Perjalanan MengASIhi Kimberly Ryder untuk Kedua Buah Hatinya
Tahukah Moms, sebentar lagi kita akan menyambut Hari Pekan ASI Sedunia atau dikenal dengan World’s Breastfeeding Week (WBW).
Adapun perayaan ini diperingati untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak atau bayi akan kebutuhan ASI.
Kebutuhan ASI biasanya diutamakan untuk Si Kecil hingga ia berusia 2 tahun atau lebih.
Tak hanya itu, ini juga didasari gerakan untuk menguatkan budaya mengASIhi.
Untuk mewujudkan ini, para selebritis tanah air pun kerap berbagi perjalanan dalam mengasuh dan mengASIhi buah hatinya.
Salah satu cerita perjalanan menyusui datang dari aktris dan model Indonesia, Kimberly Ryder.
Adapun tulisan ini dari hasil wawancara langsung dengan Kimberly Ryder, ibu dari Rayden Starlight Akbar (2 tahun) dan Aisyah Moonlight Akbar (1 tahun), pada Kamis, 10 Juni 2021.
Berhenti DBF di Usia Anak 6 Bulan
Foto: instagram/kimbrlyryder
Tak terasa setelah setahun Kimberly Ryder dikarunai anak pertama, Rayden, ia kembali mengandung anak kedua.
Anak keduanya ini akrab disapa dengan nama Aisyah.
Kilas balik ke masa-masa menyusui Rayden, dari awal kelahirannya dulu ya Moms.
Ia memang selalu menerapkan metode direct breastfeeding (DBF).
Mungkin karena faktor anak laki-laki, Kimberly bercerita bahwa Rayden sejak lahir menyusunya cukup 'kuat' tanpa henti.
Semua berjalan dengan lancar tanpa ada kendala apapun.
Baca Juga: Program Hamil Anak Kedua, Ini Hal yang Harus Moms Pertimbangkan
Mau itu pagi sampai bergadang di malam hari, Kimberly selalu memberikannya direct breastfeeding untuk Rayden.
Karena selalu berusaha memberikan ASI secara langsung, bonding antara ibu dan anak yang ia rasakan cukup kuat.
Hingga Kimbery diketahui hamil anak kedua, saat itu usia Rayden masih sangat kecil sekali, sekitar 5 bulan.
Namun, kondisi kehamilan keduanya di saat itu tak memungkinkan untuk mengASIhi Rayden secara bersamaan.
Ia pun terpaksa berhenti DBF di usia Rayden yang menginjak 6 bulan karena dari anjuran dokter kandungan yang merawatnya.
Di usia Rayden yang kurang dari 1 tahun ini, tentu Kimberly sebagai seorang ibu tidak cukup rela. Perasaan sedih semua campur aduk dirasakan.
Meski begitu, ia terpaksa berhenti total DBF karena pendarahan lama yang dialaminya ketika usia kehamilan menginjak 2 bulan.
Pendarahan Lama Saat Hamil Aisyah
Foto: instagram/kimbrlyryder
Pendarahan waktu hamil Aisyah ini menjadi hal baru di hidup Kimberly sebagai seorang ibu.
Ini karena waktu hamil Rayden tak pernah merasakan hal yang aneh.
Saat hamil Rayden, Kimberly terbilang cukup aktif. Saat itu bahkan sempat travelling ke Inggris dan berkeliling kota naik transportasi umum dan lain-lain.
Bahkan sempat ke Jepang dan Amsterdam untuk bekerja. Selama perjalanan itu, tidak ada masalah sama sekali yang dirasakannya.
"Nah waktu hamil Aisyah ini, aku curiga apa mungkin menyusui Rayden bersamaan dengan hamil waktu itu menjadi pemicunya," ungkapnya.
Awalnya perdarahan kecil lama-lama banyak dan sampai beberapa minggu.
Setelah berkonsultasi ke dokter kandungan, ternyata benar direct breastfeeding itu membuat kontraksi dan perdarahan semasa kehamilan Aisyah.
Baca Juga: 8 Manfaat Susu Kedelai bagi Tubuh, Sehat Banget!
Di luar itu, ia tidak merasakan keluhan apapun dan tetap mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Mungkin itu juga menjadi salah satu pemicu pendarahan saat hamil itu berlangsung lama.
Sampa suatu waktu Kimberly diperlukan bedrest karena kondisinya yang semakin melemah.
'Disembuhkan' dengan Sup Herbal Ayam Hitam
Foto: instagram/kimbrlyryder
Beruntungnya waktu perdarahan itu, Kimberly diberikan sup herbal ala Tionghoa dari teman dekatnya.
