09 Juni 2024

5 Perasaan Seorang Ibu ketika Anaknya Menikah, Campur Aduk!

Pahami agar kita bisa berempati

Ketika seorang ibu melihat anaknya menikah, campuran perasaan yang mendalam sering kali menyelimuti hatinya. Mari kita ulik lebih dalam tentang perasaan seorang ibu ketika anaknya menikah.

Tentunya, ada rasa kebahagiaan yang luar biasa karena melihat buah hati yang dulu dia rawat dan besarkan dengan penuh kasih sayang, kini memulai babak baru dalam hidupnya.

Namun, di sisi lain, ada juga rasa haru dan mungkin sedikit kesedihan karena menyadari bahwa anaknya kini memasuki fase kedewasaan dan akan menjalani kehidupan yang mungkin lebih mandiri.

Perasaan seorang ibu ketika anaknya menikah bercampur antara bangga, haru, bahagia, dan sedikit cemas yang menjadi satu.

Ini menciptakan momen yang penuh emosi dan kenangan tak terlupakan.

Baca Juga: Batasan Membantu Saudara dan Orang Tua setelah Menikah

Perasaan Seorang Ibu ketika Anaknya Menikah

Perasaan Ibu saat Anak Menikah
Foto: Perasaan Ibu saat Anak Menikah (Freepik.com/vasilij33)

Saat anak menikah, ibu mungkin akan membayangkan transisi kehidupan ke depannya.

Transisi akan kehidupan terpisah yang dengan lebih sedikit kontak, bicara, dan pertemuan.

Melansir laman Millennial Life Counseling, transisi ini bisa menimbulkan perpaduan emosional karena akan adanya penetapan batasan antara ibu dengan anaknya.

Itulah mengapa ibu bisa merasakan perasaan yang campur aduk saat anaknya menikah.

Berikut ini ragam perasaan seorang ibu ketika anaknya menikah.

1. Bahagia dan Bangga

Perasaan bahagia yang dirasakan seorang ibu saat anaknya menikah adalah campuran dari berbagai emosi positif yang mendalam.

Ibu merasa bangga melihat anaknya telah mencapai tahap penting dalam kehidupan.

Ini adalah momen di mana semua usaha dan pengorbanan dalam membesarkan anak terasa sangat berharga dan bermakna.

Ada juga perasaan puas melihat anaknya menemukan pasangan hidup yang tepat, seseorang yang akan mendukung dan mencintai anaknya.

Kebahagiaan ini diperkuat oleh kenyataan bahwa harapan terbesar dalam hidupnya, yaitu melihat anak menikah, telah terwujud, membawa kepuasan hati yang mendalam.

Selain itu, kebahagiaan seorang ibu sangat terkait dengan kebahagiaan anaknya.

Melihat anaknya bahagia di hari pernikahan, dengan senyum dan tawa yang tulus, memberikan kebahagiaan luar biasa bagi sang ibu.

2. Haru

Perasaan ibu ketika anak menikah juga pastinya bercampur dalam keharuan.

Melihat anaknya yang dulu kecil dan bergantung padanya kini berdiri dewasa dan siap memulai hidup baru dengan pasangan, membuat ibu merasakan keharuan yang kuat.

Momen ini mengingatkan pada semua kenangan masa lalu, mulai dari saat pertama kali menggendongnya, menyaksikan langkah pertama, hingga momen-momen penting lainnya dalam pertumbuhan anaknya.

Air mata haru sering kali tidak bisa ditahan, karena ini adalah puncak dari perjalanan panjang yang penuh dengan cinta, pengorbanan, dan doa.

Rasa haru ini juga mencerminkan kebanggaan melihat anaknya mencapai salah satu tonggak penting dalam hidup, sekaligus kebahagiaan dan doa tulus untuk masa depan yang cerah dan bahagia bagi anaknya.

Baca Juga: 28 Rekomendasi Lagu untuk Pernikahan, Romantis Penuh Makna!

3. Cemas dan Khawatir

Namun, di balik kebahagiaannya itu, mungkin saja juga terselip rasa khawatir.

