatasi masalah bersama.

Kebanyakan dari negara-negara ini menghadapi tantangan serupa, yaitu peninggalan kolonialisme yang telah lama mempengaruhi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial mereka.

Indonesia sebagai tuan rumah, tidak hanya menyediakan tempat untuk konferensi tetapi juga aktif dalam memfasilitasi diskusi dan kerjasama antarnegara.

Presiden Soekarno, pemimpin Indonesia saat itu, dengan kuat mendukung dan mendorong ide solidaritas antar negara Asia dan Afrika.

Melalui pidato dan diplomasi, Soekarno menunjukkan bahwa solidaritas dan kerja sama adalah kunci untuk memperkuat kedaulatan dan kemerdekaan setiap negara serta untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi rakyat mereka.

3. Menggalang Dukungan untuk Gerakan Non-Blok

Pemimpin Negara dalam KAA
Foto: Pemimpin Negara dalam KAA (Researchgate.net)

Peran Indonesia dalam KAA selanjutnya yakni menggalang dukungan untuk gerakan non-blok.

Gerakan non-blok merupakan sebuah aliansi negara-negara yang memutuskan untuk tidak bergabung dengan blok kekuatan besar manapun selama Perang Dingin, khususnya blok yang dipimpin oleh Amerika Serikat atau Uni Soviet.

Tujuan utama dari gerakan ini adalah untuk mempertahankan kedaulatan dan kebebasan politik negara-negara anggotanya dalam menghadapi tekanan dari kedua blok tersebut.

Nah, Konferensi Asia-Afrika menjadi salah satu platform penting di mana ide-ide mengenai gerakan ini mulai dibahas secara terbuka dan serius.

Presiden Soekarno bersama dengan pemimpin-pemimpin dari negara-negara Asia dan Afrika lainnya menggunakan konferensi ini sebagai kesempatan untuk mempromosikan pentingnya kebebasan dan kedaulatan dalam politik internasional.

Baca Juga: 35+ Pakaian Adat dari Semua Provinsi di Indonesia, Unik!

4. Merumuskan Deklarasi Konferensi

Peran Indonesia dalam KAA (Konferensi Asia Afrika) lainnya adalah turut merumuskan Deklarasi Konferensi yang lebih dikenal sebagai Deklarasi Bandung atau Dasasila Bandung.

Melansir laman Britannica, deklarasi ini terdiri dari 10 poin tentang "promosi perdamaian dan kerja sama dunia," yang menggabungkan prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Lima Prinsip Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru.

Berikut isi Dasasila Bandung yang disetujui setelah penyelenggaraan KAA berlangsung.

  1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
  2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
  3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil
  4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain
  5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB
  6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain
  7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
  8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB
  9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
  10. Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional

5. Mendorong Pembangunan Ekonomi

Pemimpin-pemimpin negara dalam KAA, termasuk Presiden Indonesia, yaitu Soekarno, menekankan pentingnya kerja sama ekonomi sebagai salah satu cara untuk mencapai kemandirian dan kemajuan ekonomi.

Indonesia dan negara-negara yang hadir pun berusaha merumuskan strategi-strategi yang bisa mendukung pembangunan ekonomi bersama.

Misalnya melalui peningkatan perdagangan antar negara, kerja sama investasi, dan proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang bisa memanfaatkan sumber daya alam dan tenaga kerja di negara-negara tersebut.

Baca Juga: Istana Bogor: Sejarah, Ruangan, dan Koleksi di Dalamnya

6. Pengaruh ke Politik Global

Konferensi Asia Afrika di Bandung
Foto: Konferensi Asia Afrika di Bandung (Indonesia-investments.com)

Peran Indonesia dalam KAA berikutnya yakni bisa meningkatkan citra dan pengaruh Indonesia di mata dunia, terutama di kalangan negara-negara Asia dan Afrika.

Hal ini membantu Indonesia dalam membangun jaringan internasional yang lebih luas dan memperkuat posisi politik serta diplomasi Indonesia di panggung global.

Demikian penjelasan mengenai peran Indonesia dalam KAA yang penting untuk diketahui.

Semoga informasinya bermanfaat, Moms.

  • https://ditsmp.kemdikbud.go.id/peringatan-konferensi-asia-afrika-peran-indonesia-dalam-mewujudkan-perdamaian-dunia/
  • https://www.britannica.com/event/Bandung-Conference
  • https://esi.kemdikbud.go.id/wiki/Dasasila_Bandung

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.