Teman dekatnya ini cukup paham tentang pengobatan tradisional herbal asal China.
"Saya mencoba makan sup buatannya yaitu black chicken herbal soup," jelasnya.
Bahan dasarnya yakni sarang burung asli dengan rempah-rempah herbal spesial.
Awalnya Kimberly agak ragu untuk memakannya, karena warna ayam yang begitu hitam pekat. Ini juga pengalaman pertama bagi ia untuk mencobanya.
Benar saja Moms, keesokan harinya Kimberly merasakan pendarahan itu berhenti secara tiba-tiba. Agak tidak percaya tapi memang benar adanya, lho!
Bersyukurnya lagi meskipun terjadi pendarahan ketika kehamilan keduanya, janin dalam kondisi sehat dan baik.
Suaminya Edward Akbar, juga lebih protektif dan merawat Kimberly ketika sedang drop di kala itu.
Pengalaman Pengenalan 'Inisiasi' di Inggris
Foto: instagram/kimbrlyryder
Moms, kita kilas kembali ke perjalanan Rayden waktu lahir di Inggris, ya. KImberly menceritakan sewaktu di Inggris, proses persalinannya hampir sama dengan di Indonesia.
Pengenalan 'ASI' atau 'Inisiasi' dan menaruh bayi di dada ibunya pun berlaku di Inggris.
"Rayden ditaruh susternya di dada terus disuruh nyari sendiri payudara ibunya," cerita Kimberly.
Malahan, di sana mereka sangat oriented sekali dengan pemberian ASI atau breastfeeding, lho.
Baca Juga: 13 Manfaat Kolostrum bagi Bayi, Luar Biasa!
Saat di sana, Kimberly diberikan pengarahan oleh bidan dan susternya tentang 'kolostrum'. Kolostrum itu seperti cairan pertama yang keluar dari payudara ibu sebelum keluarnya ASI.
"Jadi pada awalnya kolostrumnya dikeluarin, lalu diarahkan ke mulut Rayden. Suster juga tanya, udah minum banyak belum bayinya?", ungkap Kimberly.
Menurutnya, perawat di sana cukup perhatian dan selalu menanyakan kondisi kesehatan Kimberly dan juga Rayden.
Bahkan, ia mengatakan tak harus memakan lama di rumah sakit pasca melahirkan.
"Dalam kurang waktu 24 jam kami pun diperbolehkan pulang, karena tidak ada kendala dalam mengenalkan ASI ke Rayden," ungkapnya.
Perbedaan Hamil Rayden dan Aisyah
Foto: instagram/kimbrlyryder
Kimberly mengatakan, waktu itu kehamilan anak keduanya, Aisyah, saat usia Rayden menginjak 5 bulan.
"Di saat itu usia kehamilanku sudah menginjak 2 bulan, masih cukup dini sekali," jelasnya.
Untuk gejala kehamilan yang dialami sendiri sebenarnya tak jauh berbeda saat hamil anak pertama.
Baca Juga: Simak 11 Tanda Awal Kehamilan yang Sering Disepelekan Berikut Ini
Ibu dua anak ini menceritakan, saat hamil ia tidak suka dengan bau-bau yang menyengat. "Bahkan wangi parfum suami yang aku suka banget aja aku jadi nggak suka, haha," tambahnya.
Untuk kegiatan masak memasak pun cukup jarang saat hamil pertama.
Nah, saat hamil anak keduanya ini, Kimberly sempat merasakan 'morning sickness'. Ia agak sedikit mual dan tidak cocok dengan sejumlah makanan yang dikonsumsinya.
Selain itu, gejala yang paling beda yakni pendarahan yang dialaminya saat kehamilan kedua.
Cukup mengejutkan dan sedikit 'bingung' karena ini pengalaman pertama kalinya.
Mengikuti saran dokter, ia terpaksa harus berhenti direct breastfeeding secara menyeluruh dan tidak dibolehkan pumping untuk Rayden.
Alasan Lebih Percaya Melahirkan dengan Bidan
Foto: instagram/kimbrlyryder
"Saya orangnya tuh kalau bisa semuanya natural, kenapa enggak gitu ya," terangnya dengan semangat.
Waktu kehamilan pertama Rayden ia mengatakan tidak ada komplikasi atau menggunakan epidural. Semuanya benar-benar berjalan normal.
Di Inggris, Kimberly juga dibantu banyak bidan dan semuanya terasa normal tanpa ada kendala.
Begitu juga halnya sewaktu melahirkan Aisyah di Lembang, Bandung.