Ibu mungkin merasa khawatir tentang bagaimana anaknya akan menghadapi tantangan dalam pernikahan dan kehidupan rumah tangga yang baru.

Ada kecemasan tentang apakah anaknya akan bahagia, apakah pasangan hidup anaknya akan memperlakukannya dengan baik, dan apakah mereka akan dapat mengatasi masalah yang mungkin timbul.

Meskipun kebahagiaan dan harapan mendominasi, perasaan cemas ini tetap hadir sebagai bagian dari cinta dan kepedulian seorang ibu terhadap anaknya.


4. Sedih dan Kehilangan

Ibu mungkin merasa kehilangan karena anak yang dulu selalu dekat dan tergantung padanya kini akan lebih fokus pada pasangan dan keluarganya sendiri.

Kesedihan ini juga bisa disertai dengan kekhawatiran tentang apakah hubungan mereka akan tetap seerat dulu.

Sedih ini juga mungkin diiringi kerinduan akan kebersamaan yang mungkin tidak akan sama lagi.

Meskipun bangga dan bahagia melihat anaknya memulai babak baru dalam hidup, perasaan sedih ini adalah bagian alami dari proses melepaskan dan menerima perubahan.

5. Tenang

Perasaan seorang ibu ketika anaknya menikah juga meliputi ketenangan.

Rasa tenang ini muncul dari keyakinan bahwa anaknya telah menemukan pasangan hidup yang tepat dan akan menjalani kehidupan yang bahagia dan stabil.

Ibu merasa tenang mengetahui bahwa anaknya tidak akan sendirian dalam menghadapi tantangan hidup, tetapi akan memiliki seseorang yang mendukung dan mencintainya sepenuh hati.

Rasa tenang ini juga datang dari keyakinan bahwa nilai-nilai dan pelajaran yang telah dia tanamkan dalam diri anaknya akan membantu anaknya membangun rumah tangga yang harmonis.

Selain itu, ibu merasa bahwa peran dan tanggung jawab yang selama ini ia emban sebagai pengasuh utama telah berhasil dijalankan dengan baik.

Kelegaan ini memberikan rasa damai dan kepuasan mendalam, melihat anaknya memulai babak baru dengan penuh harapan dan cinta.

Baca Juga: 15 Tanda Siap Menikah, Calon Pengantin Pahami Ini!

Pentingnya Memahami Perasaan Seorang Ibu Ketika Anaknya Menikah

Ibu Dampingi Anak Menikah
Foto: Ibu Dampingi Anak Menikah (Freepik.com/freepik)

Perasaan seorang ibu ketika anaknya menikah penting untuk dipahami karena hal ini menunjukkan rasa empati terhadap ibu yang telah memberikan banyak cinta, waktu, dan pengorbanan dalam membesarkan anaknya.

Mengerti perasaannya membantu kita menghargai betapa besar peran ibu dalam hidup kita.

Memahami perasaan ibu juga membantu menciptakan ikatan keluarga yang lebih kuat dan harmonis.

Saat kita menyadari betapa berartinya momen ini bagi ibu, kita bisa lebih mendukung dan menghargainya, menjadikannya bagian dari kebahagiaan kita.

Dengan memahami perasaan ibu, kita bisa lebih bijak dalam menjaga hubungan yang erat dan hangat dengan keluarga meskipun telah memulai kehidupan rumah tangga sendiri.

Pada akhirnya, ini juga membantu kita menumbuhkan kesadaran dan kesiapan emosional saat kita sendiri menghadapi fase kehidupan serupa, baik sebagai orang tua maupun sebagai anak.

Menurut Dr. Lynn Margolies, psikolog di Massachusetts, Amerika Serikat pada situs resminya mengatakan kesulitan dengan perpisahan anak yang menikah sering dialami orang tua, terutama ibu.

Pada saat-saat seperti ini, para ibu perlu melepaskan dan membiarkan anak-anak mereka menjadi dewasa dan bertransisi ke tingkat berikutnya.

  • https://www.millenniallifecounseling.com/mlcblog/what-your-mom-has-to-do-with-your-marriage
  • https://www.drlynnmargolies.com/daughters-growing-up--mothers-growing-scared-a.htm

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.