Di Lembang, Kimberly dibantu dengan bidan yang membantu kelahiran adik dari sang suami, 17 tahun lalu.
"Jadi memang sudah senior dan kenal dekat dengan keluarga suamiku, Edward," tambahnya.
Jadi, ketika anak pertamanya sukses dilahirkan secara normal, Kimberly pun percaya bahwa proses melahirkan anak keduanya juga akan sama.
Apalagi di saat suasana pandemi seperti ini, ia mengatakan cukup ragu untuk berkunjung ke rumah sakit.
Saat hamil Aisyah pun ia hanya kontrol setiap 2 bulan sekali ke dokter kandungan.
Baca Juga: Ini Ciri-ciri Jahitan Lepas Pasca Melahirkan Normal, Moms Wajib Tahu!
Adapun hal menarik sewaktu di Inggris yang Kimberly rasakan saat hamil Rayden yaitu, selama 9 bulan kehamilan biasanya hanya datang 2 kali untuk pemeriksaan USG.
Namun, untuk konsultasi sama seperti di Indonesia, yaitu dilakukan per bulan. Namun untuk USG tidak dilakukan setiap kunjungan.
Bukan Tandem Nursing, Memilih untuk Susu Botol
Foto: Instagram/kimbrlyryder
Perbedaan usia Rayden dan Aisyah hanya setahun, bahkan ulang tahunnya hanya beda satu hari.
Ketika tahu hamil Aisyah, Kimberly sempat googling dan tertarik untuk mencoba tandem nursing.
Tandem nursing itu adalah metode menyusui sekaligus antara kedua bayi yang usianya tidak jauh berbeda. Kegiatan menyusuinya sendiri bisa dilakukan bersamaan ataupun sendiri-sendiri.
Awalnya ia memang mau mencoba metode ini waktu Aisyah lahir tapi ternyata harus berhenti breastfeeding sama sekali karena arahan dokter.
"Karena pumping saat hamil mengakibatkan kontraksi dan pendarahan," ungkapnya.
Dengan sedihnya ia terpaksa berhenti dan mencoba mengenalkan Rayden untuk pindah susu formula.
Awalnya tentu sulit dan butuh perjuangan menerapkan metode ini. Karena bonding antara Kimberly dan Rayden cukup kuat dari direct breastfeeding.
"Menurutku, kalau memang kita completely cut off menyusui langsung itu lebih gampang, daripada ngajarin anak pakai botol secara bertahap," ungkap Kimberly.
Kimberly sesekali juga pernah mencoba memberikan ASIP ke Aisyah, dan itu lebih sulit dibandingkan Rayden.
Karena saat itu ada 'opsi' untuk memberikan ASI langsung atau direct breastfeeding untuk Aisyah.
Baca Juga: Manfaat Vitamin E dalam Merencanakan Kehamilan
Rayden saat berhenti menyusui langsung juga sempat menghabiskan stok ASIP di freezer yang disimpan untuk kondisi darurat di kala itu.
Usia Rayden yang menginjak 6 bulan itu, dibarengi juga pemberian susu formula dengan MPASI.
Jadi MPASI cukup membantu Kimberly dalam masa peralihan dari direct breastfeeding ke susu botol.
Menurut Kimberly, paling penting itu dalam mencoba cara ini adalah niat Moms serta sedikit 'tega' pada anak.
Maksud 'tega' di sini agar Si Kecil tahu bahwa memang tidak ada pilihan lain untuk mulai menyusu botol, bukan DBF lagi.
Memakai Silicon Pump untuk ASIP
Foto: Instagram/kimbrlyryder
Semenjak Rayden mengenal susu dari botol, Kimberly mulai sedikit santai dan bisa fokus untuk direct breastfeeding Aisyah.
Ia juga menceritakan bahwa Rayden setelah lama-kelamaan terbiasa minum dari botol, dan mulai mengerti.
"Mau mencoba kasih DBF lagi tapi dianya udah ada gigi, aku jadi agak takut ya, haha" kata Kimberly.
Tapi menariknya Rayden justru menolak disusui langsung dan memilih untuk minum susu dari botol.
Sewaktu Kimberly sedang menyusui Aisyah secara langsung, payudara sebelahnya ia pasangkan silicon pump untuk menampung ASI yang berlebih.
"Let down reflex masuk ke silikon itu, terus isi ke botol susu, masukin kulkas, dan malam harinya dikasih ke Rayden," kisah Kimberly.
Rayden meminumnya saat malam hari dan keesokan paginya dilanjut dengan susu formula.
"Karena sudah terbiasa minum di botol, jadinya Rayden sudah lupa masa-masa direct breastfeeding," tambahnya.
Peran Edward Akbar Sebagai Ayah
Foto: instagram/kimbrlyryder
Kimberly sebagai seorang istri dan ibu kedua anaknya tentu bersyukur memiliki Edward sebagai suami dan ayah.
Menurutnya, peran sang suami sangat membantu, apalagi ketika ia terpaksa bedrest saat pendarahan di kehamilan keduanya.
Edward seringkali membuatkan makanan MPASI untuk Rayden, memandikannya, menemani anak bermain, sampai merawat Kimberly saat sakit.
Waktu itu juga, Edward sempat mengajak Kimberly untuk refreshing sejenak ke Bali.
Baca Juga: 15 Tips Ibu Hamil 9 Bulan Agar Persalinan Lancar, Yuk Coba!
"Dia mikirin saya, tidak bisa kemana-mana setelah ngelahirin, jadi dikasih staycation deh," terangnya.
Dari pihak keluarga juga sangat mendukung Kimberly dalam hal apapun. Termasuk dalam menentukan metode mengASIhi yang tepat untuk Rayden dan Aisyah.
Jadi, tak ada yang dibeda-bedakan di antara keduanya.
Tips untuk MengASIhi Buah Hati
Foto: instagram/kimbrlyryder
Setiap ibu hamil atau ibu menyusui tentu berbeda kondisinya. Ada yang tidak merasakan apa-apa meskipun sedang tandem nursing, begitu juga ada yang sebaliknya.
Menurutnya, beruntung jika seorang ibu yang dapat melakukan keduanya sekaligus dalam mengASIhi buah hatinya.
Terlepas itu, bagi merasakan hal yang sama dengan Kimberly, ia menyatakan bahwa tidak ada yang salah dengan hal itu.
"Saya percaya, ASI tetap lebih sehat dibandingkan susu formula atau alternatif penggantinya," ungkap Kimberly.
Sehingga menurutnya, memberikan ASIP atau susu formula ke anak adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk tetap mengASIhi meski tidak secara langsung atau DBF.
Adapun Kimberly memberikan beberapa tips yang bisa diterapkan untuk para ibu menyusui:
- Anak-anak dibuat as closest as possible. Artinya, Moms harus memberikan kepercayaan lebih terhadap kakak atau anak yang lebih tua. Biarkan kakak dan adiknya membaur dan 'sedekat' mungkin.
- Mengajarkan kasih sayang di dalam keluarga dengan penuh lemah lembut.
- Biarkan kakak untuk merawat adiknya, hindari 'menakut-nakuti' atau memberikan peringatan seperti "eh jangan dekat-dekat adik" dan sebagainya.
- Mintalah bantuan apabila Moms merasa sedang tidak sehat. Jangan 'gengsi' untuk meminta bantuan, karena menjadi seorang ibu itu perlu dukungan dari banyak pihak.
- Selalu bahagia agar anak-anak merasakan hal yang sama. Jika ibunya bisa mengelola stres dan emosional nanti anaknya juga akan menyerap energi positif.
Kimberly juga menambahkan, jika memungkinkan untuk meminta bantuan nanny atau baby sitter, sebaiknya lakukan hal itu.
Pasalnya, ia juga menerangkan bahwa saat ini memakai jasa nanny untuk membantu di rumah. Meskipun saat Rayden, ia sepenuhnya mengurus sendiri selama 8 bulan penuh.
"Karena saya sadar, semua tak bisa di-handle sendiri, yang ada nanti malah membuat kita sakit sendiri," terangnya.
Baca Juga: 11 Manfaat Susu Almond Untuk Ibu Hamil, Bantu Tumbuh Kembang Calon Bayi!
Dari cerita Kimberly tadi dapat disimpulkan bahwa semua proses mengASIhi dan menyusui anak ini tentu tak berhasil jika tak ada niat yang penuh.
Bahkan, dukungan dari orang sekitar seperti suami dan keluarga, turut mengambil peran dalam membentuk 'tim' orang tua hebat.
Selain itu,menjaga kesehatan mental juga perlu ya Moms. Karena jika kita sebagai ibu tak bisa mengelola stres dengan baik, akan berdampak pada cara kita mengasuh anak.
Tak hanya menunggu saat 'sakit' untuk meminta bantuan, bahkan untuk waktu me-time pun itu normal sekali.
Jika memang memungkinkan, nikmati prosesnya dalam mengASIhi anak, karena ini tak selalu datang di setiap kesempatan. Tetap semangat menyusui buah hati ya, Moms!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.